Produk Cina Berdatangan, Produk Lokal Tinggal Kenangan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Rita Razis

“Dalam sistem Islam, negara berperan penuh dan memberikan yang terbaik untuk rakyatnya, termasuk kualitas pakaian. Negara tidak akan pernah menzalimi rakyatnya, sebab rakyat adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dengan maksimal.”


CemerlangMedia.Com — Sandang menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat, mulai dari balita sampai dewasa. Berbagai bahan, model, kualitas, dan harga sering menjadi pertimbangan ketika memilih barang. Alhasil, beraneka ragam pakaian masuk ke dalam negeri untuk memenuhi permintaan pasar.

Tidak heran jika pakaian impor murah asal Cina membanjiri Pusat Grosir Tanah Abang dengan motif dan model yang lebih beragam dan menarik daripada produk lokal. Sayangnya, produk-produk tersebut tidak ada label SNI, padahal negara memiliki standar tersendiri, meliputi zat warna azo, kadar formaldehida, dan kadar logam terekstrasi pada kain yang diamandemen dalam SNI 7617:2013.

CNBC Indonesia melakukan investigasi mengenai kualitas barang impor dari Cina. Dilihat dari jahitannya, cenderung memiliki jarak, antar jahitan yang renggang sehingga akan mudah sobek. Kemudian dari segi bahan, produk Cina menggunakan katun standar sehingga terasa kasar dan tidak menyerap keringat (10-08-2024).

Persaingan yang ketat dalam dunia industri tekstil mengakibatkan produk lokal mudah tersingkirkan. Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho menilai, pemerintah enggan mengambil risiko besar untuk menyelamatkan industri tekstil. Pemerintah lebih memprioritaskan hilirisasi di bidang pertambangan dari pada industri tekstil dan pakaian. Oleh karenanya, kinerja industri tekstil dan pakaian menjadi terpuruk dan tidak ada effort dari pemerintah (09-08-2024).

Nasib Industri Lokal

Industri tekstil lokal hanya bisa pasrah. Meski sebagian dari industri lokal ada yang bertahan, tetapi banyak juga yang melakukan PHK untuk meminimalkan pengeluaran perusahaan. Bahkan, ada pula yang gulung tikar karena tidak bisa bertahan.

Tentu kondisi ini bertolak belakang dengan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digagas langsung oleh Presiden RI Joko Widodo dan diluncurkan pada (14-5-2020) atau gerakan yang sama, yaitu 100% Cinta Indonesia yang diprakarsai oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pada 2009.

Ekspektasi tidak sesuai realita. Gerakan-gerakan dari pemerintah hanya di lisan dan tertulis saja, tidak ada usaha nyata untuk mempertahankan dan merangkul industri yang ada. Alhasil, nasib industri terabaikan.

Mereka dipaksa oleh keadaan agar berusaha sendiri untuk bertahan dan bersaing dengan produk impor. Sementara pemerintah seakan tidak berdaya dan cuci tangan dengan kebangkrutan industri tekstil lokal. Lebih parahnya lagi, pemerintah terus membuka pintu untuk produk impor.

Pemerintah juga abai dan tidak menjamin kualitas produk untuk rakyatnya. Tidak ada seleksi ketat untuk produk impor yang beredar di pasaran. Baik atau buruk, semua dilegalkan. Bahkan, banyak pakaian yang tidak memenuhi SNI tetap beredar.

Rakyat sendiri juga abai dengan kondisi pakaian yang ada di pasaran. Mereka hanya mementingkan model dan harga, sedangkan kualitas bukanlah masalah. Sikap dari pemerintah dan rakyat inilah yang membuat produk impor makin leluasa beredar.

Sementara di Cina, perindustrian mendapatkan dukungan dan subsidi dari negara. Mereka makin berjaya untuk menghasilkan produk dan menguasai pasar di berbagai negara.

Inilah watak sistem kapitalisme. Sistem yang membolehkan menguasai dan memonopoli negara lain. Oleh karenanya, yang berkuasa akan terus menguatkan cengkeramannya agar negara yang dijajah tidak bisa berkutik dan menuruti apa mau mereka.

Sistem ini juga tidak peduli dengan jaminan kesehatan dan kualitas pakaian untuk rakyatnya. Mereka hanya memprioritakan keuntungan dan kepentingan. Meskipun rakyat yang akan dikorbankan dan menderita, itu tidak akan menjadi masalah bagi negara.

Sejahtera dan Persaingan Sehat dengan Islam

Berbeda jika menerapkan sistem Islam. Sistem yang berasal dari Allah Maha Sempurna memiliki aturan terbaik untuk hamba-Nya. Dalam sistem ini, negara memiliki peran penting serta bertanggung jawab untuk menjaga dan menyejahterakan rakyatnya.

Negara akan merangkul dan memfasilitasi industri-industri yang ada. Mereka akan didukung penuh, mulai dari kebijakan yang kondusif, bantuan modal, dan lain sebagainya sehingga industri yang ada akan menghasilkan produk terbaik dengan suasana persaingan sehat. Negara juga akan melindungi industri yang ada dari gempuran barang-barang impor.

Dengan demikian, negara akan mandiri dan perekonomiannya kuat. Sebab, semua terlindungi dalam regulasi yang bersumber dari aturan Allah dan Rasul-Nya.

Rasulullah bersabda,

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى

Artinya: “Tidak ada ketaatan dalam rangka kemaksiatan kepada Allah.” (HR Ahmad).

Dalam sistem Islam, negara berperan penuh dan memberikan yang terbaik untuk rakyatnya, termasuk kualitas pakaian. Negara tidak akan pernah menzalimi rakyatnya, sebab rakyat adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dengan maksimal.

Jadi, hanya dengan sistem Islamlah nasib rakyat dan industri akan terjamin dan sejahtera. Tidak ada keraguan di dalam Islam. Wallahu a’lam bisshawab. [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *