Negara memahami betul bahwa kemajuan sebuah negara sangat bergantung pada kualitas generasinya. Oleh karena itu, negara akan memastikan bahwa generasi harus mendapatkan pendidikan dengan kurikulum terbaik.
CemerlangMedia.Com — Marak terjadi kasus kejahatan yang melibatkan remaja. Usia remaja yang seharusnya menjadi fase menyenangkan karena bisa mengeksplor berbagai kemampuan yang dimiliki, tetapi faktanya tidak terjadi pada remaja sekarang. Banyak di antara mereka justru terlibat berbagai tindak kejahatan, bahkan pembunuhan.
FAD, remaja 17 tahun tega membakar guru sekaligus pengurus pondok pesantren (ponpes) di Langkat, Sumatra Utara. Korban mengalami luka bakar hampir 60 persen dan saat ini menjalani perawatan di RSUP Haji Adam Malik (09-10-2024).
Ada banyak faktor yang menyebabkan remaja terlibat dalam kejahatan, beberapa di antaranya yaitu:
Pertama, faktor internal. Seorang remaja yang memiliki kontrol diri lemah atau mengalami gangguan kepribadian, maka pada saat mengalami masalah, cenderung tidak bisa mengontrol emosinya.
Kedua, faktor eksternal. Seorang remaja mudah terpengaruh oleh teman sebaya, lingkungan pergaulan, atau media, apalagi lingkungan dan media saat ini, memang sangat berperan besar dalam tumbuh kembang generasi.
Ketiga, faktor keluarga. Remaja yang mengalami ketidakstabilan dalam keluarga, kurangnya pengawasan orang tua, atau sering mengalami konflik keluarga memang rentan menjadi pelaku kejahatan atau terlibat dalam tindak kejahatan.
Untuk mengatasi maraknya kriminalitas, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, di antaranya meningkatkan akses pendidikan, penegakan hukum, program pencegahan kriminalitas, ruang partisipasi, dan pemberdayaan ekonomi. Namun sejauh ini, berbagai upaya tersebut belum mampu menuntaskan persoalan kejahatan yang melibatkan remaja. Bahkan, makin hari perilaku remaja kian mengkhawatirkan. Ini karena upaya yang dihadirkan pemerintah tidak bersifat menyeluruh atau seperti tambal sulam.
Keberadaan sistem kapitalisme sekuler yang dianut negara sejatinya menjadi penyebab utama maraknya kejahatan yang melibatkan remaja. Ini karena sistem tersebut menihilkan peran Allah Sang Pencipta dalam mengatur kehidupan. Oleh karenanya, agama tidak dibiarkan mengatur urusan bernegara dan hanya sebatas mengatur urusan ibadah saja.
Islam sejatinya, selain sebagai agama juga sebagai aturan hidup. Aturan Islam hakikatnya sudah sangat lengkap dan mampu menjadi solusi menyeluruh untuk berbagai permasalahan, termasuk masalah kenakalan remaja yang menyebabkannya menjadi pelaku kejahatan.
Solusi Islam terkait permasalahan remaja salah satunya, yaitu melalui kurikulum pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Oleh karenanya, dunia pendidikan diharapkan dapat melahirkan generasi muda yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam.
Negara dengan sistem Islam juga begitu menekankan pentingnya penanaman akidah sedari kecil kepada para generasi. Tujuannya adalah agar fondasi akidah generasi sudah mengakar kuat sejak dini sehingga saat melalui fase remaja, mereka sudah kuat secara akidah dan tidak mudah terjerumus kepada hal-hal negatif, apalagi tindakan kejahatan. Negara wajib memberikan pelayanan terbaik dalam hal apa pun kepada rakyat, termasuk remaja.
Regulasi yang dihadirkan pemimpin bagi para generasi harus bertujuan untuk kemajuan generasi. Negara akan memperhatikan betul apa saja hal-hal yang dibutuhkan untuk menunjang tumbuh kembang generasi. Negara tidak akan sembarangan memutuskan suatu kebijakan jika hal tersebut tidak membawa dampak positif bagi perkembangan generasi.
Inilah yang membedakan antara sistem Islam dengan sistem yang ada hari ini. Perbedaannya sungguh sangat mencolok. Jika pada sistem hari ini, pengambilan kebijakan dipengaruhi oleh kepentingan segelintir orang, tidak demikian dalam sistem Islam.
Dalam sistem Islam, seluruh kebijakan yang diambil negara dipastikan untuk kemaslahatan umat, sebab prioritas negara adalah bagaimana menciptakan kesejahteraan yang bisa dirasakan oleh semua kalangan, termasuk para generasi. Negara memahami betul bahwa kemajuan sebuah negara sangat bergantung pada kualitas generasinya. Oleh karena itu, negara akan memastikan bahwa para generasi harus mendapatkan pendidikan dengan kurikulum pendidikan terbaik. Wallahu a’lam
Rina Herlina
Payakumbuh, Sumbar [CM/NA]