CemerlangMedia.Com — Dalam hidup yang hanya sekali ini banyak orang mencari sensasi untuk menikmati kehidupan, termasuk kegiatan yang memacu adrenalin demi terpuaskan hasrat. Kegiatan yang memacu hasrat dapat dipenuhi salah satunya dengan aktivitas fisik seperti olahraga ekstrem. Olahraga ekstrem merupakan aktivitas fisik dengan risiko dan bahaya yang tinggi. Meski begitu, tetap diminati banyak orang dan untuk melakukan berbagai aktivitas olahraga ekstrem tak jarang harus merogoh kocek dalam.
Biaya tinggi yang dikeluarkan, digunakan untuk perlengkapan, peralatan, biaya akomodasi hingga asuransi. Melakukan olahraga ekstrem bak menantang maut dan bangga ketika berhasil melewatinya meski dengan berbagai kesulitan. Makin sulit makin berdebar kencang dan menjadi topik perbincangan. Namun, bagaimana jika takdir berkata lain? Bukankah hanya akan menjadi kesia-siaan hidup?
Belum lama ini terjadi tragedi tragis kepada turis Jepang yang tewas setelah jatuh ke air dari ketinggian sekitar tiga meter saat bermain flying fish. Insiden maut ini menimpa Kikuchi Satoshi yang tengah berlibur bersama anak dan istrinya di Bali. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wayan Simpen salah satu pemandu PT Bali Coral Dive and Marine Sport di Pantai Tanjung Benoa, peristiwa nahas ini terjadi akibat cuaca mendung dan angin mendadak kencang (20-08-2023).
Sistem saaat ini yang mengedepankan materi sangat memungkinkan tragedi semacam ini terjadi. Keuntungan merupakan hal utama menjadikan hidup manusia hanya alat untuk meraihnya. Makin berkembangnya olahraga ekstrem dengan biaya fantastis menunjukkan bahwa sistem saat ini mementingkan keuntungan dengan berbagai cara termasuk melakukan aktivitas berbahaya secara sadar dan sukarela seperti dalam olahraga ekstrem.
Kehidupan seorang manusia berasal dari satu sel dengan sejumlah proses dan beragam kejadian yang menakjubkan. Proses panjang yang pada akhirnya mengantarkan seorang Ibu melahirkan seorang anak ke dunia untuk kesinambungan kehidupan ras manusia di muka bumi. Lahirnya seorang manusia dari unsur dua tubuh manusia yang jelas berbeda yaitu wanita dan pria, terpisah satu sama lain, merupakan salah satu fakta menakjubkan penciptaan manusia.
Kejadian menakjubkan dalam penciptaan manusia ini sudah sepatutnya dihargai dan disyukuri dengan menjalani kehidupan penuh visi. Bukan hanya memperhitungkan materi tanpa paham esensi. Nyawa seseorang ketika sudah meninggal tidak dapat dikembalikan dengan sejumlah uang. Maka tak layak menyia-nyiakan kehidupan yang berawal sebegitu mengagumkan dengan berbagai tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Setiap manusia harus dididik untuk paham bahwa setiap hembus nafasnya merupakan anugerah berharga sehingga di setiap detik kehidupannya dapat berguna untuk manusia lain, alam semesta, dan kehidupan. Sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan manusia untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia, yakni untuk beribadah kepada Sang Pencipta yaitu Allah Swt.. Maka takkan ada kehidupan yang terbuang percuma apalagi hanya untuk memuaskan diri.
Fatimah Aqila
Bekasi [CM/NA]