CemerlangMedia.Com — Beredar video yang menayangkan seorang murid laki-laki sekolah dasar di Kabupaten Limapuluh Kota Sumbar. Dalam video tersebut, sang anak sedang meluapkan emosinya dengan membentak, memaki bahkan berkata kotor kepada salah seorang guru. Belum diketahui secara pasti apa motif yang melatarbelakangi adanya kejadian tersebut. Namun, yang mengherankan, selang beberapa hari kemudian justru sang guru yang diduga dimaki-maki itu membuat video klarifikasi dan menyatakan permohonan maafnya (19-7-2023).
Adanya video tersebut menunjukkan karut marut kondisi dunia pendidikan tanah air saat ini. Keadaan tersebut seperti sebuah fenomena gunung es dan belum menemukan solusi terbaik untuk setiap permasalahan yang muncul. Akibatnya, masyarakat hanya tinggal menunggu waktu saja bahwa semua problem yang ada pasti akan mencapai klimaksnya.
Selama ini solusi yang dilakukan persis seperti tambal sulam, tidak pernah selesai sampai ke akar permasalahan. Padahal kejadian seperti ini bukanlah hal baru, ini makin membuktikan bahwa kondisi dunia pendidikan kita saat ini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Apalagi makin diperparah dengan kenyataan para generasi yang makin jauh dari ajaran agama akibat sudah bercokolnya paham sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) dan juga propaganda Barat tentang paham liberalismenya makin membuat generasi muda kehilangan arah dalam menjalani kehidupan. Mereka cenderung menjadi pribadi yang sulit mengontrol diri dan mudah tersulut emosi hanya karena masalah yang remeh-temeh.
Kontrol orang tua yang juga tidak maksimal makin menimbulkan peluang besar kerusakan pada generasi. Mereka yang sudah kehilangan arah, akhirnya makin mudah terbawa arus-arus negatif yang dihembuskan dari lingkungan yang tidak kondusif. Sekularisme sejauh ini memang sangat berhasil menjauhkan buah hati kita semua dari ajaran Islam yang notabene merupakan alarm yang mampu menjadi kontrol untuk diri mereka dalam menjalani kehidupan.
Peran orang tua yang kian tumpul dalam mendidik anak tentu menjadi celah yang sangat mudah bagi masuknya paham-paham yang bukan berasal dari rahim Islam tersebut. Himpitan ekonomi membuat para orang tua lebih sibuk di luar rumah, bahkan tak jarang seorang ibu pun dengan terpaksa harus meninggalkan buah hatinya karena kondisinya sebagai tulang punggung keluarga. Keadaan inilah yang tanpa mereka sadari membuat mereka akhirnya melupakan tugas-tugasnya sebagai pendidik pertama untuk buah hatinya. Sungguh ini sebuah ironi. Padahal seperti di ketahui bersama, kita hidup di negara yang kaya akan sumber daya alam, tetapi fakta yang ada justru menunjukkan tingkat kemiskinan yang semakin akut.
Beginilah kondisi umat, semuanya terjadi akibat dari sebagian masyarakat yang tidak lagi mau diatur oleh hukum Islam. Mereka nyata-nyata telah mencampakkan sebagian hukum Allah dan mengambil yang lainnya. Padahal di dalam surah Al-Baqarah ayat 208, Allah sudah jelas memerintahkan, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kedalam Islam secara menyeluruh dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia (setan) musuh yang nyata bagimu.”
Tidak ada yang bisa diharapkan pada sistem yang ada saat ini, sistem yang seluruh aturannya dibuat oleh manusia yang notabene manusia adalah makhluk yang lemah dan sering melakukan kesalahan. Bagaimana mungkin seseorang yang lemah mampu membuat peraturan yang diperuntukan untuk solusi problematika umat? Hanya sistem Islam-lah solusi hakiki bagi seluruh permasalahan manusia sejak dahulu, kini, bahkan nanti. Aturan yang ada berasal dari Allah Sang Pencipta kehidupan. Allah Sang Khaliq, yang paling paham akan kebutuhan umatnya. Dan Islam mampu memberikan solusi yang menyeluruh. Wallahua’lam
Rina Herlina
Payakumbuh, Sumbar [CM/NA]