Wahai Penguasa! Selamatkan Generasi dari Prostitusi

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Nilma Fitri, S.Si.
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)

“Sudah saatnya negara berbenah. Mengurus, memberikan perlindungan, dan keamanan kepada rakyat, termasuk anak-anak. Negara juga wajib memberikan jaminan kesejahteraan sehingga dapat menutup celah dan mencabut prostitusi anak dan remaja sampai ke akarnya. Masa depan bangsa pun akan gemilang karena lahir dari generasi cemerlang dalam naungan sistem Islam”


Ini konyol namanya
Hampir tak ada tujuan pasti
Jadi, apa yang kau cari?
Mungkin kau wiraswasta tubuh
Atau kau nikmati sendiri

CemerlangMedia.Com — Penggalan lagu berjudul Putri oleh grup band Jamrud adalah cerminan hidup remaja saat ini, benarlah adanya. Hampir tidak ada tujuan pasti. Menjalani kehidupan, tanpa mengetahui hakikat kehidupan itu sendiri. Menjual diri demi cuan atau bahkan kenikmatan pribadi.

Dilansir dari tvonenews.com (26-7-2024), Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkap temuan Rp127 miliar dari 130 ribu transaksi prostitusi anak di antaranya melalui e-wallet dan aset kripto. Diduga terdapat 24 ribu anak usia 10—18 tahun yang terlibat dalam prostitusi anak tersebut. Sungguh, jumlah yang sangat fantastis!

Sementara itu, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri berhasil membongkar kasus prostitusi online yang melibatkan 19 anak di bawah umur. Mereka dijajakan lewat media sosial X dan telegram. Lebih miris lagi, sebagian orang tua mereka tahu anaknya “open BO” dan membiarkannya menjadi pekerja seks (inews.id, 25-7-2024).

Kok, zaman makin edan.” Teknologi makin canggih, kejahatan pun makin merajalela dan menggerus akhlak remaja yang justru makin durjana. Runtuh sudah kemuliaan perempuan, rahim-rahim yang semestinya mampu melahirkan penerus peradaban gemilang, tercabik oleh ambisi duniawi yang tak bertepi.

Wahai Penguasa!

Kondisi ini semestinya menjadi alarm bagi negara bahwa masa depan bangsa dalam kondisi terancam. Prostitusi bukan lagi sekadar tindakan amoral, tetapi sudah sangat berkembang menjadi lahan bisnis menggiurkan.

Perlu penanganan serius yang mampu membongkar dan mencabut prostitusi dari akarnya. Apabila imbauan sudah dilakukan, ranah hukum sudah ditegakkan, tetapi prostitusi masih marak bertebaran, berarti negara wajib menelisik permasalahan dari sisi sistem aturan yang menguasai pergaulan dan hubungan kemasyarakatan.

Sistem Aturan

Pandangan hidup yang menjadi asas sistem aturan saat ini sangat perlu untuk ditelaah kembali. Walaupun banyak orang menampik negara ini bukanlah berdasar pada paham sekularisme, tetapi pada faktanya, aturan agama tidak diperkenankan ikut campur selain dalam ibadah. Alhasil, haramnya pergaulan yang semestinya dijauhi oleh remaja sering kali dilanggar.

Pergaulan bebas merajalela, seks tanpa pernikahan bukan lagi hal tabu, bahkan remaja dengan suka rela menukar tubuh dan kesucian mereka hanya demi kesenangan dan foya-foya. Interaksi sosial remaja menjadi rusak, pikiran mereka tersusupi dengan kesenangan hidup dunia dan abai akan kehidupan akhirat.

Belum lagi derasnya arus teknologi di era digital saat ini. Pornografi dan pornoaksi bebas berseliweran tanpa adanya filter dan aturan ketat dari pemerintah.

Film, sinetron, gim, tayangan iklan, hingga kejadian nyata pun yang bersifat pornografi dipertontonkan di media massa atas nama seni. Kemudahan remaja mengakses melalui gawai akhirnya mereka aplikasikan dalam pergaulan dan kehidupan.

Ditambah lagi dengan sistem kapitalisme yang mengungkung negara, turut mewarnai lahirnya setiap kebijakan dalam mengatur rakyat. Semua ditoleransi asalkan bermanfaat dan menghasilkan uang.

Negara berdiri di sisi pengusaha. Bukannya menghentikan penyebaran pornografi dan pornoaksi, malah seperti menaunginya karena dianggap dapat menambah pemasukan negara.

Sistem kapitalisme juga telah memengaruhi pandangan hidup masyarakat. Pemenuhan hasrat dan orientasi kebahagiaan hidup menjadi terfokus pada keberlimpahan materi. Hedonistik menjadi gaya hidup masyarakat, pun terjadi pada anak-anak dan remaja.

Kalangan penerus bangsa ini tidak lagi mempunyai visi jauh ke depan, tetapi penuh dengan kepuasan materi yang harus diraih dengan cepat, tanpa perlu usaha giat. Dunia prostitusi yang kini sangat menjanjikan akhirnya menjadi pilihan.

