Otoritas Negara Kekang Pembebasan Palestina

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Penulis: Neti Ernawati
Aktivis Muslimah

Sungguh, satu-satunya yang memiliki tatanan politik mendunia adalah Islam. Hanya Islamlah yang memiliki tatanan aturan dalam segala aspek kehidupan dunia. Islam jugalah yang telah terbukti mampu mewujudkan kepemimpinan yang melebihi separuh dunia dan meraih kejayaan selama berabad-abad.

CemerlangMedia.Com — Isu kemanusiaan di Palestina telah menggugah banyak pihak untuk bersuara dan berbuat. Ribuan orang dengan berbagai profesi datang dari Tunisia, Libya, Maroko, Amerika, Eropa, Asia, termasuk Indonesia mewakili lintas etnis dan benua, bersama melangkahkan kaki menuju Gerbang Rafah dalam aksi Global March to Gaza. Mereka seolah menunjukkan bahwa isu kemanusiaan ini harus segera diselesaikan dan tidak lagi dapat ditunda. Aksi Global March to Gaza menjadi bentuk diplomasi baru rakyat dunia yang bersimpati pada Palestina (republika.co.id, 14-06-2025).

Di dalam negeri, aksi dukungan terhadap gerakan Global March to Gaza dilakukan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, jalan MH Thamrin, Jakarta, pada Ahad (15-6-2025). Aksi dukungan ini dilaksanakan bertepatan dengan puncak aksi Global March to Gaza, saat seluruh peserta tiba di Gerbang Rafah. Berupaya menunjukkan solidaritas bagi siapa saja yang berjuang langsung menuju Rafah (Liputan6.com, 15-06-2025).

Global March to Gaza, Tanda Kemarahan Umat

Ketidakadilan yang sangat jauh dari sisi manusiawi di Gaza telah memunculkan banyak empati kalangan dunia. Bagaimana tidak, dalam mengakses bantuan kemanusiaan saja, warga Gaza seolah mengantarkan nyawa untuk dihabisi. Otoritas kesehatan Gaza mengabarkan, sedikitnya ada 21 orang tewas ketika mencoba mengakses bantuan, sedangkan 290 orang lainnya terluka pada Kamis lalu (12-6-2025). Zi*nis dan negara-negara backing-nya telah berbuat melampaui batas kemanusiaan. Sudah tidak peduli dengan jiwa-jiwa yang berada di Gaza.

Nilai kemanusiaan telah hilang saat bantuan air dan obat-obatan tidak lagi dapat menembus Rafah. Kesadaran ini mulai bermunculan. Ibarat pepatah, mati satu tumbuh seribu. Perjalanan kapal Madleen yang gagal menuju Gaza digantikan langkah kaki-kaki di Sinai dalam konvoi Global March. Aksi Global March to Gaza menjadi bukti kemarahan terhadap para penguasa yang turut menghalang-halangi upaya umat menolong Palestina.

Persatuan Tak Terhalang Isu Ras dan Kebangsaan

Umat yang telah sadar bahwa lembaga-lembaga dan penguasa tidak mampu memberi solusi, berbondong-bondong berniat menyelesaikan sendiri permasalahan pintu Rafah. Menyingkirkan ego, sekat suku, bangsa, dan nasionalisme dalam persatuan umat. Mereka memiliki satu kesamaan, yaitu terpanggilnya jiwa kemanusiaan untuk menyelamatkan Palestina.

Inilah bukti bahwa umat manusia di dunia dapat bersatu, meski berbeda ras dan bangsa. Disadari atau tidak, sejatinya tidak ada sekat apa pun yang memisahkan manusia sebagai satu kesatuan umat yang ditakdirkan untuk menghuni bumi hingga akhir dunia. Bangsa-bangsa dan negara sejatinya merupakan propaganda untuk memberi sekat antar bangsa. Dilihat dari sisi pemikiran maupun sejarahnya, paham nasionalisme dan konsep negara bangsa ditujukan untuk meruntuhkan negara Islam dan melanggengkan penjajahan di negeri-negeri Islam.

Lembaga dunia, negara, dan tata kelola birokrasi dibuat seolah menjadi bagian penting yang harus ada dalam kehidupan, padahal tanpa birokrasi buatan negara pada masa kini, manusia tetap dapat hidup dengan baik. Lembaga-lembaga dunia beserta birokrasi yang telah dikuasai penjajah justru menimbulkan kesulitan dan kungkungan sehingga umat sulit bergerak menentukan nasib.

Perlu Gerakan Berkekuatan Politik

Tindakan penahanan dan deportasi dari otoritas Mesir terhadap peserta konvoi menjadi bukti penguasa telah tunduk menjadi antek Zi*nis. Rasa tunduk pada nasionalisme telah mengalahkan empati dan suara hati nurani sehingga para penguasa muslim dan tentara mereka, rela membiarkan saudaranya dibantai di hadapan mata. Bahkan, menjaga kepentingan Zi*nis dalam melakukan pembantaian hanya demi mendapat pengakuan dan pamor dari negara adidaya yang menjadi tumpuan kekuasaan mereka, yakni Amerika.

Namun, persatuan umat saja belum cukup untuk melawan kebijakan Mesir agar gerbang Rafah terbuka. Gerakan kemanusiaan saja tidak akan bisa menyelesaikan masalah Gaza karena kekuatan mereka masih sebatas kekuatan publik, belum memiliki dampak politis, belum mampu menggetarkan nasionalisme dan birokrasinya. Jika hanya mengandalkan kekuatan rakyat, tidak memiliki efek apa pun dalam menghadapi tentara penjaga gerbang Rafah.

Di sinilah umat harus paham, rakyat harus memiliki entitas dan kekuatan besar yang mampu sejajar dengan para pemangku kekuasaan Mesir sehingga mau memindahkan tentaranya yang menjaga pintu Rafah. Kekuatan ini hanya bisa dimiliki melalui jalur politik dan kekuatan politik yang besar, yakni satu kekuatan politik yang mendunia, seperti persatuan saudara yang terjalin pada masa kekhalifahan, sebelum muncul pihak yang mengatasnamakan negara-negara.

Sungguh, satu-satunya yang memiliki tatanan politik mendunia adalah Islam. Hanya Islamlah yang memiliki tatanan aturan dalam segala aspek kehidupan dunia. Islam jugalah yang telah terbukti mampu mewujudkan kepemimpinan yang melebihi separuh dunia dan meraih kejayaan selama berabad-abad.

Sudah saatnya umat kembali dalam satu kesatuan yang mampu menyelamatkan Palestina, sebagaimana yang Rasulullah tuntunkan. Untuk itu, umat perlu mendukung dan bergabung dengan gerakan politik ideologis yang mempersatukan umat tanpa sekat suku, ras, ataupun bangsa. Gerakan politik yang konsisten memperjuangkan tegaknya kepemimpinan politik Islam di dunia. [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *