Satu-satunya sistem yang dapat menyelamatkan generasi dan umat manusia hanyalah Islam kafah. Hal ini terlihat jelas dari peraturan dan pemikirannya yang sesuai dengan fitrah serta kebutuhan manusia.
CemerlangMedia.Com — Keberadaan generasi Z mulai terlihat setelah habisnya era muda kaum milenial. Kelahiran 1997—2012, termasuk generasi Z yang berarti di tahun ini mereka sedang menempati fase remaja dalam kehidupan.
Gen Z sering dikenal sebagai generasi yang open minded (berpikiran terbuka), aktif dalam pergerakan sosial maupun politik, kreatif, dan inovatif. Selain itu, Gen Z juga tumbuh di era digital yang terbiasa mengakses internet sejak dini. Bahkan, Gen Z memiliki sebutan “digital natives” yang artinya penduduk asli digital.
Namun, hidup dan tumbuh di era digitalisasi tentu tidak semudah yang dibayangkan. Banyak dari mereka yang mengalami tekanan mental akibat maraknya penggunaan media sosial yang kurang bijak. Tidak sedikit remaja saat ini menjadi pribadi yang FOMO (fear of missing out), yakni merasa tertinggal ketika tidak mengikuti tren yang sedang populer di media sosial. Dampak negatif lainnya yang banyak menimpa remaja di era digital ini adalah kecanduan gawai dan tingkat kesehatan mental yang rendah.
Berdasarkan data dari WHO, tingkat bunuh diri di Indonesia adalah 3,4 kasus per 100.000 penduduk dan banyak di antaranya melibatkan remaja yang mengalami gangguan mental yang tidak tertangani. Selain disebabkan oleh aktivitas sosial yang tidak terkendali, banyak juga problematika yang harus dihadapi Gen Z dalam kehidupan. Hal ini tidak lain diakibatkan oleh sistem demokrasi kapitalisme yang melahirkan banyak aturan rusak, seperti hedonisme, individualisme, konsumerisme, dan lain sebagainya.
Sementara di antara banyaknya persoalan yang dilanda Gen Z, mereka mempunyai modal yang sangat besar untuk menjadi agen perubahan menuju kehidupan sejahtera. Terlihat dari karakteristiknya yang terkesan positif, generasi ini masih mampu untuk dijadikan bibit yang dapat menghasilkan generasi emas.
Namun, Gen Z harus terlebih dahulu menyelesaikan segala masalah yang mereka hadapi. Seluruh problematika tersebut berakar dari pemikiran yang melalaikan dari perubahan yang hakiki, yakni sistem demokrasi.
Satu-satunya sistem yang dapat menyelamatkan generasi dan umat manusia hanyalah Islam kafah. Hal ini terlihat jelas dari peraturan dan pemikirannya yang sesuai dengan fitrah serta kebutuhan manusia. Tidak akan ada lagi ditemukan masalah-masalah yang disebabkan dari aktivitas sosial dan politik, yang saat ini menjadi titik utama problematika umat.
Oleh karena itu, Gen Z membutuhkan wadah yang akan membina mereka secara sahih juga mendorong terbentuknya generasi yang berkepribadian Islam. Mereka nantinya akan bergerak bersama-sama, berjuang untuk membela serta membangun peradaban yang didasarkan ideologi Islam yang menyeluruh (kafah). Wallahu a’lam bisshawwab.
Azaera A
Pelajar Kota Bogor [CM/NA]