Dalam aspek pendidikan, sistem kapitalisme telah membuat esensi pendidikan hampir sirna. Di era ini, pendidikan hanya dijadikan sebagai instrumen pencetak tenaga kerja agar sejalan dengan dunia bisnis dan ujungnya mengarah ke kapital.

Tidak ada lagi pendidikan karakter, adab, dan akhlak yang semestinya wajib diamalkan sebelum ilmu. Lahirlah generasi bimbang, tanpa ada tujuan hidup yang pasti. Mereka hanya terfokus pada harta dunia, tanpa kenal agama.

Aturan Manusia Tak Mampu Menyelesaikan

Begitu dahsyatnya kerusakan yang dialami bangsa akibat sistem sekuler kapitalisme. Sistem aturan yang dibuat oleh manusia dan bukan dari Islam. Kehancuran masa depan bangsa menjadi taruhannya.

Generasi rusak, masa depan rusak karena anak-anak kini sudah sangat terpapar prostitusi. Bisa jadi, satu abad ke depan tidak ada lagi manusia beriman dan berakhlak mulia, apabila negara masih percaya pada sistem sekuler kapitalisme.

Penyelesaian dan pencegahan prostitusi anak dan remaja wajib dilakukan. Negara wajib memadamkan signal darurat ini. Prostitusi berkelanjutan butuh perbaikan sistemik.

Secara fitrahnya, manusia sebagai makhluk ciptaan amatlah butuh Pencipta. Makhluk ciptaan yang sifatnya serba terbatas tidak akan bisa mengatasi polemik hidupnya, tanpa sistem aturan Pencipta. Itulah fungsi agama, tidak hanya mengatur masalah ibadah, tetapi juga mencakup aturan kehidupan dari Pencipta.

Pasti sangat merusak apabila hidup diserahkan pada sistem aturan buatan manusia. Masing-masing manusia punya kepentingan, maka aturan yang lahir dari manusia akan senantiasa baik bagi sebagian manusia dan berdampak buruk bagi yang lainnya. Akibatnya, masalah prostitusi tidak pernah berhenti hingga menyentuh zona anak-anak dan remaja.

Islam dan Masa Depan

Lain halnya jika aturan hidup datang dari Pencipta manusia. Islam yang datang dari Allah Swt., bukan hanya sekadar agama, tetapi juga sistem kehidupan penyelamat manusia di dunia hingga akhirat. Islam mewajibkan negara untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat, termasuk anak-anak. Oleh karena itu, polemik prostitusi adalah tanggung jawab negara sebagai pelaku utama timbulnya masalah.

Tampak nyata kerusakan masyarakat, bahkan keluarga hingga seorang ibu berdiam diri di saat anaknya melakukan prostitusi. Untuk itu, negara wajib memberikan perlindungan secara nyata. Negara juga wajib melindungi remaja dari cemaran pornografi yang merusak akhlak dan akidah.

Basis akidah Islam dalam kurikulum pendidikan akan menciptakan keimanan yang kuat dalam diri anak dan remaja. Mereka akan meyakini bahwa zina adalah dosa besar dan akan mendapat siksa di akhirat. Benteng ini akan menjadi pencegah anak dan remaja melakukan prostitusi.

Pemikiran Barat yang menciptakan gaya hidup hedon masuk melalui media akan terjaring dengan filter sensor berpori milimikron yang diterapkan negara Islam agar tidak merusak pemikiran anak-anak, remaja, dan keluarga. Tayangan media akan bebas dari pornografi dan pornoaksi untuk melindungi masyarakat dari kerusakan akhlak yang parah.

Sistem hukum juga perlu dibenahi. Sistem hukum Islam sangatlah jitu mengatasi prostitusi. Kuratif dan preventif, itulah sistem hukum yang benar. Tidak hanya memberikan efek jera bagi pelaku, tetapi juga mencegah masyarakat melakukan hal yang sama.

Tidak berpihak pada tahta dan harta, adil dan tegas bagi terdakwa adalah ciri khusus dari sistem hukum Islam karena tanggung jawab penegak hukum akan langsung kepada Pencipta. Sangat mungkin pelaku prostitusi akan jera dan tidak mengundang yang lain melakukannya.

Sudah saatnya negara berbenah. Mengurus, memberikan perlindungan, dan keamanan kepada rakyat, termasuk anak-anak. Negara juga wajib memberikan jaminan kesejahteraan sehingga dapat menutup celah dan mencabut prostitusi anak dan remaja sampai ke akarnya. Masa depan bangsa pun akan gemilang karena lahir dari generasi cemerlang dalam naungan sistem Islam. Hadis dari Ibnu Umar ra. dari Nabi saw.,

“Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang pembantu rumah tangga bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya tentang pertanggungjawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya.” (HR Bukhari dan Muslim). [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *