Oleh: Ummu Al Fatih
CemerlangMedia.Com — Sebagai hamba ciptaan Allah Swt., manusia memiliki tiga potensi dasar, yakni hajatul udlawiyah, gharizah atau naluri, dan akal. Gharizah inilah yang kadangkala sulit untuk dikendalikan, apalagi ketika seseorang menginjak usia remaja dan jauh dari akidah Islam.
Masa remaja adalah fase yang paling krusial dalam hidup seseorang. Pada fase ini, remaja akan mendapati banyak perubahan dalam dirinya, baik dalam berperilaku, cara berpikir (mindset), gaya berbicara, serta pergaulan. Pada fase ini pula seorang remaja akan menunjukkan eksistensi dirinya. Jika tidak mampu mengendalikan gharizah yang dimiliki sebagaimana tuntunan syariat, maka jangan harap bisa selamat di dunia dan juga akhirat.
Ya, tidak sedikit dari para remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas, pluralisme agama, aksi kriminal. Bahkan ada pula yang malu menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim karena adanya propaganda islamofobia yang terus dihembuskan oleh musuh-musuh Islam.
Mereka takut dengan hal-hal yang beraroma syariat Islam, memakai pakaian muslimah, ataupun datang ke pengajian karena takut dianggap tidak gaul. Apalagi jika circle-nya adalah orang-orang yang minim agama, rasa malu dengan keislamannya pun makin menguat karena takut tidak punya teman dan lain sebagainya. Meskipun ia tahu, sikapnya itu sesuatu yang keliru.
Begitu pula dengan mindset mereka. Ketika tidak dilandasi akidah Islam, maka cara berpikirnya akan dibentuk oleh aturan hidup yang diterapkan. Menjadikan materi sebagai tolok ukur kebahagiaan, remaja yang gaul menjadi sebuah kebanggaan, tanpa peduli akan dampak yang ditimbulkan.
Padahal, di tengah gempuran budaya Barat dan sistem hidup ala Barat yang diterapkan, sudah seharusnya sebagai seorang muslim bangga dengan identitasnya. Baik terkait identitas dalam hal berpakaian (menutup aurat dengan jilbab dan khimar bagi muslimah), maupun dalam penerapan aturan-Nya.
Bagi seorang muslimah, menutup aurat adalah kemuliaan sebagai bentuk ketundukkan kepada hukum Allah Azza wa Jalla. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Mudah-mudahan, mereka selalu ingat.” (QS Al-A’raf: 26).
Apalagi ketika seorang muslimah memahami konsep uqdatul kubra sebagai fondasi akidah yang benar, yakni dari mana berasal, untuk apa diciptakan, dan akan ke mana setelah kematian. Ketika ia memahami bahwa dirinya berasal dari Allah, hidup untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah, dan akan kembali kepada-Nya, serta adanya pertanggungjawaban atas perbuatan semasa hidup di dunia, maka seseorang yang mengaku muslim akan berjalan sesuai dengan aturan Allah Swt..
Tidak ada rasa malu menunjukkan jati dirinya sebagai umat Baginda Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Pun, tidak ada rasa malu untuk mendakwahkan syariat Islam ke tengah-tengah umat, meskipun banyak teman menolaknya karena pertentangan itu selalu ada. Pertanyaannya, di mana posisi kita?
Ya, untuk apa terkenal, disebut remaja gaul, jika jiwa kita kering dari akidah dan akhlak Islam. Untuk apa punya teman yang hanya sekadar kebutuhan dunia dan hura-hura. Untuk itu, jangan latah ikut circle dan pakaian yang modis dan kekinian, jika hal itu mendatangkan kemarahan Allah Swt.. Banggalah sebagai muslim berikut dengan aturannya, termasuk mengenakan pakaian yang menutup aurat. Wallahu a’lam.