Perempuan dan Anak-Anak Rentan Menjadi Korban Kejahatan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

“Perempuan di dalam Islam selain dimuliakan, juga dijaga martabat dan kehormatannya. Islam juga mengharamkan segala bentuk kekerasan, eksploitasi, dan penindasan, termasuk kejahatan seksual terhadap perempuan dan anak-anak.”


CemerlangMedia.Com — Berbagai kejahatan, seperti kekerasan, p*l*cehan, dan pemerk*saan kerap kali menimpa kaum perempuan dan anak-anak. Stigma lemah dan tidak berdaya yang disematkan pada mereka menjadi alasan kuat mengapa mereka sering kali menjadi korban kejahatan, seperti yang terjadi di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol, Padang.

Ada sekitar 4 laporan pengaduan mahasiswa yang dikabarkan menerima aksi p*l*cehan oleh oknum dosen di kampus tersebut. Nofalsyah yang merupakan Presiden Mahasiswa, menduga bahwa pelakunya tidak jauh dari pelaku lama yang pernah terjadi pada 2022 (17-07-2024).

Makin maraknya kasus kekerasan, p*l*cehan, pemerk*saan, bahkan pembvnvhan yang terjadi pada kaum wanita dan anak-anak dewasa ini mengidentifikasi bahwa negara hingga saat ini terkesan abai akan keselamatan rakyatnya, khususnya perempuan dan anak-anak. Rakyat seolah tidak memiliki jaminan keselamatan hidup dari negara. Rakyat harus berjuang sendirian mengahadapi kerasnya kehidupan dan kompleksnya permasalahan yang ada saat ini.

Kaum perempuan dituntut untuk mandiri, bahkan dicekoki dengan berbagai propaganda, seperti kesetaraan gender. Akhirnya, para perempuan tidak betah lagi berada di rumah dan memilih sibuk di luar dengan alasan membantu mencari nafkah.

Parahnya, ada sebagian dari mereka yang memang memilih untuk menjadi wanita karir dan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang isteri dan ibu. Hal ini menjadi salah satu pemicu kaum perempuan rentan mengalami tindak kejahatan, seperti p*l*cehan, pemerk*saan, bahkan pembvnvhan.

Tindakan kejahatan terhadap perempuan dan anak-anak yang kian meningkat juga bisa disebabkan karena tidak tegasnya hukum dalam menjerat para pelaku. Hukuman yang ada cenderung ringan dan tidak menimbulkan efek jera. Terlebih hukum di negeri ini, terkesan tebang pilih, bahkan bisa dibeli dengan sejumlah uang. Apalagi jika para pelaku adalah orang yang memiliki kekuatan.

Tidak jarang, para pelaku adalah orang-orang terdekat korban, seperti suami, bahkan ayah kandung pun bisa tega memperk*sa anak gadisnya yang notabene darah dagingnya. Sungguh miris!

Dinihilkannya peran Tuhan dalam mengatur kehidupan menjadi penyebab utama kejahatan terhadap perempuan dan anak-anak meningkat. Dianutnya sistem kapitalisme sekuler oleh negara, membuat problematika kehidupan di tengah masyarakat makin kompleks. Apalagi didukung paham kebebasan, membuat perilaku masyarakat makin tidak terkendali.

Berbanding terbalik dengan Islam. Sebagai agama penyempurna agama-agama sebelumnya, Islam memiliki aturan yang lengkap dan komprehensif. Islam begitu memuliakan kaum perempuan. Islam membatasi pergaulan antara perempuan dan laki-laki.

Pun, kewajiban mencari nafkah tidak dibebankan kepada perempuan, melainkan kepada laki-laki. Meski demikian, Islam tidak melarang perempuan bekerja di ranah publik, asalkan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai istri dan ibu.

Negara mempunyai peran penting dalam melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak karena negaralah yang mampu melakukan perlindungan hakiki dengan seperangkat aturannya. Perempuan di dalam Islam selain dimuliakan, juga dijaga martabat dan kehormatannya. Apalagi Islam mengharamkan segala bentuk kekerasan, eksploitasi, dan penindasan, termasuk kejahatan seksual terhadap perempuan dan anak-anak.

Kejahatan apa pun di dalam Islam akan ada sanksinya. Hukuman tersebut bersifat preventif dan kuratif. Semua tindak kriminal akan dibalasi dengan hukuman yang setimpal sesuai tingkat kejahatannya. Alhasil, para pelaku kejahatan akan jera serta berpikir ulang untuk melakukannya kembali.

Negara akan berupaya keras guna menghadirkan rasa nyaman dan aman di tengah-tengah masyarakat. Orientasi seluruh kebijakan yang ditetapkan negara adalah untuk kepentingan rakyatnya.

Sungguh tidak ada sebuah sistem kehidupan yang memberikan solusi hakiki, kecuali sistem Islam. Untuk itu, umat seharusnya sadar dan bangkit untuk secepat mungkin berjuang mengembalikan sistem Islam agar rahmat Allah Swt. terpancar dan dapat dirasakan oleh seluruh alam. Wallahu a’lam

Rina Herlina
Payakumbuh, Sumbar [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *