Perjalanan Pemuda Mencari Kebenaran

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Rihana El Lova
Kontributor Tetap CemrlangMedia.Com

CemerlangMedia.Com, CERNAK — Salman Al Farisi adalah seorang pemuda asal Persia yang mengabdi kepada agama Majusi. Ketika itu ia dikenal dengan nama aslinya, yaitu Ruziyah. Salman menjalani hari-harinya sebagai penjaga api. Api yang disembah oleh penganut agama Majusi.

Salman dibesarkan dalam agama Majusi. Namun rupanya, hati kecil Salman tidak begitu menyukai agamanya itu. Suatu hari, ia melihat sekelompok Nasrani sedang beribadah di sebuah Gereja. Salman merasa agama mereka lebih baik daripada agamanya. Salman pun penasaran. Ia mempelajari agama Nasrani lebih dalam. Salman akhirnya memutuskan untuk berpetualang ke Syam, pusat ajaran Nasrani pada masa itu dan berguru kepada seorang pendeta saleh.

Namun, baru beberapa tahun belajar, sang guru wafat. Salman melanjutkan perjalanan ke berbagai kota untuk belajar kepada seorang pendeta. Banyak kota ia singgahi dari Mosul, Nisibisi, hingga Amuria untuk mencari jawaban atas hatinya yang gelisah tentang sebuah agama yang benar.

Pada suatu hari, pendeta di Amuria memberinya pesan. “Wahai muridku, telah tiba masanya, telah diutus seorang nabi dengan risalah Ibrahim, beliau akan berada di suatu tempat yang ditumbuhi pohon kurma. Carilah beliau, ciri-cirinya adalah beliau tidak akan menerima sedekah, tetapi menerima hadiah dan di pundaknya ada tanda kenabian,” ucap sang guru.

Mendengar petunjuk itu, Salman Al farisi merasa hatinya makin yakin. Bergegas, ia memulai perjalanan panjangnya. Dalam perjalanannya, Salman melihat kafilah Bani Kalb dari Arab sedang melintas, kemudian ia berkata, “Wahai Tuan, jika kalian bersedia membawaku ke tanah Arab, aku akan memberi kalian sapi dan semua hartaku,” ujarnya seraya mengharap belas kasian orang Arab tersebut.

“Baiklah, ayo naik ke punggung untaku.” Jawab salah seorang dari mereka seraya tersenyum licik.

Salman Al Farisi pun naik ke atas punggung unta. Salman berharap akan segera bertemu dengan nabi mulia seperti yang selama ini ia harapkan.

Namun dalam perjalanan, kabilah tersebut mengkhianati Salman. Salman diikat dan dijual sebagai budak di Wadi Al Quro. Kemudian seorang Yahudi dari Bani Quraizhah membeli Salman dan membawanya ke Yastrib (Yastrib ini kemudian di kenal dengan sebutan Madinah).

Setibanya di sana, Salman yang melihat banyak pohon kurma bergetar hatinya. “Mungkinkah ini tempat yang dimaksud guruku itu?” tanyanya dalam hati. Salman pun menjalani harinya sebagai budak dan bekerja di kebun kurma milik majikannya.

Suatu hari, saat Salman sedang di atas pohon kurma, ia mendengar ponakan majikannya berkata sambil berteriak, “Paman, Bani Qailah sedang berkumpul di Quba, orang yang mengaku nabi telah tiba.”

Mendengar kabar tersebut, Salman turun dari pohon kurma. Ia meminta ponakan majikannya tersebut untuk mengulangi lagi perkataannya. Hal ini menjadikan majikan Salman berang, majikan tersebut menampar pipi Salman dengan kencang karena menganggap Salman bertindak kurang ajar.

Setelah itu, Salman kembali bekerja dan makin berharap pertemuan itu akan segera tiba. Selesai bekerja, Salman segera bergegas ke Quba, tempat Bani Qailah berkumpul menyambut kedatangan Nabi Muhammad saw..

Salman membawa banyak makanan dan menemui Nabi dan para sahabat. Kemudian ia berkata, “Permisi, ini ada beberapa makanan dan sedekah dariku.” Nabi hanya tersenyum dan meminta para sahabat untuk memakannya. Melihat hal itu, Salman berkata dalam hatinya bahwa yang dilihatnya itu adalah tanda pertama, Rasulullah saw. tidak memakan sedekah.

Beberapa hari kemudian, Salman kembali mengunjungi Rasulullah saw. dan para sahabat. Salman kembali membawa makanan kemudian berkata, “Kemarin saya tidak melihat engkau memakan sedekah, sekarang saya membawa hadiah sebagai bentuk penghormatan.”

Rasulullah saw. tersenyum dan mengajak para sahabat memakan bersama. Salman pun tersenyum dan makin yakin dengan tanda kedua ini. Tanda yang telah dikabarkan oleh gurunya, yaitu nabi menerima hadiah.

Hingga suatu hari, Salman mendengar kabar bahwa Rasulullah saw. berada di Baqi. Ia pun bergegas ke sana untuk melihat tanda ketiga. Sesampai di sana, Salman mengucapkan salam kemudian mendekati Rasulullah saw. dari arah belakang. Rasulullah saw. yang telah mengetahui maksud Salman itu segera menurunkan surban yang menutupi punggungnya.

Salman yang melihat tanda kenabian seketika menangis terharu dan memeluk Nabi kemudian berkata, “Akhirnya perjalanan dan pencarianku telah membuahkan hasil, ya Rasul. Engkaulah yang selama ini saya cari.” Setelah itu, Salman pun masuk Islam dan gigih membela agama Allah. [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *