Oleh. Siti Nurhiqmah
(Terapis/Herbalis, Mompreneur, Founder Al-Fatih Preneur)
CemerlangMedia.Com — Siapa sih yang tak pernah sakit? Jika semua ditanya, hampir 99,9 % para peserta baik webinar online ataupun acara edukasi offline menjawab “pernah”. Hehe … termasuk saya juga.
Ngomongin soal sembuh, memang kesembuhan itu haknya Allah saja. Akan tetapi, ada ranah manusia yang bersifat ikhtiari yang tentunya siapa saja bisa mengamalkannya. Dalam hal ini kita akan bahas syarat kesembuhan dari segi aspek ikhtiarinya ya. Oke? Sip dah.
Adapun syarat-syarat kesembuhan tersebut, meliputi:
Pertama, keyakinan. Dalam hal ini, setiap orang yang sakit bila di hatinya masih memiliki keyakinan bahwa Allah Sang Maha Penyembuh, “Obat yang sesungguhnya adalah Allah Swt., memberikan kesembuhan semua penyakit baik fisik maupun hati jika mereka berdoa dengan tulus pada Allah, bisa juga membaca lantunan asmaul husna karena ada nama yang menunjukkan bahwa Allah itu memiliki sifat penyembuh, yaitu ad-dhar, an-nafi’.”
Dan setiap penyakit ada obatnya,
لِكُلِّدَاءٍ دَوَاءٌ,فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ
Artinya: “Semua penyakit ada obatnya. Jika cocok antara penyakit dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin Allah.” (HR Muslim)
Maka, insyaallah, siapa saja yang memiliki niat kuat bahwa Allah Sang Penyembuh dan setiap penyakit ada obatnya, maka ia akan punya daya juang dan kekuatan spiritual lebih kuat yang memicu kerja imunitasnya lebih meningkat.
Belasan tahun menggeluti dunia terapi, sungguh unik yang saya dapati dari para pasien yang memiliki keyakinan bahwa tiada yang mustahil jika Allah menghendaki kesembuhan baginya. Maka progres menuju sehatnya juga lebih cepat dan menunjukkan perbaikan yang lebih spesifik, meskipun penyakitnya lebih serius dari pasien saya yang hanya kena penyakit maag yang memiliki keyakinan kesembuhannya rendah.
Dari situ, setiap saya mendapat pasien, —saat wawancara, saya pandangi sorot matanya dan memberikan beberapa soal— yang dari jawaban itu akan menggambarkan level keyakinan si pasien. Jika level keyakinannya baik, tinggal kita kasih motivasi. Sebaliknya jika level keyakinannya di bawah standar, maka akan kita berikan edukasi untuk mengubah mindsetnya yang keliru.
Begitupun semestinya buat para pengusaha herba yang sejatinya sedang syiar kebaikan, yang berupaya mengikhtiari para customernya menjemput kesembuhannya. Wah, butuh latihan dong ya? Iya. Intensitas kita dalam melakukan pendampingan ke customer, insyaallah akan mengasah komunikasi dan skill mengedukasi pula. Jika ada yang belum dimengerti, ya tinggal konsultasikan ke gurunya. Inilah enaknya jika kita berguru dalam mengkaji ilmu.
Nah, dengan meningkatnya keyakinan seseorang inilah, ia akan banyak berdoa meminta kesembuhan hanya pada Allah saja, Sang Maha Penyembuh dan memaksimalkan ikhtiar yang bisa ia tempuh.
Kedua, istikamah. Sebagus apa pun itu herbal yang digunakan, jika dia tidak istikamah mengonsumsinya, ya… susah menemukan perbaikan secara alami dan peningkatan imunitas tubuhnya juga beda.
Adakah kawan-kawan di sini yang pernah mendapati minum herbalnya saat sedang sakit aja? Jika ada, maka belajarlah bahwa kesembuhan itu tak bisa didapat secara instan. Sebagaimana terbentuknya penyakit di tubuh kita itu juga berproses, bahkan seringkali tubuh memberikan sinyal bahaya/warning pada kita.
Namun, abainya seseorang terhadap warning itu mengakibatkan seseorang akan menemukan kondisi penyakit yang sudah kronis/stadium lanjut akibat ia lalai dan enggan menangkap sinyal bahaya dari tubuh yang sudah didesain Allah sangat pintarnya. Eh, tahu-tahu pas diperiksa kankernya sudah stadium 3 bahkan sudah stadium 4, ya Allah.
Selain herbal, pola makan sehat juga mesti diistikamahkan. Saya bisa merasakan protesnya pencernaan saat di luar rumah makan gorengan. Wih, itu nggak nyaman banget, begah di perut saya.
Akan tetapi, saat pola makan saya sehat, itu easy going aja beraktivitas padat. Badan kayak punya baterai ekstra, sebab nutrisi yang bagus itu terserap maksimal sehingga daya/tenaga yang dihasilkan pun juga bagus.
Ketiga, dosis dan diagnosis yang tepat. Sungguh hal yang tak kalah penting dalam menjemput kesehatan adalah pemberian dosis herbal. Dosis yang tepat akan memberikan peningkatan perbaikan dengan pesat dan si pasien atau customer kita juga lebih nyaman. Pernahkah kawan-kawan mendengar komplain dari customer/pasiennya? Yakni badannya tambah sakit setelah dia minum herbal. Jika ya, coba cek pemberian dosisnya. Apakah sudah tepat? Jika belum, bisa jadi ada yang terlewat.
Adapun proses yang seharusnya dilakukan lebih awal sebelum ditentukan dosisnya adalah dengan melakukan diagnosis pada yang bersangkutan. Hal ini bisa dilakukan dengan wawancara singkat untuk mengetahui gejala dan keluhan yang dirasakan, bahkan bisa ditanyakan apakah sebelumnya pernah cek laboratorium atau tes darah? Jika iya, tanyakan apa hasilnya, ini akan sangat membantu sekali dalam memberikan dosis tepat dan cara pemakaiannya.
Saya beberapa waktu ini menemukan curhatan orang yang kewalahan dengan merasakan detoks herbal, sehingga membuat seseorang jera mengonsumsinya kembali. Dan minimnya edukasi dari si penjual herbal bisa berakibat lebih serius, orang itu akan jera mengonsumsi herbal, yang parahnya lagi ia akan mengatakan pada orang lain bahwa herbal itu tidak baik dan justru bikin saya sakit.
Wah, bahaya kan kalo buat jangka panjangnya. Hal ini menjadi tanda bahwa si penjual herbal nggak paham ilmunya bahwa herbal itu bisa menimbulkan detoks.
Keempat, terjadi DOC atau Direction Of Cure (reaksi positif setelah konsumsi herbal dan terapi/ detoksifikasi). Satu hal yang positif setelah orang mengonsumsi herbal bahkan terapi adalah terjadinya DOC. Dengan terjadinya DOC, toksin akan dikeluarkan secara alami. Akan tetapi, agar lebih nyaman menjalani proses DOC ini, butuh bimbingan agar teredukasi tentang DOC dan tips mengatasi detoksifikasinya.
Tips yang bisa disarankan saat orang mengalami detoksifikasi setelah minum herbal atau terapi, yaitu:
Pertama, perbanyak minum air putih, keculai jika penderita penyakit ginjal dan jantung ya.
Kedua, kurangi dosisnya.
Ketiga, konsumsi herbalnya setelah makan.
Keempat, teruskan konsumsi herbalnya.
Oiya dari pengalaman kami berguru di kelas NHC (Natural Healing Course) pada 2009, justru sebelum memaksimalkan pengobatan, dianjurkan melakukan detoks terhadap usus. Ini bertujuan untuk membersihkan racun yang telah menempel di dinding usus yang menghalangi penyerapan nutrisi. Maka dengan bersihnya usus ini akan lebih bagus penyerapan herbal ataupun nutrisi makanan sehatnya. Ini berdampak baik pula dalam meningkatkan imunitas tubuh dan proses penyembuhannya juga lebih pesat terlihat.
Demikian sharing dari kami yang masih terus berproses menjadi lebih baik lagi. Semoga bermanfaat dan berkah ilmunya. Aamiin. [CM/NA]
4 komentar pada “Syarat Kesembuhan dengan Herbal”
MaasyaaAllah ternyata syarat sembuh ini gak boleh ada yg di mutilasi. Mesti di amalkan semua biar dapat hasil yang memuaskan atas izin Allah
Masya Allah, ilmu yang sangat bermanfaat. Jazakillahu khoyr
Masya Allah,,, kesembuhan datangnya dari Allah SWT te tapi kita sebagai manusia harus Berikhtiar untuk menjemput kesembuhan itu dengan me lakukan pengobatan salah satunya adalah berobat herbal yang berobat pun ternyata Ada persyaratannya yakni keyakinan akan kesembuhan,istiqomah mengkonsumsi herbal, dosis Dan diagnosis yang tepat, ketika terjadi detoksifikasi jangan panik perbanyak minum air Putin, kurangi dosis, minum herbal setelah makan, lanjut konsumsi herbal,, masya Allah semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan 🤲Jazakillah kak Hikmah sudah berbagi ilmu🙏
Modal keyakinan sangat penting bagi syarat kesembuhan…