Serangan Zionis Menggila, Rakyat Wajib Bergerak Nyata

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh: Hessy Elviyah, S.S.
Kontributor Tetap CemerlangMedia.Com

Untuk menjadikan Islam sebagai mabda, perlu adanya upaya dari umat Islam untuk membentuk kelompok dakwah yang tegak di atas landasan ideologi Islam. Kelompok dakwah ini yang akan mencerdaskan umat sehingga mampu menumbuhkan kesadaran akan urgensi Islam sebagai mabda.

CemerlangMedia.Com — Setahun lebih bumi Gaza dibombardir Zionis Isra3l. Puluhan ribu jiwa tewas dalam pembantaian tersebut, puluhan ribu lainnya luka-luka, bahkan sampai cacat seumur hidup. Namun begitu, tidak ada lembaga negara ataupun lembaga dunia yang bergerak nyata membela Palestina di bumi Gaza. Semuanya diam, hanya menggerutu dalam narasi kutukan yang tetap membuat Isra3l makin menggila menjalankan pembantaian massal di Gaza.

Bahkan, hingga pada Sabtu malam (19-10-2024), serangan udara Zionis Isra3l masih saja menghantam daerah pemukiman padat penduduk. Serangan ini terjadi di Beit Lahia, Gaza utara. Pada serangan tersebut, Zionis Isra3l membantai 73 warga Palestina. Namun anehnya, negara-negara Arab tidak berkomentar apa pun atas serangan brutal tersebut (Sindonews.com, 20-10-2024).

Sementara itu, Tor Wennesland selaku utusan PBB untuk Timur Tengah mengutuk aksi pembantaian tersebut. Menurutnya, serangan intens Zionis Isra3l telah mengakibatkan banyak korban jiwa dari rakyat sipil dan parahnya lagi, tempat serangan tersebut hampir tidak terjangkau bantuan kemanusiaan (Tempo.co, 21-10-2024).

Diamnya negara-negara arab ataupun kutukan yang terlontar dari lembaga tertinggi dunia tersebut adalah bentuk pengkhianatan terhadap warga Palestina. Mereka mempunyai kekuatan lebih untuk sekadar diam dan mengutuk. Negara Arab yang sejatinya saudara seiman dan seakidah serta mempunyai pasukan militer untuk menggempur pertahanan Isra3l dan membela saudaranya, seharusnya bisa berbuat lebih banyak daripada hanya menonton pembantaian yang terus terjadi.

Sekularisme Akar Nasionalisme

Ketidakpedulian negara-negara muslim di dunia atas pembantaian warga Gaza di Palestina tidak lepas dari paham nasionalisme yang telah mengakar di tubuh kaum muslim. Urusan kaum muslim di Gaza dianggap bukan menjadi urusan kaum muslim di luar Palestina, sebab Gaza tidak masuk ke dalam wilayah negara mereka sehingga tidak mau mencampuri urusan negara lain.

Sudut pandang nasionalisme berhasil melumpuhkan persaudaraan kaum muslim seluruh dunia. Satu tahun lebih kaum muslim di Palestina dibantai habis-habisan oleh Zionis Isra3l, tidak juga membuat pemimpin negara-negara muslim bergerak secara nyata untuk mengirimkan bala bantuan pasukan yang dimilikinya untuk membela Palestina. Terpecahnya negara Islam menjadi beberapa negara kecil menjadi kutukan berat bagi kaum muslim. Kaum muslim tidak berdaya menghadapi Zionis Isra3l yang terbilang hanya segelintir orang. Jauh lebih banyak kaum muslim di dunia dibandingkan jumlah Zionis Isra3l.

Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam banyak, tetapi tidak mempunyai kualitas apa pun untuk menghentikan genosida yang terjadi di Palestina. Pun kaum muslim yang banyak tersebut tidak berpengaruh apa-apa di panggung internasional. Hal ini pula menunjukkan bahwa kaum muslim saat ini sedang dalam krisis kepemimpinan dan kehilangan marwah serta martabatnya di mata dunia.

Inilah konsekuensi dari adanya nasionalisme. Sentimen kebangsaan nyata telah mengoyak umat Islam. Ikatan akidah telah dilepaskan, diganti dengan ikatan nasionalisme yang menyebabkan negeri-negeri muslim tidak berkutik membela saudaranya di Gaza, Palestina.

Selain itu, cinta kekuasaan telah menjangkiti para pemimpin negeri muslim. Mereka disibukkan dengan berbagai urusan sendiri untuk meraih jabatan kekuasaan, menumpuk harta, serta urusan dunia lainnya sehingga abai terhadap penderitaan saudara seimannya.

Para pemimpin negeri muslim memang telah mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Namun yang mereka lakukan, semata untuk meredam emosi rakyat yang menuntut untuk memberangkatkan pasukan militer guna membantu warga Gaza. Hanya untuk tampil sebagai relawan kemanusiaan di panggung dunia, bukan karena panggilan jihad yang seharusnya tertanam dalam benak para pemimpin muslim.

Alangkah sayangnya melihat pemimpin negara-negara muslim hanya berteriak dan mengutuk Zionis Isra3l sampai berbusa-busa, padahal mereka mempunyai kekuatan lebih untuk membela warga Gaza, Palestina. Jika hanya kutukan ataupun seruan seperti yang selama ini dilakukan, sama saja dengan pembelaan yang pura-pura dan tidak serius dalam bersikap.

Sungguh, inilah bentuk kebrutalan sistem kapitalisme sekularisme. Sistem yang telah melahirkan dan mengasuh Isra3l serta membuat kaum muslim yang banyak ini bak buih di lautan. Ketidakpedulian kaum muslim, gaya hidup individualistik juga merupakan buah busuk sistem kapitalisme sekularisme ini. Oleh karena itu itu, sistem ini harus dimusnahkan.

Kesadaran Umat

Krisis yang terjadi di Gaza bukanlah krisis kemanusiaan semata. Jauh dari itu, krisis Gaza adalah perwujudan dari adanya perang ideologi. Dari sinilah umat Islam harus menyadari bahwa mengemban ideologi kapitalisme merupakan bentuk turut melanggengkan penjajahan yang dilakukan oleh Barat kepada umat Islam di Gaza dan di beberapa wilayah, seperti Uighur dan lain sebagainya.

Mirisnya, negeri muslim pengemban mabda kapitalisme mau tidak mau harus tunduk kepada hegemoni AS yang menguasai peradaban dunia saat ini. Mereka digiring untuk menerjemahkan ikatan persaudaraan hanya sebatas dalam teritorial wilayah, tidak pada ikatan persaudaraan karena kesamaan akidah. Hal ini menyebabkan umat Islam bergeming terhadap penderitaan umat Islam lainnya. Umat Islam tidak berdaya atas pemahaman sesat terkait ikatan persaudaraan.

Oleh karenanya, sebagai ideologi yang sempurna, Islam haruslah diemban sebagai mabda oleh pemeluknya, bukan hanya dijadikan agama ritual, seperti agama lainnya. Namun, seluruh aturan Islam harus ditegakkan dan akidahnya dijadikan sebagai asas dalam kehidupan.

Dengan demikian, Islam yang sempurna akan tampil sebagai lawan dari mabda kapitalisme. Hal ini meniscayakan adanya dakwah dan jihad sebagai kebijakan politik luar negeri sehingga serangan Isra3l yang telah membantai warga Gaza, Palestina akan dilawan dengan pengiriman pasukan militer yang jauh lebih banyak sebagai balasan. Isra3l akan musnah hanya dalam hitungan hari. Insyaallah.

Untuk menjadikan Islam sebagai mabda, perlu adanya upaya dari umat Islam untuk membentuk kelompok dakwah yang tegak di atas landasan ideologi Islam. Kelompok dakwah ini yang akan mencerdaskan umat sehingga mampu menumbuhkan kesadaran akan urgensi Islam sebagai mabda.

Dengan demikian, umat akan bergerak mewujudkan persatuan kaum muslim seluruh dunia dalam satu kepemimpinan. Pemimpin inilah yang akan menjadi junnah bagi umat Islam, mampu melindunginya dari segala mara  bahaya, termasuk mengganyang Isra3l yang telah membantai penduduk Gaza.

Oleh karena itu, keberadaan kelompok dakwah berasas akidah Islam ini harus difasilitasi oleh negara sebagai cikal bakal menegakkan negara Islam yang akan menerapkan seluruh syariat Islam secara kafah. Dengan demikian, seluruh umat Islam yang hendak membela Gaza dengan serius, haruslah bergabung dengan kelompok dakwah tersebut untuk bersama-sama mewujudkan kebangkitan Islam. Wallahu a’lam. [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *