CemerlangMedia.Com — Perusahaan minyak sawit diantaranya PT. Wilmar Group, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam perkara tindak pidana korupsi minyak goreng (migor), Kamis (15-6-2023).
Majelis hakim memandang perbuatan terpidana adalah merupakan aksi korporasi. Maka dari itu, korporasi harus bertanggung jawab untuk memulihkan kerugian negara akibat perbuatan pidana yang dilakukannya.
Mengapa korupsi terus terjadi? Hal ini akibat diterapkanya sistem kapitalisme sekularisme yang menjadikan hawa nafsu sebagai asas dalam mengatur kehidupan karena agama telah dipisahkan dari kehidupan.
Oleh karenanya, kontrol individu menjadi lemah sehingga mudah sekali dalam berbuat kemaksiatan. Sekularisme juga membuat masyarakat cenderung apatis dan pragmatis. Dalam level negara pun sekularisme menjadikan sebuah sanksi hanya bersifat parsial sesuai kesepakatan manusia dan mudah diubah sesuai kepentingan.
Sistem ini memang memberi ruang untuk berkuasanya sekelompok orang (oligarki). Sebab tidak ada aturan yang melarangnya dan tidak ada lembaga yang mencegahnya, semua bebas.
Maka jalan terbaik adalah mengganti dengan sistem terbaik yang datang dari Yang Maha Baik dan Adil yakni sistem Islam. Dalam Islam, pencegahan korupsi sangatlah sederhana, yaitu dengan diterapkannya aturan sesuai dengan syariat Allah Swt..
Sistem Islam pernah melaksanakan pemberantasan korupsi secara tegas. Pada saat itu seorang wali (gubernur) merangkap jabatan sebagai pebisnis, yakni pada masa Khalifah Umar bin al-Khatbab, Abu Hurairah ra. pernah diangkat menjadi wali (gubernur). Dia menyimpan uang 10 dinar dari seekor kuda miliknya yang dia sewakan. Ketika itu Khalifah Umar bin al-Khatbab sempat mengetahui hal itu.
Umar bin Khattab -sebagai pemimpin dan sosok yang tegas- tidak mengizinkan pejabat untuk berbisnis. Umar meminta uang yang dikumpulkan selama menjabat untuk diberikan kepada baitulmal, karena hakikatnya harta yang diamanatkan kepada para pejabat adalah untuk dijaga dan tidak boleh diambil secara tidak haq.
Setelah menyerahkan uangnya, Abu Hurairah ra. mengundurkan diri dari jabatannya. Meskipun Umar bin Khattab memintanya kembali, dia menolak karena khawatir tidak dapat menahan diri dan terjerumus dalam dosa.
Itulah sosok para pemimpin dalam Islam, mereka takut akan jabatannya, yang kelak di akhirat akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.. Ketegasan Islam telah melahirkan pemimpin yang amanah.
Dengan demikian, sudah seharusnya syariat Islam diterapkan secara menyeluruh dalam institusi Khil4f4h sehingga Islam menjadi sumber kebaikan dan keberkahan, serta keadilan, kesejahteraan, keamanan, dapat dirasakan oleh umat manusia baik muslim maupun nonmuslim.
Maka dari itu mari kita bersama-sama berusaha dan berjuang dengan sungguh-sungguh agar sistem Islam segera tegak di atas muka bumi ini sehingga terciptanya rahmat untuk semesta alam.
Yayan Darmayanti
Bandung, Jawa Barat [CM/NA]
One thought on “Korupsi Merajalela”
Sekularisme membuat masyarakat cenderung apatis dan pragmatis.Maka jalan terbaik adalah mengganti dengan sistem terbaik yang datang dari Yang Maha Baik dan Adil yakni sistem Islam.
dalam Islam, mereka takut akan jabatannya, yang kelak di akhirat akan dimintai pertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. Ketegasan Islam telah melahirkan pemimpin yang amanah.