Khalifah akan memerintahkan pasukan militernya untuk membebaskan Palestina dengan seruan jihad. Jihad adalah upaya membebaskan sebuah negeri Islam dengan jalan memerangi. Dalam Islam, istilah ‘perang’ tidaklah negatif. Perang hanya akan dikumandangkan apabila sebuah negeri kufur telah melakukan tindakan diskriminatif kepada sebagian wilayah Islam.
CemerlangMedia.Com — Kondisi makin memanas. Bom-bom dijatuhkan tanpa ampun di atas atap-atap reot rumah sakit dan tenda yang mudah terbakar. Beberapa penduduk Gaza Tengah terpanggang hidup-hidup tanpa ada yang bisa menolong karena kobaran api sangat tinggi, yakni mencapai 15 meter. Ini merupakan serangan ketujuh tentara Isra3l yang menargetkan kompleks Rumah Sakit Al-Aqsa (14-10-2024).
Kondisi yang mencekam pada malam itu tidak bisa dibayangkan. Bagaimana gemuruh suara yang saling sahut-menyahut meminta tolong, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat menolong karena situasi yang sangat tidak memungkinkan. Gambaran malam yang mencekam hingga membuat dada selalu sesak karena tidak mampu berbuat apa-apa, tidak mampu memberikan pertolongan, melainkan hanya mendoakan.
Terhitung, sudah genap satu tahun lebih pembantaian keji dan serangan brutal ini terjadi seolah menjadi sebuah tanda bahwa penjajahan di atas dunia legal dilakukan. Suara pembelaan terhadap kebenaran pun mulai sayup-sayup, makin lirih hingga tidak terdengar. Didukung pula dengan tindakan para pemimpin yang enggan bersuara, bahkan lebih memilih untuk pura-pura tidak tahu. Kecaman sebagai lip service untuk pemanis bibir pun tampaknya sudah tiada jua.
Tidak heran karena inilah wajah asli para pemimpin yang tumbuh dan berkembang dalam asuhan sistem kapitalisme sekuler. Dengan pemahaman nasionalisme yang ditumbuhsuburkan dalam sistem ini, mereka terdoktrin ide bahwa sekat-sekat wilayah telah menjadi batasan atau dinding pemisah yang tebal dan tidak dapat ditembus oleh siapa pun dengan alasan apa pun. Miris, hati nurani mereka seolah telah mati.
Asas manfaat yang menjadi fondasi dalam sistem ini telah sempurna mengikis rasa kemanusiaan seseorang, bahkan sekelas pemimpin. Telah terkikis pula fitrah saling kasih mengasihi antar sesama. Tidak ada lagi kata saudara dan teman, yang ada hanya apakah menguntungkan atau malah sebaliknya. Tolok ukur perbuatan mereka adalah materi semata. Jangankan turun memberikan bantuan, menoleh pun mereka enggan.
Di saat Amerika secara tegas mengatakan bahwa mereka berdiri di belakang Isra3l. Mereka pun membuktikan dukungannya dengan mengirimkan tank-tank dan rudal terbaik (3-9-2024). Oleh karena itu, sudah seharusnya dukungan kaum muslimin sama besarnya untuk Gaza, yakni turut mengirimkan pasukan militernya dan tank-tank terbaiknya, bukan hanya sekadar beretorika tiada guna. Sebab sesungguhnya, pembantaian di Palestina khususnya Gaza, tidak akan berhenti dengan hanya bermodal rangkaian kata.
Pemimpin adalah orang yang berkomitmen mengemban tugas yang dibebankan kepadanya, yakni mengurus umat dengan amanah dan kehati-hatian. Sebab, pemimpin tersebut sadar bahwa kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim,
“Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin.” (HR Muslim).
Pemimpin dalam Islam (khalifah) tidak akan membiarkan setetes pun darah umat tumpah dengan alasan yang tidak syar’i. Jangankan ratusan nyawa atau ribuan nyawa, satu nyawa pun benar-benar dijamin.
Dalam kasus terjajahnya Palestina oleh Isra3l, maka seorang khalifah akan memerintahkan kepada pasukan militernya untuk membebaskan Palestina dengan seruan jihad. Jihad adalah upaya membebaskan sebuah negeri Islam dengan jalan memerangi. Dalam Islam, istilah ‘perang’ tidaklah negatif. Perang hanya akan dikumandangkan apabila sebuah negeri kufur telah melakukan tindakan diskriminatif kepada salah satu wilayah dari negeri-negeri Islam.
Jihad hanya bisa dikumandangkan saat negara telah sempurna mengambil Islam sebagai mabda (ideologi) dalam sistem kehidupan yang disebut dengan istilah Khil4f4h. Khil4f4h merupakan tameng bagi kaum muslimin sedunia. Dengan tegaknya Khil4f4h, kaum muslimin akan menjadi umat yang digdaya dan disegani oleh umat yang lain. Sebaliknya, hilang dan runtuhnya Khil4f4h menjadi kesengsaraan dan kehinaan bagi kaum muslimin, ibarat singa yang ompong.
Oleh karena itu, sudah seharusnya umat satu suara dalam menjadikan Khil4f4h satu-satunya solusi yang akan menyelesaikan permasalahan secara tuntas, bukan yang lain. Hanya dengan Khil4f4h akan diraih kemuliaan dan Islam rahmatan lil’alamiin kita rasakan. Wallahu a’lam bisshawwab.
Anis Fitriatul Jannah, S.Pd. [CM/NA]