Oleh: Novida Sari, S.Kom.
Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com
Aturan Islam itu nggak bakal bisa tegak dengan sistem sekularisme. Gimana mungkinkan, Sob, agama itu kan wilayah privasi yang tidak akan diikutsertakan dalam ranah publik. Oleh karenanya, kita kudu kenal institusi yang akan menegakkan aturan Islam secara totalitas.
CemerlangMedia.Com — Sob, kabar miris datang dari salah satu panti asuhan yang menaungi anak yatim piatu di Tangerang. Dilansir dari radartuban.jawapos.com (8-10-2024), terdapat 32 anak yang menjadi korban pelecehan s3ksual dengan rentang usia korban 8—18 tahun. Tidak kalah miris, dua korbannya masih balita, seperti yang diungkap oleh Kompol Aryono, selaku Kasi Humas Polres Metro Tangerang Kota.
Tidak hanya itu, Sob, dari tvonenews.com (9-10-2024), panti asuhan ini tidak hanya menjadi markas aksi bejat pelecehan s3ksual sejenis (sodom), tetapi disinyalir berbisnis Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) alias human trafficking. Duh, kok, seperti negeri dagelan, ya?
Sekularisme Biang Kerok
Sob, kalau kita rajin swipe and schrolling data pelaku pelecehan s3ksual, maka akan bermunculan berbagai fakta dan data mengejutkan dari berbagai wilayah, mulai dari pelaku hingga motifnya, seperti yang dilakukan oleh staf pondok pesantren di Secang yang meny*domi empat santri. Ada pula di Mojokerto, pengawas ponpes c*buli dan s*domi santri. Sementara di Agam-Sumbar, sebanyak 43 santri diduga menjadi korban kekerasan s3ksual. Hal serupa juga dialami oleh lima orang santri di Aceh Barat (www.kompas.id, 19-1-2023).
Kebayang nggak, sih, ada beberapa pesantren atau panti asuhan melakukan dan beberapa lainnya mengajarkan praktik s*dom yang dilaknat oleh Allah Swt.? Ponpes seharusnya menjadi tempat anak-anak berlindung dan belajar menjadi hamba Allah yang saleh dan bermartabat, bukan malah diajarin jadi jeruk makan jeruk.
Namun, dengan gaya hidup sekularisme yang memuja pemisahan agama dari kehidupan, pelaku pedofil mampu menjadikan agama sebagai kedok tanpa basa-basi. Ya, karena mereka nggak kenal istilah dosa. Dengan dalih agama, anak-anak polos yang tidak punya orang tua, mereka ajarkan kesesatan dalam beragama. Penghinaan besar terhadap ajaran agama bukan, Sob?
Perlindungan Total oleh Negara
Islam telah menafikan ajaran perzinaan, baik yang sejenis ataupun tidak. Pengasuhan untuk anak-anak yatim piatu juga jelas jalurnya dalam ajaran Islam. Jika orang tua laki-laki anak yatim piatu itu masih memiliki saudara laki-laki, maka nafkah anak-anak ini otomatis akan beralih kepada saudara laki-laki ayahnya atau kepada generasi yang di atasnya, seperti kakek dan seterusnya.
Jika memang tidak ada yang mampu, negaralah yang bertanggung jawab atas mereka. Anak-anak yatim piatu ini akan menjadi anaknya negara. Jadi, tidak ada istilah hidup terancam dan terkatung-katung karena orang tua telah tiada.
Pelaku pedofil apalagi yang terstruktur, seperti yang terjadi di Tangerang di atas akan menerima ganjaran yang berat dan membuat jera. Hukuman 15 tahun penjara yang didapat oleh pelaku bukanlah solusi dan menjerakan dan poin pentingnya, hukuman 15 tahun penjara ini tidak sesuai dengan hukum syarak.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, para sahabat telah sepakat bahwa pelaku sodom (liwath) harus dibunuh. Namun, mereka berselisih tentang tata cara membunuhnya. Sebagian ulama mengatakan bahwa pelaku sodom mesti dibakar dengan api karena besarnya dosa yang mereka perbuat.
Sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa pelaku sodom mesti dirajam (dilempar) dengan batu. Ulama lainnya mengatakan bahwa hukuman bagi pelaku sodom itu dibuang dari tempat tertinggi di negeri tersebut dengan posisi kepala di bawah, kemudian dilempari dengan batu. Namun intinya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ingin menjelaskan bahwa pelaku sodom mesti dibunuh berdasarkan kesepakatan para sahabat.
Nah, kalau penerapan hukumnya seperti ini, orang-orang yang terjangkiti penyakitnya kaum Nabi Luth as. ini akan berpikir ulang. Sebab, penerapan hukumnya disaksikan rame-rame oleh orang beriman dan tanpa belas kasih sehingga memberikan efek jera dan pelajaran langsung bagi khalayak ramai. Gimana, mantul banget kan, Sob?
Sistem Islam Melindungi Seluruh Generasi
Namun perlu diketahui, aturan Islam itu nggak bakal bisa tegak dengan sistem sekularisme. Gimana mungkinkan, Sob, agama itu kan wilayah privasi yang tidak akan diikutsertakan dalam ranah publik. Oleh karenanya, kita kudu kenal institusi yang akan menegakkan aturan Islam secara totalitas. Yupz, institusi itu bernama Khil4f4h. Khil4f4h adalah satu kepemimpinan umum bagi seluruh wilayah kaum muslim untuk menegakkan syariat Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Pemimpinnya kita kenal dengan sebutan khalifah.
Ini bukan institusi baru, ya, Sob. Rasulullah saw. sendirilah yang menjadi contoh khalifah pertamanya, kemudian diikuti oleh Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, Khalifah Ali atau yang masyhur dengan Khulafaur Rasyidin. Institusi ini akan menjadikan akidah Islam sebagai landasannya. Berhukum dengan hukum syarak yang pasti benar karena berasal dari Zat yang Maha Benar, yakni Allah Swt..
Dengan adanya sistem Islam dalam institusi kekhalifahan, nggak bakal ada lagi deh, Sob, kejadian berulang, predator anak asuh ini. So, tugas kita sekarang adalah untuk memperjuangkannya agar hadir kembali, seperti yang dijanjikan oleh Rasulullah saw.. So, sudah saatnya mengganti landasan sekularisme yang terbukti rusak dan merusak. Kuy, buruan! [CM/NA]
One thought on “Awas, Predator Anak Asuh!”
MasyaAllah…tulisan yg mencerahkan…