Sungguh, sosok pemimpin yang senantiasa mengikuti jejak kepemimpinan Nabi Shalallahu alaihi wasallam yang saat ini dirindukan umat, bukan kepemimpinan yang tunduk dan patuh kepada para kapital yang menguasai modal.
CemerlangMedia.Com — Kekayaan yang dimiliki negeri ini ternyata tidak menjamin kesejahteraan rakyatnya. Saat ini, rakyat begitu sulit dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Peluang untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang layak, juga masih menjadi permasalahan utama dan bukan hanya masalah perorangan. Sulitnya mendapat pekerjaan tentu juga disebabkan oleh sistem pemerintahan yang tidak mampu mengayomi rakyatnya.
Kesulitan ekonomi yang sedang merajalela di tengah masyarakat, ternyata juga menjadi alat kezaliman bagi segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab. Di Kota Bogor, polres setempat berhasil menangkap dua anggota calo sindikat penyalur pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal (27-12-2024).
Ditangkapnya dua orang calo penyalur PMI ini dikarenakan adanya upaya penipuan terhadap para calon pekerja, keduanya dijerat dengan Pasal 4 dan/atau Pasal 10 UU RI No. 21/2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan tentang penempatan PMI secara ilegal dan terancam penjara maksimal 15 tahun dan denda maksimal Rp600 juta.
Permasalahan seperti ini sebenarnya tidak asing lagi di tengah masyarakat. Banyaknya oknum pelaku dan masih banyak korban yang terjebak, tidak lain disebabkan oleh kecilnya peluang untuk bisa mendapatkan pekerjaan di negeri sendiri. Oleh karenanya, masyarakat berlomba-lomba mencari peruntungan di negeri lain.
Namun sayang, hal ini dijadikan kesempatan oleh para pelaku penipuan. Siapa yang tidak tergiur dengan iming-iming mendapat pekerjaan di luar negeri demi memperbaiki taraf hidup di negaranya sendiri.
Sesungguhnya penyediaan lapangan pekerjaan adalah bagian dari tanggung jawab penguasa. Oleh karenanya, masyarakat tidak perlu banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mencari kerja hingga ke luar negeri. Seandainya Indonesia —dengan semua kekayaannya dikelola dengan baik oleh penguasa, maka masyarakat dapat memenuhi kebutuhan primer bagi dirinya dan keluarganya tanpa harus bersusah payah.
Namun, fakta yang terjadi hari ini, rakyat harus bersusah payah mencari pekerjaan. Adapun pekerjaan yang mereka dapat tidak sebanding dengan upah yang diterima. Belum lagi dengan berbagai macam potongan upah yang juga makin mencekik rakyat. Tidak heran jika banyak masyarakat yang kemudian mencari pekerjaan hingga ke negeri seberang. Mirisnya lagi, banyak dari mereka yang justru tertipu oleh para penyalur pekerja migran ilegal.
Sampai kapan pun, sistem ekonomi kapitalisme akan terus-menerus melahirkan kriminalitas di tengah masyarakat, termasuk Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Perekonomian tidak akan pernah berpihak kepada rakyat miskin. Kewajiban negara dalam menyediakan lapangan pekerjaan juga akan diabaikan dalam sistem ini, padahal menyediakan lapangan pekerjaan merupakan bagian dari riaayah negara terhadap rakyatnya.
Hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Shalallahu alaihi wasallam sebagai kepala negara. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Dawud, Anas bin Malik radiyallahu’anhu menceritakan tentang Nabi yang didatangi pengemis untuk meminta-minta. Namun kemudian, Nabi justru memberikan jalan baginya untuk bekerja dengan kapak kayu yang dimiliki sang pengemis. Seperti itulah semestinya para penguasa.
Ketika rakyat kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, maka negara hadir untuk memberikan solusi, bukan membiarkannya. Sosok pemimpin yang senantiasa mengikuti jejak kepemimpinan Nabilah yang saat ini dirindukan masyarakat. Bukan kepemimpinan yang tunduk dan patuh kepada para kapital yang menguasai modal. Wallahu a’lam.
Resti Ummu Faeyza [CM/NA]