Oleh: Miftahul Jannah
(Siswi SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan)
CemerlangMedia.Com — Perkenalkan, nama lengkapku Miftahul Jannah, sering dipanggil Jannah, lo. Di sini aku akan menceritakan tentang pengalamanku semasa sekolah di SMAN 1 MHS.
Pada awal MPLS, aku berangkat sangat pagi. Aku sangat senang dan bersemangat untuk bertemu teman-teman baru di sekolah yang baru. Aku berkenalan dengan seorang perempuan yang bernama Norwardaniati dan kita pun makin dekat.
Hari pertama masuk sekolah, aku merasa takut dan khawatir karena aku tidak punya teman di sana. Namun, ternyata di hari itu, aku bertemu dengan teman satu kelas yang bernama Hani. Orangnya begitu asyik dan sopan. Tidak hanya Hani, tetapi ada beberapa teman lainnya juga. Hari berjalan sangat cepat sampai kami dinyatakan belajar semua.
Awal masuk sekolah diumumkan, tetapi sayangnya kita tidak satu sesi karena waktu itu ada wabah covid-19 yang mengharuskan kami dibagi menjadi dua sesi dalam satu kelas. Belajar bergantian, ini pun dilakukan selama berbulan-bulan, bahkan sampai waktu yang tidak ditentukan.
Awal masuk, satu kelas full. Aku sangat bahagia karena bisa bertemu dengan Dani, Hani, Sapwan, Fajar, Riswan. Kami suka becanda tawa bersama sampai waktu pulang tiba. Itu terus berlalu, tidak terasa waktu ulangan kenaikan kelas pun tiba. Tentu kami berenam sangat takut tidak naik kelas. Kami pun belajar dengan sungguh-sungguh sampai kami dinyatakan naik ke kelas XI.
Di kelas XI ini, aku dan teman-temanku sangat senang. Kami sering bercerita, sering pula tidak masuk ketika pelajaran PAI karena bercerita di toilet. Kami pun dihukum membersihkan sampah. Hal bodoh lain yang pernah kami lalukan, yakni janjian untuk tidak sekolah dan berkumpulan di rumah Ahdia untuk mehabiskan waktu.
Namun, setelah naik ke kelas XII, kami tidak mau lagi karena masanya sudah habis. Di kelas ini, banyak hal di luar dugaanku terjadi sehingga membuatku harus berhati-hati dan bersikap dewasa.
Pertengahan kelas XII, aku dan Dani pernah disuruh bernyanyi di depan kelas karena kami telat masuk pelajaran prakarya. Tentu saja aku dan temanku sangat malu. Tidak hanya itu saja, kami juga pernah izin ke toilet, tetapi aku dan temanku ke kantin untuk makan.
Aku dan temanku pun saling berjanji untuk tidak akan melakukan hal bodoh yang merugikan karena aku sudah mendekati kelulusan. Aku dan temanku harus mempersiapkan semua dengan sebaik mungkin sesuai dengan pilihan masing-masing. Banyak sosialisasi dengan penawaran terbaik untuk masuk kampus.
Beberapa temanku sudah menentukan pilihan mereka masing-masing. Namun, aku belum berpikir untuk ke sana karena ingin fokus pada ujian sekolah yang akan kuhadapi setelah ujian praktik yang sedang aku lakukan ini selesai. Aku berusaha untuk belajar dengan sebaik mungkin. Aku juga sering menasihati teman-teman terdekatku untuk fokus agar bisa lulus secara bersamaan di 2024 ini.
Hikmahnya adalah jangan pernah menyepelekan hal kecil maupun besar, baik itu peraturan sekolah maupun nasihat gurumu. Tetap menjadi murid yang baik dan patuhi perintah gurumu. Aku berharap, setiap yang aku lakukan cukup sebagai pembelajaran dan semoga aku menjadi lebih baik lagi ke depannya dan lulus dengan nilai terbaik.[CM/NA]