Oleh: Hessy Elviyah, S.S.
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)
Pernikahan tipu-tipu ala kaum sodom tidak akan ditemui dalam negara Islam. Oleh karena itu, penerapan syariat Allah secara menyeluruh akan mampu menjaga kesucian pernikahan dan memusnahkan kaum sodom dari muka bumi sehingga hidup akan penuh dengan berkah dan rahmat Allah Swt.
CemerlangMedia.Com — Secara umum, pernikahan adalah ikatan suci antara laki-laki dan perempuan untuk membentuk keluarga sakinah, mawadah, wa rahmah. Namun akhir-akhir ini, berbagai bentuk pernikahan terjadi di masyarakat, misalnya pernikahan sesama jenis, pernikahan manipulasi, seperti pernikahan lavender (lavender marriage) dan sebagainya.
Istilah lavender marriage digunakan untuk menggambarkan sebuah pernikahan yang didasarkan pada menjaga reputasi atau karir. Pernikahan ini biasanya dilakukan oleh orang yang mempunyai orientasi seksual menyimpang (homoseksual) untuk mengelabui masyarakat agar terlihat normal. Hal ini seperti yang tertulis dalam buku The Queens’ English, Chloe O. Davis (2024:251).
Mirisnya, dalam kehidupan masyarakat saat ini, fenomena lavender marriage disebut menurun secara signifikan, sebab hukum dan keterbukaan masyarakat terhadap kaum sodom telah memungkinkan individu untuk hidup lebih terbuka, tanpa perlu menyembunyikan penyimpangannya (Kumparan.com, 19-09-2024). Tak ayal, kaum sodom ini sering kali menampakkan keberadaannya di sosial media, bahkan mempunyai followers yang tidak sedikit, padahal ini merupakan penyakit yang bisa menular kepada siapa pun yang lemah iman.
Liberalisme-Sekularisme Mematikan Akal
Arus global menyeret manusia ke arah kegelapan. Secara fitrah, laki-laki berpasangan dengan perempuan dalam suatu ikatan pernikahan dengan tujuan sebagai ibadah. Namun rupanya, pada masyarakat sekuler, pernikahan tak ubahnya sebagai mainan yang mampu menutupi ketidakwarasannya.
Tidak dapat dimungkiri, pernikahan lavender ini bukanlah solusi untuk mengatasi stigma sosial yang membuat pelaku tenang. Namun, justru konflik batin yang nantinya akan menyebabkan tekanan emosional sehingga berujung depresi, krisis identitas, dan kecemasan. Jika terus dibiarkan, tekanan emosional ini akan menggangu kesehatan mental serta kesejahteraan hidup secara keseluruhan.
Di samping itu, perasaan kesepian juga bisa menjangkiti pelaku lavender marriage. Hal ini karena tidak ada romantisme dalam relasi berpasangan. Kurangnya keintiman dalam hubungan emosional menyebabkan pasangan lavender marriage kerap mengalami kesepian.
Belum lagi reputasi yang hancur jika pernikahan bohongan ini terkuak. Karir serta nama besar yang sudah dibangun di tengah masyarakat akan hancur karena bagaimanapun, keberadaan kaum sodom akan selalu tertolak.
Demikianlah akal-akalan kaum sodom agar bisa hidup normal dalam masyarakat. Dengan seperti ini, sebenarnya mereka pun menyadari kekeliruan dalam dirinya. Akan tetapi, akalnya tertutupi oleh jauhnya diri dari agama (sekularisme) dan kebebasan dalam melakukan apa saja sesuai dengan kehendak (liberalisme).
Di samping itu, keberadaan kaum sodom hingga berinisiasi menciptakan pernikahan bohongan telah merusak fitrahnya sebagai manusia, merusak moral, hingga merusak rumah tangga yang normal. Tidak dapat dibayangkan jika salah satu dari pasangannya dalam pernikahan lavender ini normal. Selain merasa dibohongi, penyakit juga akan mengintai. Sebab, kaum sodom terbiasa bergonta-ganti pasangan sehingga berpotensi menularkan penyakit ke pasangan sahnya.
Oleh karena itu, untuk memberangus pernikahan tipu-tipu ala pernikahan lavender haruslah dengan memberantas keberadaan kaum sodom. Sanksi yang tegas kepada pelaku adalah alternatif yang tepat untuk dapat menghentikannya. Pemikiran bahwa kaum sodom hanya sebuah kelainan orientasi seksual adalah pembodohan, sebab homoseksual adalah gangguan kejiwaan alias kondisi seseorang yang sakit jiwa. Perlu diobati, bukan malah dikembangkan pemikirannya.
Namun, sistem sekularisme demokrasi sulit untuk memberantas keberadaan kaum sodom ini. Justru keberadaan mereka difasilitasi dengan undang-undang untuk melindungi eksistensinya. Lebih jauh, hak asasi manusia (HAM) sering digunakan untuk menyelamatkan mereka.
Islam Solusi
Pernikahan dalam Islam bukan hanya sekadar ibadah, lebih dari itu, merupakan perjanjian yang agung (mitsaqan ghalizan). Oleh karena itu, tidak boleh seenaknya dipermainkan ataupun dirusak. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt.
“Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu.” (TQS An-Nisa: 21).
Dalam Islam, pernikahan merupakan hal istimewa, maka siapa saja yang melakukannya artinya ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Pun, pernikahan bukan hal yang bisa diremehkan, sebab perjanjiannya bukan hanya disaksikan oleh manusia, tetapi juga di hadapan Allah Swt..
Perjanjian suami dan istri ini memiliki konsekuensi yang tegas bahwa mereka terikat antara yang satu dengan yang lain terkait hak dan kewajiban. Apabila kewajiban dan hak ini tertunai dengan benar sesuai dengan hukum Allah, maka sakinah, mawadah, wa rahmah akan mudah tercapai.
Oleh karena itu, tidak layak menjadikan pernikahan sebagai topeng untuk menutupi dusta, terlebih oleh kaum sodom yang juga dilaknat Allah. Melakukan dua kesalahan sekaligus sama saja menantang azab Allah secara nyata.
Di sisi lain, Islam pun dengan tegas melaknat kaum sodom. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw., “Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth.” (Dihasankan Syaikh Syu’aib Al-Arna`uth).
Demikian pula dengan sanksi yang diberikan, tidaklah main-main, yakni berupa hukuman mati, sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
“Barang siapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah pelaku dan pasangannya.” (HR Tirmidzi dan yang lainnya, dishahihkan Syaikh Al-Albani).
Keberadaan kaum sodom akan musnah dengan sanksi yang tegas sebagaimana perintah dari wahyu Allah Swt.. Dengan demikian, pernikahan tipu-tipu ala kaum sodom tidak akan ditemui dalam negara Islam. Oleh karena itu, penerapan syariat Allah secara menyeluruh akan mampu menjaga kesucian pernikahan dan memusnahkan kaum sodom dari muka bumi sehingga hidup akan penuh dengan berkah dan rahmat Allah Swt.. Wallahu ‘alam. [CM/NA]