CemerlangMedia.Com — Buah berukuran kecil, coklat, dan bertekstur lembut ini sering menemani kita berbuka puasa. Rasanya yang enak dan manfaatnya yang banyak bagi kesehatan plus sunah dari Nabi, menjadikan buah ini laris manis, apalagi saat Ramadan, permintaan akan kurma pasti tinggi.
Beberapa waktu lalu beredar video berisi seruan boikot kurma produk Isr*el. Saat ini, ada puluhan brand yang telah lama beredar di pasaran. Seruan boikot pun disambut antusias oleh umat Islam.
Gerakan boikot kurma produk Isr*el ternyata membuat pengekspor kurma terbesar ini ketar-ketir sampai menghentikan kampanye iklan senilai USD 550.000 untuk mempromosikan kurma Medjool. Mengutip Middle East Eye, Minggu (3-2-2024), sepertiga dari total ekspor kurma produsen Isr*el dilakukan selama Ramadan (Kumparan.com, 03-03-2024).
Gerakan boikot adalah reaksi dari kaum muslim, bahkan non muslim atas kekejian Isr*el yang telah membombardir tanah P4l3stin4. Setidaknya, ada sekira 30 ribu jiwa yang syahid, lebih dari 69 ribu orang terluka, dan tempat tinggal mereka hancur.
Dikutip dari CNBC.com (22-1-2023), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia terhadap produk dari Isr*el mengalami penurunan sebesar 38,23% secara bulanan pada November 2023 menjadi US$1,56 juta atau setara dengan Rp24,20 miliar (Rp15.515/US$1). MC D melaporkan kerugian sebesar 7 M dari gerakan boikot. Nilai sebesar itu adalah kerugian dari satu produk saja, belum produk yang lain.
Agresi militer Isr*el ke Gaza dan gerakan boikot yang dilakukan oleh kaum muslimin di seluruh dunia berpotensi membuat perekonomian Zi*nis tekor. Namun, gerakan ini akan terasa lebih mantap jika boikot juga dilakukan terhadap ideologi yang mengakar di kepala para Zi*nis, yakni ideologi kapitalisme.
Ideologi ini telah digunakan Zi*nis untuk menancapkan hegemoninya ke seluruh dunia termasuk negeri-negeri muslim. Dengan ideologi ini, Zi*nis merampas kekayaan alam negeri-negeri muslim, bahkan mengendalikan politik dan perekonomian mereka.
Gerakan boikot ideologi kapitalisme tidak akan terwujud kecuali dengan adanya kesadaran di tengah-tengah umat akan batilnya ideologi ini. Untuk itu, dibutuhkan upaya pencerdasan pemikiran umat agar tersadar untuk memboikot ideologi kapitalisme sekuler dan menggantinya dengan ideologi Islam.
Wallahu a’lam bisshawwab
Ummu Arrosyidah
Aktivis Muslimah [CM/NA]