Umat Islam perlu junnah yang mampu melindunginya dari penindasan, seperti yang dialami oleh saudara di Palestina. Umat Islam memerlukan satu komando yang mampu menggerakkan pasukan militer terbaik untuk membebaskan Palestina, yaitu khalifah dalam naungan Khilafah.
CemerlangMedia.Com — Satu tahun berlalu setelah tragedi Taufan Al-Aqsa hingga saat ini, gejolak di Palestina belum juga padam. Bahkan, korban makin bertambah. Lebih dari 11.825 pelajar tewas, tidak hanya di Gaza, melainkan hingga ke Tepi Barat dan lebih dari 16.897 lainnya terluka (01-11-2024). Tidak cukup menghancurkan tempat tinggal mereka, Zionis Yahudi juga menutup truk-truk bantuan pangan ke Gaza.
Dampaknya, lebih dari 70% penduduk Gaza mengalami kelaparan. Ini menjadi bukti nyata bahwa bantuan yang dibutuhkan oleh kaum muslim di Gaza tidak cukup hanya berupa bantuan logistik, tetapi juga bantuan yang nyata. Bantuan yang mampu menghentikan kebrutalan entitas Isra3l terhadap penduduk Palestina.
Namun tampaknya, para penguasa negeri Islam bergeming. Mereka hanya mampu beretorika dan mengecam atas kekejaman serangan entitas Isra3l ke Palestina tanpa memberikan bantuan sebagaimana entitas Isra3l yang mendapat bantuan dari sekutunya. Tidak hanya berupa makanan, tetapi juga persenjataan, kekuatan militer, keuangan, dan logistik.
Bahkan, dikutip oleh Tempo (3-11-2024), sebuah laporan terbaru proyek Brown Costs of War menyebutkan, senjata yang disubsidikan oleh AS untuk Isra3l telah mencapai $22,76 miliar sejak awal perang Gaza. Tidak hanya itu, menurut The National Interest, AS mengerahkan sekitar 40.00 tentara. Sebaliknya, para penguasa negeri-negeri muslim membungkam para aktivis yang menyuarakan tindakan genosida yang dilakukan Yahudi di Palestina.
Rasulullah telah menegaskan bahwa umat muslim itu layaknya satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh yang sakit, anggota tubuh lainnya merasakan sakit juga. Namun saat ini, para penguasa muslim seolah tutup mata dan telinga dengan genosida yang terjadi pada saudara muslim mereka di Palestina. Para penguasa negeri muslim seolah mati rasa, tidak tergerak hatinya untuk mengerahkan pasukan militer agar berjihad membebaskan Palestina.
Hal ini disebabkan oleh sistem sekuler kapitalisme yang telah mematikan makna persaudaraan karena iman dan Islam. Kedudukan dan kekuasaan lebih mereka cintai daripada nasib saudaranya. Selain itu, perasaan individualis yang muncul akibat sekat-sekat antar negara juga membuat hilangnya rasa kepedulian terhadap saudara seakidah.
Oleh karena itu, umat Islam perlu berada dalam satu naungan. Umat Islam perlu adanya junnah yang mampu melindunginya dari penindasan, seperti yang dialami oleh saudara di Palestina. Umat Islam memerlukan satu komando yang mampu menggerakkan pasukan militer terbaik untuk membebaskan Palestina, yaitu khalifah dalam naungan Khilafah.
Razzaqurnia Dewi
Aktivis Dakwah [CM/NA]