Ironi Negara Agraris, Hidup Petani Tetap Miris

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Kebijakan tersebut dilakukan oleh penguasa semata-mata hanya untuk kebutuhan dan kesejahteraan rakyat. Sementara pendanaannya diperoleh dari baitulmal yang berasal dari beberapa pos pemasukan, seperti pengelolaan beragam SDA, jizyah, kharaj, dan fa’i. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat akan tercukupi, khususnya para petani.

CemerlangMedia.Com — Kabar terbaru menyebutkan bahwa harga beras di Indonesia menjadi yang termahal se-ASEAN dan 20 persen lebih mahal dibanding harga beras di pasar global. Menurut Carolyn Turk, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, tingginya harga beras ini terjadi karena beberapa hal, seperti adanya kebijakan pemerintah terkait pembatasan impor, kenaikan biaya produksi, hingga pengetatan tata niaga melalui non tarif (20-09-2024).

Tingginya harga beras saat ini makin membuat hidup masyarakat teriris. Betapa tidak, di tengah kondisi ekonomi yang sedang pailit, harga beras yang tinggi makin memperburuk kondisi rakyat yang notabene masih sangat jauh dari sejahtera. Sungguh, sejahtera hanya menjadi mimpi yang teramat sulit terealisasi, padahal Indonesia konon katanya berjuluk ‘lumbung padi’ juga ‘gemah ripah loh jinawi’. Namun nyatanya, rakyat tetap hidup miskin dan prihatin.

Nasib petani terus terpuruk. Harapan mereka dapat hidup sejahtera dengan jalan bertani, bak pungguk merindukan bulan. Biaya perawatan dan pupuk yang mahal kerap menjadikan hasil panen tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan sedari awal. Bilapun hasil panen melimpah, tetap tidak lantas menjadikan hidup petani sejahtera. Pasalnya, kebijakan impor pemerintah kerap kali membuat hasil panen petani tidak punya nilai jual. Hal itu akhirnya menjadikan hasil panen sering kali tidak mampu mencukupi kebutuhan pokok petani.

Permasalahan yang dihadapi para petani sampai detik ini tidak kunjung berhenti, mulai dari persoalan mengenai harga gabah yang sering kali tidak berpihak kepada petani, harga pupuk dan biaya perawatan yang mahal, hingga stigma negatif petani yang dianggap tidak menjamin sukses di masa nanti. Alhasil, kini yang menjadi petani sudah tidak muda lagi dan jumlahnya pun sedikit sekali. Namun, politisi justru sering kali tega, memanfaatkan kesederhanaan hidup petani untuk dieksploitasi demi terciptanya figur publik yang baik hati.

Miris sekali, sudah sepatutnya para petani merasakan kemakmuran, kebahagiaan, dan keadilan. Menjadi petani adalah pekerjaan yang mulia, kita semua harus menghormatinya. Sejatinya, tidak perlu banyak peraturan dan perundang-undangan yang diinginkan para petani. Mereka hanya ingin hidup sejahtera dan jaminan itu ingin didapatkan dari negara. Sudah bukan waktunya lagi fokus pada peningkatan produksi hasil pertanian, melainkan regeneration, dan pengolahan hasil tani yang diutamakan.

Selain sebagai agama, Islam juga sebagai sistem yang sempurna memberikan pengaturan tentang pangan, termasuk kebijakan terkait kemakmuran petani. Ini karena sektor pertanian termasuk yang paling penting sehingga membutuhkan kebijakan yang strategis dan berpihak pada petani.

Dalam masalah pertanian, penguasa akan mengeluarkan kebijakan yang akan memudahkan dan demi kepentingan para petani, misalnya luas lahan yang harus dijadikan area persawahan, penyediaan pupuk dengan harga terjangkau, penyediaan bantuan alat-alat pertanian berteknologi tinggi, pengaturan pengairan sehingga petani tidak kebingungan air. Tidak kalah penting adalah pemberdayaan penelitian melalui para ilmuwan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas panen serta pengaturan distribusi panen agar harga stabil.

Kebijakan tersebut dilakukan oleh penguasa semata-mata hanya untuk kebutuhan dan kesejahteraan rakyat. Sementara pendanaannya diperoleh dari baitulmal yang berasal dari beberapa pos pemasukan, seperti pengelolaan beragam SDA, jizyah, kharaj, dan fa’i. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat akan tercukupi, khususnya para petani. Harga jual terjaga, petani pun tidak ketinggalan dalam kemajuan teknologi karena negara memberikan fasilitas terbaik.

Semua itu hanya bisa terjadi saat sistem Islam diterapkan secara menyeluruh dalam kehidupan. Sebab, hanya sistem Islam yang mampu menjadi solusi untuk setiap permasalahan yang muncul. Sistem Islam akan selalu menjadi solusi yang relevan bagi setiap zaman, baik dulu, kini, bahkan nanti. Wallahu a’lam

Rina Herlina
Payakumbuh, Sumbar [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *