Ibu Rentan Depresi dalam Sistem Demokrasi

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

CemerlangMedia.Com — Lagi, kita kembali disentakkan dengan kasus penemuan sosok bayi laki-laki di aliran Kali Cilemahabang, tepatnya di bawah jembatan Jalan Cendana Raya kawasan Delta Silicon 3, Desa Cicau Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.
Diduga, bayi tersebut sengaja dibuang oleh orang tuanya sesaat setelah dilahirkan karena ari-ari masih menempel di pusar bayi. Kasus ini sudah ditangani oleh kepolisian Sektor Cikarang Pusat, jasad bayi dibawa ke Rumah Sakit Keramat Jati, Jakarta guna kepentingan visum dan otopsi. Sementara pelaku pembuangan bayi masih dalam penyelidikan polisi (18-01-2024).

Kasus kekerasan terhadap anak tumbuh subur, mulai dari pemukulan serta pembvnvhan, dilakukan oleh orang terdekat yang seharusnya melindungi dan menyayangi sang buah hati, bahkan dilakukan saat sang bayi masih dalam kandungan (aborsi). Perilaku orang tua yang tega membvnvh anak bukanlah hal yang wajar dan tentu menjadi sebuah pertanyaan besar, mengapa seorang ibu bisa kehilangan akal sehat dan bertindak di luar naluri keibuannya, ke mana fitrah ibu yang lemah lembut itu pergi?

Para pengamat berpendapat bahwa kekerasan terhadap anak khususnya yang dilakukan oleh ibu, terjadi akibat besarnya tekanan kehidupan yang dialami, terutama tekanan ekonomi. Minimnya lapangan pekerjaan, mahalnya biaya pendidikan, harga kebutuhan pokok yang setiap saat merangkak naik sehingga menyebabkan para suami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan primer keluarganya. Kerasnya kehidupan dan demi mendapatkan hidup yang layak, memaksa istri ikut banting tulang mencari rezeki. Kaum wanita dipaksa mandiri, terlebih bagi mereka yang “single parent”.

Di sisi lain, nilai-nilai materialisme telah mengubah standar hidup seseorang. Kecenderungan masyarakat sekarang adalah bagaimana meraih kesuksesan dalam arti memiliki harta yang banyak. Nafsu duniawi yang mendominasi menjadikan manusia tidak pandai bersyukur ketika kebutuhan pokok tercukupi sehingga menggerus rasa bahagia. Hal inilah yang memicu seorang ibu rentan depresi.

Tekanan ekonomi yang dialami masyarakat adalah bukti kegagalan demokrasi dalam menyejahterakan rakyatnya. Dalam sistem ini, tidak ada jaminan kehidupan yang layak bagi keluarga, mereka dibiarkan bertarung dengan kerasnya hidup demi mencari sesuap nasi. Kaum ibu yang merasa menderita karena beban fisik dan psikis dalam menjalankan perannya, menyulitkan seorang ibu untuk tetap menjaga kewarasan.

Berbeda dengan sistem Islam yang menjadikan wanita sebagai kehormatan yang wajib dijaga. Kebutuhan keluarganya akan ditanggung oleh negara, baik dalam sektor pendidikan maupun kesehatan sehingga meringankan beban hidup. Seorang ibu harus memiliki kesadaran akan hubungannya dengan Allah Swt. agar tidak tergoda setan untuk melanggar aturan-Nya. Para ibu harus menguatkan dirinya sendiri, bersyukur, dan rida akan ketetapan Allah atas apa pun yang menimpanya.

Kesadaran ini penting dihadirkan agar orientasi manusia adalah akhirat sehingga tekanan-tekanan duniawi yang bersifat ekonomi dan sosial terasa kecil dan tak sampai menyebabkan manusia kehilangan akal sehat. Tugas utama ibu adalah menjadi madrasah bagi anaknya, mencetak generasi emas, juga sebagai pemimpin, dan penjaga rumah suaminya. Jangan biarkan demokrasi merusak segalanya. Selamatkan ibu, selamatkan keluarga dengan penerapan syariat Islam kafah dalam naungan Khil4f4h. Wallahu a’lam bisshawwab.

Mia Kusmiati
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *