Oleh: Rina Herlina
(Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com)
Adanya pengelolaan sumber daya alam secara mandiri oleh negara otomatis mampu menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai lini, mulai dari tenaga ahli hingga tenaga terampil. Hal inilah yang akhirnya bisa meminimalkan, bahkan menghapus angka pengangguran, apalagi jika semua jenis SDA dikelola oleh negara.
CemerlangMedia.Com — Miris, dalam waktu tiga tahun terakhir Sumatra Barat menjadi langganan juara tingkat pengangguran terbuka tertinggi dari sepuluh provinsi di Pulau Sumatra. Hal ini berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa angka pengangguran Sumbar, pada Februari 2024 sekitar 5,79 persen. Angka tersebut menjadikan posisi Sumbar tertinggi kedua dari 10 provinsi lainnya di Pulau Sumatra (langgam.id, 18-09-2024).
Hingga saat ini, masalah pengangguran masih menjadi persoalan yang belum menemukan solusi menyeluruh. Persoalan ini tidak hanya terjadi di Sumbar, tetapi juga di beberapa daerah di Indonesi. Hanya saja, angka pengangguran di Sumbar selalu berada di atas rata-rata nasional yang hanya sekitar 4,82 persen.
Saat ini, jumlah pengangguran di Sumbar mencapai 178.838 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 32.798 orang masuk kategori hopeless atau sudah sedemikian pasrah, yakni putus harapan untuk mendapatkan pekerjaan. Angka hopeless tersebut juga tertinggi di Pulau Sumatra.
Beberapa Faktor Penyebab Tingginya Pengangguran
Ada beberapa faktor penyebab tingginya angka pengangguran di Sumatra Barat. Pertama, tingginya jumlah angkatan kerja, tetapi jumlah lapangan usaha sedikit. Kedua, maraknya pekerja asing yang datang ke Sumbar guna mencoba peruntungan. Ketiga, keterampilan yang dimiliki angkatan kerja lokal tidak sebanding dengan angkatan kerja asing. Keempat, pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang. Kelima, kesenjangan pendidikan. Keenam, keterbatasan keterampilan. Ketujuh, kurangnya keterlibatan industri.
Terlepas dari beberapa faktor penyebab terjadinya pengangguran yang sudah dijelaskan di atas, ada satu faktor yang sangat dominan menciptakan berbagai permasalahan di negeri ini, yaitu abainya negara terhadap urusan rakyat, khususnya masalah pengangguran. Hingga saat ini, negara seolah tidak berusaha dengan serius mencari solusi untuk mengatasi meningkatnya angka pengangguran. Sementara dengan makin banyaknya pengangguran, dapat berdampak buruk pada kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat, seperti penurunan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta maraknya kriminalitas.
Disadari atau tidak, keberadaan sistem kapitalisme di tengah masyarakat saat ini juga sejatinya menjadi sumber meningkatnya angka pengangguran. Sistem kufur tersebut merupakan buatan manusia yang menghilangkan peran negara sebagai pengatur urusan rakyat. Rakyat secara mandiri dibiarkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tanpa ada jaminan dari negara, seperti penyediaan lapangan pekerjaan yang luas, pemberian pendidikan terbaik, pemberian pelatihan kemampuan bekerja, dan lain sebagainya secara gratis.
Dalam sistem ini, negara hanya bertindak sebagai regulator yang menjadikan hampir seluruh aspek kehidupan dikuasai para korporat (pemilik modal). Alhasil, para pemilik modal dapat leluasa mengembangkan kekayaannya dengan melakukan berbagai usaha yang dinilai mendatangkan untung besar, tanpa memedulikan nasib rakyat.
Islam Solusi Terbaik
Apa yang terjadi dalam sistem hari ini, jelas sangat berbeda dalam penerapan sistem pemerintahan Islam, yakni Khil4f4h. Negara dalam sistem pemerintahan Islam memiliki visi menjamin pemenuhan seluruh kebutuhan primer rakyatnya.
Selain itu, rakyat juga diberikan beragam akses demi kelancarannya memenuhi kebutuhan sekunder serta terjaminnya ketersediaan kebutuhan pokok bagi kalangan yang kurang mampu. Dalam prosesnya, negara akan menjalankan mekanisme praktis sebagai upaya pemerataan ekonomi dan kesejahteraan hingga menumpas pengangguran, yakni dengan penerapan sistem ekonomi Islam.
Sistem ekonomi Islam berdiri atas dasar prinsip kepemilikan yang khas, di antaranya kepemilikan negara, kepemilikan umum, dan kepemilikan individu. Sumber daya alam yang melimpah dan tidak terbatas jumlahnya ditetapkan sebagai kepemilikan umum (milik rakyat). Oleh karenanya, haram untuk dikuasai individu, bahkan oleh negara sebagaimana yang terjadi pada sistem kapitalisme.
Allah Swt. sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dan sumber hukum memang telah menetapkannya sebagai milik umum. Adapun secara syariat, negara diperintahkan hanya mengelolanya dan menggunakan hasil SDA untuk menyejahterakan rakyat, khususnya melalui jaminan pemenuhan hak kolektif rakyat, yakni kesehatan, pendidikan, keamanan, layanan infrastruktur, dan fasilitas umum lainnya sehingga tercipta kehidupan yang layak, aman, nyaman, dan kondusif.
Dari sini saja bisa kita lihat, betapa negara dalam sistem Islam mempunyai sumber pemasukan keuangan yang luar biasa besar. Seperti kita ketahui, betapa Allah Swt. telah menganugerahkan seluruh wilayah negeri muslim dengan berbagai sumber kekayaan alam melimpah yang dibutuhkan oleh penduduknya. Belum lagi sumber kekayaan milik umum, berupa padang rumput dan perairan yang potensi pengembangannya juga begitu luar biasa.
Negara yang menerapkan sistem Islam juga akan lebih meningkatkan etos dan produktivitas kerja masyarakat yang mampu bekerja. Dalam hal ini, negara menjamin setiap laki-laki (para pencari nafkah) atau para wali mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga memungkinkan mereka memperoleh harta untuk menafkahi keluarga yang ditanggungnya. Tentu saja mutlak diperlukan pemberian pendidikan dan keterampilan kerja sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Di samping itu, lapangan pekerjaan juga disediakan seluas-luasnya oleh negara. Adanya pengelolaan sumber daya alam secara mandiri oleh negara otomatis mampu menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai lini, mulai dari tenaga ahli hingga tenaga terampil. Hal inilah yang akhirnya bisa meminimalkan, bahkan menghapus angka pengangguran, apalagi jika semua jenis SDA dikelola oleh negara.
Demikianlah solusi Islam dalam mencegah dan mengatasi pengangguran. Semoga umat makin menyadari akan pentingnya menerapkan sistem Islam dalam kehidupan. Sebab, hanya sistem Islamlah yang mampu menjadi solusi untuk seluruh problematika manusia dalam menjalani kehidupannya. Wallahu a’lam [CM/NA]