“Saatnya umat memahami bahwa solusi problematikan remaja yang selalu menunjukkan eksistensi, mencari perhatian, mengharapkan pujian dan apresiasi adalah dengan menerapkan Islam kafah. Hanya Islam yang mampu mengubah pola pikir dan standarisasi hidup generasi, yakni berdasarkan aturan Sang Khaliq.”
CemerlangMedia.Com — Perayaan kelahiran identik dengan kejutan sebagai tanda penghargaan kepada seseorang. Namun sayangnya, hanya karena kesenangan semata, bentuk kejutan yang diberikan di hari perayaan akhirnya berujung maut.
Dilansir dari KOMPAS.TV.com, Fajar Nugroho siswa SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten meninggal dunia usai diceburkan ke kolam oleh teman-temannya saat merayakan ulang tahunnya. Meski pihak keluarga menganggap insiden kejutan ulang tahun yang berujung maut sebagai musibah, tetapi polisi tetap memeriksa beberapa teman korban yang terlibat. Dari enam orang yang diperiksa, empat orang yang merupakan teman dalam kegiatan OSIS sudah dilakukan klarifikasi (08-07-2024).
Pada momen spesial, setiap orang tentunya ingin memberikan sesuatu yang berbeda, baik itu berupa ucapan hadiah maupun kejutan. Begitupun perayaan ultah di kalangan anak-anak remaja. Berbagai bentuk kegiatan dilakukan, mulai dari hal yang kecil seperti memberikan hadiah, kartu ucapan, bahkan surprise di luar logika yang dapat membahayakan.
Kasus perayaan ultah berujung maut membuktikan bahwa remaja saat ini tidak berpikir panjang dalam bertindak, apalagi memikirkan dampak selanjutnya, yang penting senang. Merayakan ultah dengan kejutan menjadi tren bagi remaja saat ini. Aktivitas ini merupakan bentuk eksistensi diri karena mereka ingin diakui jati diri dan keberadaannya.
Perilaku remaja sering kali spontan untuk kesenangan sekejap saja, tanpa disertai pemikiran mendalam. Begitupun landasan perbuatan, tidak berdasarkan pemahaman atas kaidah berpikir yang benar sehingga dalam beramal pun tidak memikirkan pertanggungjawaban atas setiap perbuatannya.
Para remaja ini mengabaikan risiko yang mungkin terjadi karena perbuatannya. Sering kali perbuatan yang mereka lakukan sekadar untuk bersenang-senang dan jauh dari produktif.
Sejatinya, masa remaja adalah fase keemasan yang semestinya digunakan sebaik mungkin dan tidak boleh disia-siakan. Mereka harus bisa mengelola waktu dengan benar sehingga tidak ada celah untuk berbuat yang sia-sia ataupun menggunakan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Sistem kapitalisme liberal merupakan penyebab utama perilaku remaja yang berbuat seenaknya. Sistem liberalisme yang menuhankan kebebasan melahirkan generasi yang berbuat sesuka hati dan seenaknya. Alhasil, generasi yang dilahirkan dari sistem ini pun serba bebas dan tidak mengenal aturan. Aktivitas yang mereka lakukan hanya sebatas mendatangkan kesenangan semata.
Sejatinya, negara sebagai pengurus rakyatnya bertugas melahirkan generasi yang taat, cerdas, dan produktif. Negara juga wajib mencetak remaja yang memiliki kepribadian Islam, berwawasan luas, dan bermanfaat bagi umat. Semua itu akan terwujud ketika Islam diterapkan dan memimpin dunia.
Dalam Islam, sistem pendidikan sangat memengaruhi pola pikir generasi. Pendidikan Islam mengajarkan kaidah berpikir yang benar sehingga menghasilkan amal produktif, sebagai hasil pemikiran yang mendalam.
Negara memberikan pelayanan pendidikan yang berlandaskan akidah Islam sehingga mereka akan memahami tujuan amal perbuatan. Melalui aturan Islam, pola pikir generasi akan sesuai tuntunan syariat. Alhasil, generasi menjadi terarah dalam melakukan aktivitasnya serta memikirkan konsekuensi dari perbuatannya.
Oleh karena itu, saatnya umat memahami bahwa solusi problematikan remaja yang selalu menunjukkan eksistensi, mencari perhatian, mengharapkan pujian dan apresiasi adalah dengan menerapkan Islam kafah. Hanya Islam yang mampu mengubah pola pikir dan standarisasi hidup generasi, yakni berdasarkan aturan Sang Khaliq sehingga mereka tidak melakukan perbuatan yang sia-sia, kurang produktif, ataupun aktivitas yang membahayakan.
Zakiah Ummu Faaza
Bogor, Jawa Barat [CM/NA]