Oleh. Nona Anggraeni
(Kontributor CemerlangMedia.Com)
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR. Ahmad)
CemerlangMedia.Com — Ada seseorang yang saat meninggalnya begitu banyak yang menyalatkan atau mengantarkan ke pemakaman. Begitu banyak yang merasa kehilangan. Begitu banyak yang bersaksi bahwa si Fulan adalah orang baik, dan mereka mendoakannya agar masuk surga. Tentu kita bertanya-tanya, amalan apa yang dimiliki orang itu hingga membuatnya begitu mulia di hadapan sesama. Tentunya karena ia berbuat baik dan bermanfaat untuk orang lain. Lalu bagaimana dengan kita?
Mengutip hadis di atas, terbersit pertanyaan yang menggelitik. Sudahkah kita memberikan manfaat bagi orang lain? Lalu seperti apa dan bagaimanakah manusia yang bermanfaat itu?
Manusia yang bermanfaat adalah manusia yang memiliki nilai dari suatu yang ia lakukan dan bertujuan agar dapat berguna bagi dirinya dan orang lain.
Bagi seorang dokter tentu saja tidak diragukan lagi. Dokter adalah seseorang yang sangat dibutuhkan oleh manusia lain dan banyak menolong sesama. Juga seorang guru, yang ilmunya sampai kapanpun akan terus bermanfaat untuk anak didiknya. Bahkan hingga ajal menjelang, ilmu yang diajarkan akan terus mengalirkan manfaat untuk orang lain.
Tidak kalah penting seorang ibu rumah tangga. Sebuah profesi yang tidak bisa dipandang remeh. Profesi yang memerlukan beberapa keterampilan sekaligus. Sebuah pekerjaan yang tidak mengenal jam kerja dan berlangsung terus-menerus. Ibu rumah tangga adalah profesi paling mulia, karena di tangannyalah lahir generasi-generasi penerus agama, generasi rabbani. Pendidikan awal seorang anak ada di tangan seorang ibu. Ibu adalah madrasah awal, dan ayah adalah kepala sekolahnya.
Seorang ustaz atau ulama, dengan ilmunya mampu membuat orang berubah menjadi lebih baik. Karena sejatinya mereka adalah penyeru kebaikan. Ulama menjadi panutan orang banyak, sebuah pekerjaan yang dapat memberikan pengaruh kebaikan.
Namun jika belum mampu untuk memberikan ceramah karena ilmu agama belum cukup, ada cara lain yang bisa memberikan manfaat juga. Misalnya dengan menyebarkan tulisan tentang kebaikan atau menuliskan sesuatu yang berguna untuk orang banyak. Sebuah tulisan bisa mengubah orang lain. Sebuah tulisan bisa menjadi sebuah motivasi bagi pembacanya. Berdakwah tidak melulu harus dengan cara berbicara, menulis pun bisa menjadi wasilah dakwah. Bahkan terkadang lebih efektif, karena bisa menjangkau daerah yang lebih luas.
Kita bisa mulai mencoba menuliskan tentang banyak hal. Bisa dari kisah pribadi maupun artikel tentang sesuatu yang dapat menginspirasi orang lain. Tulisan yang kaya akan hikmah kehidupan. Bahkan status di media sosial pun bisa menjadi inspirasi orang lain.
Intinya, setiap profesi atau pekerjaan pasti membawa manfaat bagi sesama. Tinggal bagaimana cara menyikapi atau mencari celah untuk bisa memberikan sesuatu kepada orang lain. Walaupun kecil dan mungkin terlihat tidak berharga, atau bahkan tak terlihat di mata manusia sekalipun, akan tetapi semua bernilai di mata Allah selama kita melakukannya dengan ikhlas karena Allah. Pekerjaan yang dilakukan dari hati yang ikhlas akan memberikan dampak positif bagi sesama manusia.
Jangan menunggu baik baru berbuat dan mengajak orang lain kepada kebaikan. Manusia tidak ada yang sempurna. Tetaplah berbuat baik, tetaplah menjaga hubungan sosial dengan orang lain. Jangan lupa bahwa ada banyak cara dalam memberikan manfaat untuk orang lain. Yang paling sederhana adalah dengan berbagi waktu, mendengarkan saat orang berkeluh kesah, memberikan nasihat sesuai dengan tuntunan Islam, dan memberikan dukungan saat dibutuhkan.
Jadi apapun pekerjaan yang kita lakukan, pastikan kita melakukannya untuk kebaikan, bagi diri sendiri dan bermanfaat untuk orang lain. [CM/NA]