Oleh: Yana Sri Wahyuni
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
CemerlangMedia.Com — Naya Taqiya adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Ia lahir dari keluarga dengan tingkat perekonomian yang cukup sehingga kehidupan masa kecil Naya tidak kekurangan apa pun. Masa kecil bahagia jelas Naya rasakan.
Namun, semenjak Naya baru saja memulai perjalanan barunya di dunia kampus, perekonomian keluarga Naya melemah sembari melemahnya harga karet yang merupakan sumber utama pendapatan orang tuanya. Tentu hal ini berdampak negatif dengan kehidupan Naya di tanah rantau.
Tepatnya 10 tahun yang lalu, masih terekam jelas dalam memori Naya. Saat itu, anak-anak di kampungnya sedang marak bermain sepeda. Maka, dengan mudah Naya mendapatkan sepeda dari orang tuanya tanpa harus menunggu lama.
Naya merenung bagaimana sulitnya mendapatkan apa yang ia inginkan saat ini. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan pun sulit. “Ya Rabb, ampuni dosa-dosaku,” Naya berdoa di dalam hati.
Menjadi mahasiswa di salah satu kampus Islam di tanah Melayu membuat Naya harus hidup jauh dari orang tuanya. Ia harus mampu mengatur uang bulanan agar bisa bertahan sampai kiriman bulan depan tiba. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat Naya untuk menuntut ilmu, meraih cita-citanya.
Bertemu dan berkenalan dengan banyak teman baru dari berbagai daerah, mengajarkan Naya bahwa karakter manusia memang sangat berbeda-beda. Kajian Islam yang Naya ikuti benar-benar mengingatkannya akan mindset tidak tepat yang pernah menjadi prinsip hidupnya selama ini.
“Aku adalah aku, kamu adalah kamu. Aku urusin hidupku, kamu urusin hidupmu. Jangan usik ketenanganku, maka aku tidak akan mengusik ketenanganmu.” Sebuah prinsip yang sangat individualis. Tentu saja, prinsip ini sangat bertolak belakang dengan apa yang telah Allah perintahkan.
Sifat individualis Naya tercipta tentu saja karena asuhan orang tua dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup. Saat itu bahkan sampai saat ini, Naya tidak terlalu tertarik dengan persoalan yang terjadi di keluarga besarnya. Sebab, urusan orang dewasa sungguh sangat melelahkan.
Naya hanya fokus pada hidupnya. Ia bersama teman-teman dan dukungan orang tua melangkah melesat mendekati seluruh prestasi dan meninggalkan jauh kehidupan keluarga besar.
Beruntung, hidup dengan sifat individualis sedikit terkikis semenjak Naya mengenal Islam. Kajian yang Naya ikuti benar-benar mampu memberikan perubahan besar pada pola pikir dan pola sikapnya.
Membicarakan agenda dakwah adalah hal yang paling menyenangkan menurut Naya. Seperti saat ini, Naya sedang bersama Lisa di sebuah cafe bertema estetik. Nuansa tenang begini sangat cocok untuk mengencerkan pikiran.
Namun, satu kenyataan yang terkadang menyulitkan Naya bersinergi bersama komunitasnya adalah adanya perbedaan pendapat. Tidak bisa dimungkiri memang, perbedaan pendapat akan selalu terjadi, bahkan tidak hanya di komunitas. Sebab, manusia punya sudut pandang masing-masing.
Naya sadar, bahwa dakwah adalah sebuah aktivitas mulia. Dakwah juga memiliki tujuan yang sangat besar, yakni membangun kembali peradaban Islam yang pernah menguasai 2/3 bagian dunia. Mejadikan Islam yang mulia bukan hanya sekadar agama yang tertulis dalam KTP atau dalam surat-menyurat administrasi, seperti yang terjadi saat ini. Agama hanya dijadikan sebagai identitas tanpa perlu membuktikan dengan serius identitas keislamannya.
“Dalam dakwah pun begitu kan, Sa. Kita sangat mengharapkan orang-orang tersayang bersinergi, bersama memuliakan Islam dan menerapkannya dalam kehidupan. Namun, apakah kita harus memaksa mereka di saat mereka menolak? Atau haruskan kita memaksa mereka agar sama dengan kita, sedangkan mereka baru saja mulai mengenal Islam? Haruskah kita menyuruh mereka berlari kencang mengejar kita saat kaki mereka sedang cidera? Bisakah seperti itu?” ucap Naya kepada Lisa saat mereka membahas agenda dakwah di daerahnya.
Setim komunitas bukan berarti bisa memaksa orang lain untuk bisa sama dalam semua hal. Melangkahlah bersama dengan kapasitas masing-masing. Libatkan Allah dalam setiap pilihan dan langkah. Sungguh, hanya Allah yang menjadi penguat dalam segala hal. [CM/NA]