Bekasi Kota Duta, Kebanggaan atau Memalukan?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Rifka Fauziah Arman, A.Md. Farm.

CemerlangMedia.Com — Bekasi dikejutkan dengan predikat sebagai “Tempat Pembuangan Sampah” terbesar di Asia. Predikat ini disampaikan oleh salah satu akun X asal Italia dengan pengikut 1,8 juta bernama Massimo. Ia memberikan predikat tersebut setelah membuat video mengenai TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang yang mampu menerima 7.000 ton perhari sampah dari Jakarta. Sementara itu, Jakarta dengan populasi 35 juta jiwa mampu menghasilkan sampah 15.000 ton perhari, kemudian menjadikan TPST Bantargebang sebagai salah satu tujuan tempat pembuangan sampah terbesarnya (Infobekasi.co.id, 6-3-2024).

Di sisi lain, di Bekasi juga, tepatnya di Wilayah Cikarang akan dibangun Aeon Mall yang diklaim sebagai mal terbesar se-Asia Tenggara. Mal tersebut akan segera dibuka pada akhir Maret ini. Tentu saja, mal ini akan menjadi hiburan terbaru bagi warga Bekasi terutama daerah Cikarang dan sekitarnya.

Mal dengan konsep “Nature Entertainment, Future and Japanese Ambience” yang sudah pasti sangat estetik sehingga akan memancing warga untuk berkunjung dan merasakan konsep terbaru. Ditambah dengan fasilitas “forest plaza, forest park” dan arena hijau yang melengkapi fasilitas di sana. Mal ini juga akan menyiapkan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) untuk mengusung konsep hemat energi.

Sungguh luar biasa fasilitas dan konsep yang dihadirkan mal terbaru nanti. Wajar saja jika diklaim sebagai mal terbesar karena konsepnya membutuhkan wilayah yang luas dan kerja sama dua perusahaan real estate besar Deltamas dan Sinarmas Land. Keduanya terkenal sebagai pembangun kota industri maupun real estate di berbagai provinsi (Wartakota, 9-3-2024).

Ketimpangan Antar Duta

Terjadi ketimpangan antara klaim “duta” yang disematkan kepada Bekasi. Pada satu sisi, klaim ini adalah predikat yang membanggakan, sedangkan di sisi lainnya seolah sebagai predikat yang memalukan. Ambillah salah satu sisi Bekasi, TPST Bantargebang dengan predikat TPST terbesar di Asia, telah memberi banyak sumbangsih merugikan bagi warga di sekitarnya. Bau menyengat yang sangat mengganggu kerap dirasakan warga, terutama bagi warga miskin dan kalangan menengah ke bawah yang tidak mampu bersuara menolak keadaan.

Selain itu, terus bertambahnya volume sampah membuat pemerintah harus mencari solusi demi menghindari penumpukan. Teknologi canggih yang turut diadopsi dari negara lain pun telah dilakukan, tetapi sayangnya, hal tersebut belum juga mampu mengurangi penumpukan sampah yang kian menggunung dan terus-menerus menjadi momok dan tidak kunjung diberikan solusi.

Lalu pandanglah sisi lain wajah Bekasi, pembangunan sarana belanja dan hiburan yang disponsori oleh pihak swasta, menyasar masyarakat kalangan menengah ke atas akan berdiri dengan sangat megahnya. Pemerintah pun turut andil mendukung terlaksananya pembangunan ini melalui perizinan dan menggelontorkan dana daerah demi suksesnya pembangunan yang berbasis bisnis investasi megah.

Akar Permasalahan

Dari sini tampak jelas dua sisi yang bertolak belakang. Akomodasi konsumerisme lebih didahulukan oleh pemerintah. Ya, proyek pembangunan mal besar yang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas memang lebih menjanjikan, padahal pembangunan mal akan turut menambah sumbangan sampah yang lebih besar lagi.

Pastinya persoalan sampah di Bekasi akan terasa lebih runyam dan pelik. Permasalahan yang semestinya diperhatikan dari hulu ke hilir, tetapi seolah diabaikan sehingga terus menuai kritik.

Sistem kapitalisme yang merengkuh negeri ini menjadi musabab dasar masalah ini terjadi. Bagaimana tidak, kapitalisme dengan dominasi keberpihakannya kepada kaum kapitalis akan lebih memilih mereka yang memberi banyak keuntungan dan mengesampingkan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Buktinya, pembangunan investasi yang meraup banyak keuntungan bagi kaum kapitalis dan sedikit menyenggol pemerintah lebih mendapat prioritas dengan adanya kemudahan perizinan sehingga proyek terlaksana secara cepat. Namun, apabila menyangkut permasalahan rakyat yang tidak menguntungkan, apalagi dinilai akan menghabiskan anggaran, akan lamban mendapat penanganan.

Pun pembangunan fasilitas publik, terasa amat sulit. Pemerintah daerah harus mengemis kepada pemerintah pusat dan mencari berbagai dalih untuk menarik pajak dari rakyat. Begitulah cara kapitalisme bekerja, mengimpit rakyat demi memeriahkan pembangunan dan menyokong prestasi besar untuk pengakuan dari negara lain. Kapitalis pun melenggang senang dan rakyat meregang tegang.

Prestasi Pemerintahan Islam

Berbeda dengan sistem Islam. Permasalahan yang dialami oleh manusia, telah diberikan solusinya oleh Penciptanya. Tidak ada ketimpangan atau pilih kasih yang akan dirasakan.

Sejarah telah banyak membuktikan bagaimana Islam memberikan pengaturan yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat. Negara mendirikan bangunan dan fasilitas untuk mempermudah aktivitas masyarakat dan meminimalkan kerugian, baik kecil maupun besar.

Negara juga seharusnya mampu mengutamakan dan menempatkan skala prioritas dalam menanggulangi masalah yang ada. Alhasil, tidak hanya prestasi dalam kemajuan teknologi, tetapi juga memiliki prestasi sebagai lingkungan yang asri dan tertata dengan baik sesuai dengan aturan dalam Islam.

Begitu juga prestasi pemimpin Islam yang telah berhasil membangun banyak fasilitas untuk rakyat pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid. Bahkan, Daulah Islam sangat dikenal sebagai negeri 1001 malam yang banyak melahirkan para ilmuwan ternama.

Daulah Islamlah yang pertama kali membuat perpustakaan pertama di dunia, universitas pertama, rumah sakit pertama, negara yang pertama kali memiliki penerangan di malam hari pada masanya karena seorang ilmuwan yang menemukan listrik. Daulah juga memiliki bangunan dan jalan yang tertata dengan rapi. Semua ini adalah prestasi yang bermanfaat bagi seluruh umat di dunia, bahkan hingga kini.

Segalanya tercapai berkat pemerintahan Islam yang menerapkan syariat Islam sebagai aturan dalam sebuah negara. Syariat Islam yang mampu membuat negara terkuat, termasyhur, dan ditakuti banyak kalangan karena kekokohan akidah yang ditanamkan pada diri setiap umat serta kekuatan militernya yang kuat dan tangguh.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‎وَاَ نِ  احْكُمْ  بَيْنَهُمْ  بِمَاۤ  اَنْزَلَ  اللّٰهُ  وَلَا  تَتَّبِعْ  اَهْوَآءَهُمْ  وَا حْذَرْهُمْ  اَنْ  يَّفْتِنُوْكَ  عَنْۢ  بَعْضِ  مَاۤ  اَنْزَلَ  اللّٰهُ  اِلَيْكَ ۗ فَاِ نْ  تَوَلَّوْا  فَا عْلَمْ  اَنَّمَا  يُرِ يْدُ  اللّٰهُ  اَنْ  يُّصِيْبَهُمْ  بِبَـعْضِ  ذُنُوْبِهِمْ ۗ وَاِ نَّ  كَثِيْرًا  مِّنَ  النَّا سِ  لَفٰسِقُوْنَ

“Dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memerdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sungguh, kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” (QS Al-Ma’idah [5]: 49).

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita kembali kepada hukum yang ditetapkan oleh Allah Swt., bukan hanya untuk umat muslim saja, tetapi juga untuk seluruh umat manusia. Prestasi yang diraih seorang muslim ketika di dunia adalah semata-mata untuk mendapatkan keridaan-Nya, bukan untuk keuntungan maupun kepentingan pribadi. Wallahu a’lam bisshawwab [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *