Ekonomi Merosot karena Deflasi, Rakyat Makin Terbebani

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Nur Rahmawati, S.H.
Chief Editor CemerlangMedia.Com

Dalam pandangan Islam, deflasi tidak akan terjadi jika ekonomi berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariat yang melarang riba (bunga), mendorong zakat, dan menekankan pentingnya kepemilikan publik atas sumber daya alam yang penting.

CemerlangMedia.Com — Pertumbuhan ekonomi di atas 5% agaknya mustahil terwujud. Pasalnya, terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) hampir di semua sektor industri yang akhirnya berimbas pada anjloknya daya beli masyarakat. Hal ini, memicu terjadinya deflasi. Menurut ekonom dari Bright Institute, Muhammad Andri Perdana, deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut karena masyarakat kelas pekerja tidak memiliki uang untuk belanja (Bbc.com, 4-10-2024).

Deflasi sering kali dipandang sebagai fenomena ekonomi yang meresahkan karena menunjukkan tanda-tanda bahwa perekonomian sedang melambat. Meski sebagian orang awam mungkin melihat harga barang yang turun sebagai hal positif, kenyataannya, dalam konteks ekonomi makro, deflasi merupakan indikasi yang lebih besar dari kemerosotan ekonomi dan makin sulitnya kehidupan masyarakat.

Dalam sistem kapitalisme yang mendominasi perekonomian global saat ini, deflasi membawa dampak buruk bagi kesejahteraan rakyat. Di sisi lain, solusi yang ditawarkan oleh Islam melalui sistem ekonomi yang berbasis keadilan dan keseimbangan, menawarkan harapan untuk memperbaiki kondisi ini.

Deflasi dan Dampaknya dalam Sistem Kapitalisme

Deflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum turun dalam jangka waktu yang panjang. Penurunan harga ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti turunnya permintaan secara keseluruhan, meningkatnya efisiensi produksi, atau surplus dalam penawaran. Namun, dalam sistem kapitalisme yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui konsumsi dan investasi, deflasi justru menjadi ancaman serius.

Salah satu alasan utama deflasi dianggap berbahaya dalam kapitalisme adalah karena dampaknya terhadap konsumsi dan investasi. Ketika harga barang terus turun, konsumen cenderung menunda pembelian dengan harapan, harga akan makin turun. Akibatnya, permintaan turun dan produsen pun mengurangi produksi. Pengurangan produksi ini kemudian berakibat pada pemutusan hubungan kerja, meningkatnya pengangguran, serta penurunan pendapatan masyarakat. Siklus ini akan terus berulang, menciptakan lingkaran setan yang memperparah situasi ekonomi.

Selain itu, dalam sistem kapitalisme, sebagian besar perusahaan dan individu beroperasi dengan menggunakan utang. Dalam kondisi deflasi, nilai riil utang meningkat karena nilai uang yang digunakan untuk membayar utang memiliki daya beli yang lebih tinggi. Hal ini menyulitkan perusahaan dan individu dalam membayar kembali utang mereka yang pada akhirnya dapat mengarah pada kebangkrutan dan krisis perbankan. Dengan demikian, deflasi dalam kapitalisme tidak hanya mengurangi daya beli masyarakat, tetapi juga memperparah ketimpangan ekonomi yang sudah ada.

Sebagai contoh nyata, krisis besar seperti Depresi Besar di Amerika Serikat pada 1930-an menunjukkan betapa destruktifnya deflasi dalam sistem kapitalisme. Harga barang-barang turun drastis, tetapi karena daya beli masyarakat juga melemah, hal ini malah membuat banyak perusahaan bangkrut dan pengangguran melonjak. Deflasi, dalam konteks kapitalisme adalah tanda bahwa sistem tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan lebih jauh lagi, memperlihatkan bagaimana kapitalisme lebih mengutamakan keuntungan perusahaan dibanding kesejahteraan rakyat.

Sebab Utama: Sistem Kapitalisme

Kapitalisme pada dasarnya adalah sistem ekonomi yang berorientasi pada keuntungan dan persaingan. Sistem ini memungkinkan individu dan perusahaan untuk mengejar kepentingan pribadi mereka, tanpa batasan yang ketat. Dalam proses ini, akumulasi kekayaan menjadi tujuan utama, sementara distribusi kekayaan sering kali diabaikan. Ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin terus melebar dan pada saat krisis, seperti deflasi, ketimpangan ini makin jelas terlihat.

Salah satu kelemahan mendasar dari kapitalisme adalah ketergantungannya pada konsumsi yang terus-menerus untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Ketika konsumsi menurun, seperti dalam kondisi deflasi, seluruh sistem ekonomi menjadi terganggu. Kapitalisme juga sering kali gagal dalam menciptakan kesejahteraan yang merata karena kekayaan cenderung terkonsentrasi pada segelintir individu atau perusahaan besar. Ini membuat sebagian besar masyarakat terpinggirkan, terutama dalam masa-masa sulit, seperti krisis ekonomi.

Kapitalisme juga menciptakan kesenjangan dalam akses terhadap sumber daya, di mana orang-orang kaya memiliki kelebihan sumber daya, sementara yang miskin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Dalam situasi deflasi, orang-orang yang sudah berada dalam kondisi sulit akan makin terpuruk karena penurunan harga sering kali tidak diiringi dengan penurunan biaya hidup yang esensial, seperti utang dan biaya perawatan kesehatan.

Solusi dari Perspektif Islam

Islam menawarkan solusi ekonomi yang berbeda dari kapitalisme dengan penekanan pada keadilan, keseimbangan, dan distribusi kekayaan yang merata. Dalam pandangan Islam, deflasi tidak akan terjadi jika ekonomi berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip syariat yang melarang riba (bunga), mendorong zakat, dan menekankan pentingnya kepemilikan publik atas sumber daya alam yang penting.

Pertama, Islam melarang riba yang berarti sistem keuangan tidak akan dibebani oleh utang yang melampaui kemampuan pembayar. Dengan tidak adanya bunga, beban utang yang meningkat pada kondisi deflasi dapat dihindari sehingga ekonomi lebih stabil. Al-Qur’an sangat jelas melarang riba, seperti yang dinyatakan dalam surah Al-Baqarah ayat 275, “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”

Kedua, sistem zakat dalam Islam bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan dari yang kaya kepada yang miskin sehingga keseimbangan sosial dapat tercapai. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban ibadah, tetapi juga merupakan instrumen ekonomi yang efektif untuk mengurangi ketimpangan sosial dan membantu masyarakat bertahan dalam masa-masa sulit. Dengan adanya distribusi kekayaan yang adil, daya beli masyarakat akan lebih stabil dan kondisi ekonomi yang ekstrem, seperti deflasi dapat dicegah.

Selain itu, Islam menekankan pentingnya kepemilikan publik atas sumber daya yang vital, seperti air, energi, dan lahan pertanian. Hal ini mencegah privatisasi yang berlebihan dan memastikan bahwa sumber daya tersebut dapat diakses oleh seluruh masyarakat, bukan hanya oleh segelintir orang yang kaya. Dengan demikian, sistem ekonomi Islam lebih berfokus pada kesejahteraan bersama daripada sekadar mengejar keuntungan pribadi.

Terakhir, Islam memberikan jaminan kebutuhan pokok bagi masyarakat untuk kehidupannya dan mampu diakses secara langsung maupun tidak langsung. Layanan yang dimaksud salah satunya pendidikan dan kesehatan yang diperoleh setiap individu masyarakat sehingga tidak lagi dipusingkan dengan hal tersebut.

Khatimah

Deflasi dalam sistem kapitalisme adalah tanda bahwa ekonomi sedang merosot dan kesejahteraan rakyat makin terancam. Kapitalisme dengan segala kekurangannya cenderung menciptakan ketimpangan dan menempatkan beban yang tidak adil pada masyarakat. Sebaliknya, Islam menawarkan solusi yang lebih adil dan seimbang dengan mengedepankan keadilan sosial, pelarangan riba, dan distribusi kekayaan yang merata melalui zakat. Prinsip-prinsip ekonomi Islam dapat menjadi jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh deflasi serta membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Wallahu a’lam bisshawab [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *