Penulis: Yeni Nurmayanti
Islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang bersumber dari Allah Swt. Zat yang Maha Baik telah teruji dalam mewujudkan kesejahteraan. Sungguh, Allah akan menepati janji-Nya bagi mereka yang beriman, melakukan amal saleh, serta senantiasa menjalankan syariat Islam akan merasakan kehidupan yang penuh rahmat dan sejahtera.
CemerlangMedia.Com — Saat ini sebagian masyarakat Indonesia tengah berjuang menghadapi ujian kesulitan ekonomi dan terbatasnya lowongan pekerjaan. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di mana-mana dan di berbagai sektor sehingga jumlah pengangguran kian meningkat.
Bahkan, Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di Asia Tenggara. Dilansir dari IDN Financials (6-5-2025), Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa per Februari 2025, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang, naik sekitar 1,11% dari sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pertambahan angkatan kerja di Indonesia yang lebih cepat dibandingkan penyerapan tenaga kerja di lapangan.
Lebih miris lagi, di tengah impitan pekerjaan sulit, warga Bekasi malah menjadi korban penipuan perusahaan alih daya (outsourcing) yang beroperasi ilegal. Mereka diharuskan membayar hingga ratusan ribu rupiah. Banyak media yang memberitakan tentang pengalaman pahit para pencari kerja ini.
Tribunjakarta.com (28-4-2025) memuat berita nasib pencari kerja yang viral di media sosial, khususnya platform TikTok. Sebuah video yang menayangkan curhatan para pencari kerja yang tertipu lowongan kerja fiktif di perusahaan alih daya (outsourcing) bodong yang berlokasi di Plaza Bekasi Jaya, Jalan Ir. H. Juanda, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi diunggah oleh akun TikTok @yessayyaaa.
Sistem Ekonomi Kapitalisme
Menyikapi hal tersebut, departemen tenaga kerja (depnaker) bereaksi cepat lalu melakukan investigasi pada kasus penipuan lowongan kerja fiktif dari perusahaan bodong tersebut. Sayangnya, para pelaku masih buron dan belum diketahui identitasnya membuat proses hukum masih dalam tahap pencarian dan terus berjalan.
Tentu saja kasus penipuan lowongan pekerjaan bukanlah kasus pertama dan satu-satunya. Banyak kasus lain yang terjadi. Tidak hanya di Bekasi, tetapi juga di daerah lain. Hal ini menunjukkan betapa rentannya para pencari kerja di Indonesia sehingga mereka menjadi korban penipuan, apalagi di tengah sulitnya ekonomi masyarakat.
Peran pemerintah dalam masalah ini juga patut dipertanyakan, terutama dalam hal tanggung jawab menyediakan lapangan kerja yang layak dan manusiawi bagi masyarakat. Pertanyaan yang muncul, apakah pemerintah memiliki political will yang cukup untuk menjalankan kebijakan yang efektif dan mengatasi masalah pengangguran dan penipuan lowongan kerja?
Sementara ketersediaan lapangan kerja dan kebijakan pemerintah sangat erat kaitannya dengan sistem kepemimpinan dan ekonomi yang dijalankan negara. Tentu saja akan butuh evaluasi terhadap dampaknya di masyarakat, seperti yang terjadi saat ini.
Krisis ekonomi tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi juga oleh sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan negara, tidak stabil dan rawan krisis. Ditambah lagi, para pemimpinnya tidak peduli dengan kebutuhan masyarakatnya.
Tidak hanya itu, masyarakat juga menghadapi ketidakpastian dalam kesejahteraan serta ancaman terhadap keselamatan mereka dalam mencari nafkah. Tampak jelas bagaimana sistem ekonomi kapitalisme tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Islam Menjamin Kesejahteraan Masyarakat
Dalam pandangan Islam, seorang pemimpin memiliki peran penting sebagai pelindung dan penjaga umat dari berbagai ancaman dan bahaya, serta sebagai pembimbing dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam. Rasulullah saw. bersabda dari Abu Hurairah ra., “Sesungguhnya imam/khalifah itu adalah perisai (junnah) yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (Muttafaqun ‘alaih).
Islam juga menawarkan seperangkat aturan yang komprehensif, termasuk dalam hal jaminan kesejahteraan dan ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat.
Pertama, pemanfaatan sumber daya ekonomi. Negara hanya melakukan investasi yang halal. Islam mendorong investasi yang tidak bertentangan dengan syariat, seperti investasi di sektor pertanian, industri, atau jasa yang halal dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam hal sumber daya alam, negara wajib untuk mengelolanya. Tidak terkecuali di Indonesia, kekayaan alamnya melimpah. Apabila negara mengelolanya dengan rasa tanggung jawab, maka hasilnya bisa digunakan untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, pada sistem kapitalisme, pengelolaan kekayaan alam oleh negara hanya untuk keuntungan segelintir orang yang “berkepentingan.” Islam pun mewajibkan negara untuk meningkatkan produktivitas masyarakat melalui pendidikan, pelatihan, dan inovasi sehingga mampu menciptakan lapangan kerja yang mandiri dan berkualitas.
Kedua, negara Islam memiliki banyak sumber pemasukan, antara lain ghanimah, fai, khumus, kharaj, jizyah (zakat), sedekah, dan wakaf. Sumber pemasukan tersebut merupakan instrumen penting untuk redistribusi kekayaan dan pendanaan program pelatihan serta menciptakan lapangan kerja, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Dari pemasukan tersebut, negara akan bertanggung jawab untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, termasuk ketersediaan lapangan kerja.
Ketiga, pendidikan dan pelatihan. Pendidikan berkualitas memegang peranan penting dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan individu sehingga mereka dapat bersaing di pasar kerja. Melalui pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, kemampuan dan kompetensi individu dapat ditingkatkan. Pelatihan dan pengembangan tersebut harus terus dilakukan demi memenuhi kebutuhan pasar kerja dan meningkatkan produktivitas.
Semua prinsip ini hanya dapat diterapkan berdasarkan asas Islam dan telah terbukti berhasil seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para pemimpin umat Islam setelahnya. Hal ini sebagai contoh nyata penerapan nilai-nilai Islam.
Khatimah
Dengan demikian, Islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang bersumber dari Allah Swt. Zat yang Maha Baik telah teruji dalam mewujudkan kesejahteraan. Sungguh, Allah akan menepati janji-Nya bagi mereka yang beriman, melakukan amal saleh, serta senantiasa menjalankan syariat Islam akan merasakan kehidupan yang penuh rahmat dan sejahtera.
Allah Swt. berfirman dalam QS an-Nahl ayat 97 yang artinya, “Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik itu laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala.” Wallahu a’lam bissawab. [CM/Na]