Tawuran Pelajar Makin Marak, Islam Solusinya

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Misalina
(Kontributor CemerlangMedia.Com)

CemerlangMedia.Com — Sungguh sangat disayangkan pendidikan saat ini melahiran generasi-generasi yang jauh dari kepribadian Islam. Hal ini dilihat dari banyaknya pelajar yang melakukan aksi tawuran. Seperti awal tahun ajaran baru ini, yakni sebanyak 69 pelajar berencana melakukan tawuran pada hari pertama masuk sekolah. Ini terjadi di kawasan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten. Namun, aksi tersebut diamankan oleh Polresta Tangerang (Beritasatu.com, 23-07-23).

Pertanyaannya, apakah hal ini sudah mencerminkan pendidikan yang baik? Apakah sistem saat ini sudah melahirkan generasi-generasi yang bermartabat? Di manakah peran negara?

Aksi tawuran tidak hanya meresahkan masyarakat saja, tetapi juga membuat onar di tengah-tengah masyarakat. Bahkan dalam aksi tawuran pun membuat pelakunya menjadi terluka. Hal ini terjadi di wilayah Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, seorang pelajar terluka parah akibat sabetan senjata tajam ketika tawuran (TangerangNews.com, 23-07-23).

Akibat tawuran mendatangkan adanya korban. Namun, ada juga yang melakukan aksi tawuran hanya untuk mencari eksistensi di media sosial. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Metro Penjaringan Kompol Harry Gasgari bahwa tawuran yang dilakukan oleh sekelompok pelajar di Jembatan Bandengan, Jakarta Utara hanyalah sekadar mencari pengakuan atau eksistensi di media sosial (ANTARA.com, 18-07-23).

Aksi tawuran ibarat sebuah candu yang terjadi pada saat ini. Mirisnya, aksi tawuran tersebut dilakukan saat tahun ajaran baru oleh pelaku yang kebanyakan dari para pelajar. Hal ini memperlihatkan bahwa pendidikan saat ini tidaklah baik-baik saja. Para pelajar yang seharusnya menimba ilmu, tetapi malah ikut melakukan aksi tawuran. Berpamitan dengan orang tua untuk pergi sekolah, tetapi malah ikut tawuran.

Buah Sekularisme

Buah dari sekularisme telah melahirkan generasi-generasi yang jauh dari kepribadian Islam. Tidak sedikit pelajar yang menangis tersedu-sedu ketika bertemu dengan orang tuanya. Hal ini menunjukkan bahwa mental mereka masih mental kerupuk, ketika dihadapkan dengan orang tuanya langsung menciut dan menangis tersedu-sedu. Bisa jadi mereka hanya ikut-ikutan atau ingin mencoba hal baru. Biasa diketahui bahwa yang melakukan aksi tawuran adalah mereka yang sering bolos sekolah atau di sekolah mendapat nilai merah, atau hanya sekadar menunjukkan eksistensi di media sosial supaya viral.

Sekularisme telah membuat para remaja tidak mengenal jati dirinya. Selain itu, sekularisme telah memisahkan agama dari kehidupan manusia itu sendiri. Tidak hanya itu, sistem saat ini telah memberikan kebebasan kepada setiap indiviu untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Pendidikan saat ini pun tidak melahirkan generasi-generasi yang memiliki kepribadian Islam, baik secara pikiran maupun sikap.

Sistem Pendidikan yang Rusak

Tawuran sudah berulang kali terjadi. Oleh karena itu, seharusnya negara melakukan upaya mendasar untuk menyelesaikan akar masalah terhadap tawuran tersebut secara sistematis. Sungguh disayangkan, pemuda yang seharusnya menjadi pilar peradaban ternyata mengalami kebobrokan. Pemuda yang seharusnya memperjuangkan Islam, malah menjadi pemuda yang anarkis. Pemuda yang seharusnya menjadi tonggak perubahan, malah menjadi pemuda yang menciut.

Jika dicari akar masalahnya adalah karena sistem kehidupan yang rusak. Ditambah lagi sistem pendidikan saat ini yang berasas sekularisme kapitalisme dan mengabaikan peran agama dalam kehidupan. Agama hanya ditempatkan untuk ibadah mahdoh saja. Padahal agama tidak hanya mengatur tentang ibadah mahdoh, tetapi juga mengatur semua aspek dalam kehidupan ini, termasuk pendidikan.

Selain itu, akidah sekuler menjadikan para pelajar disibukkan untuk mengejar nilai dan manfaat serta hanya untuk mencari eksistensi semata. Tidak hanya itu, pelajar pun mengalami krisis jati diri dan tidak tahu apa tujuan hidup di dunia. Alhasil, kerusakan demi kerusakan tidak tertuntaskan. Seharusnya, usia mereka digunakan untuk menuntut ilmu demi perubahan untuk bangsa dan negera. Hal ini pun harus ada kontrol dari keluarga terhadap anaknya, bukan malah membiarkan anaknya untuk melakukan sesuka hati. Maka, perlu adanya solusi tuntas untuk menyelesakan masalah tersebut secara sistematis. Tentulah solusi tersebut berasal dari Islam. Jadi, tidak ada sistem yang terbaik kecuali berasal dari Islam itu sendiri.

Sistem Pendidikan Islam Melahirkan Generasi Emas

Islam merupakan agama yang sempurna. Islam mampu mengatur segala aspek kehidupan saat ini. Islam tidak hanya mengatur tentang perkara ibadah saja, tetapi semua lini kehidupan ada aturannya. Salah satu aturan yang diatur dalam Islam adalah pendidikan. Dalam Islam, sistem pendidikannya dilandasi oleh akidah Islam.

Sistem pendidikan Islam memiliki kurikulum Islam. Tujuan pendidikan Islam yaitu upaya sadar, terprogram, dan sistematis untuk membentuk kepribadian Islam para kaum pelajar dan generasi. Tidak hanya itu, dalam pendidikan Islam umat dididik agar mampu menguasai tsaqafah Islam. Alhasil, sistem pendidikan Islam akan mampu melahirkan generasi emas sesuai dengan tuntunan syariat.

Khatimah

Tawuran merupakan perilaku yang menyimpang dan merusak generasi. Sebagai seorang pelajar hendaklah fokus untuk menuntut ilmu, bukan mengikuti aksi tawuran dengan alasan sekadar ikut-ikutan atau hanya ingin eksis di media sosial. Oleh sebab itu, sudah saatnya umat kembali kepada sistem Islam dan sistem pendidikan Islam sehingga lahir generasi emas dan memiliki kepribadian Islam. Wallahu a’lam bisshawab [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *