Negara berkewajiban untuk menjamin kebutuhan pokok rakyat. Islam mengharamkan pengelolaan sumber daya alam oleh swasta maupun asing. Dengan begitu, negara mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai.
CemerlangMedia.Com — Ekonom Bright Institute Muhammad Andri Perdana menyatakan, masyarakat kelas pekerja tidak punya uang lagi untuk belanja. Ini terlihat dari deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei hingga September 2024. Selain itu, deflasi 0,12% pada September 2024 terjadi di Indonesia berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (04-10-2024).
Deflasi adalah sebuah kondisi penurunan harga barang dan jasa secara terus-menerus. Semestinya, kondisi turunnya harga barang dan jasa merupakan keuntungan bagi konsumen. Namun, lemahnya daya beli masyarakat mengakibatkan permintaan terhadap barang dan jasa menurun. Jika kondisi ini terus terjadi, penurunan produksi terhadap barang dan jasa akan mengakibatkan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).
Di sisi lain, sebagian besar perekonomian Indonesia selama ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Sementara dalam ranah keluarga terjadi pengurangan konsumsi terhadap barang kebutuhan sehari-hari. Penurunan konsumsi rumah tangga terjadi karena sebagian besar anggaran rumah tangga dikeluarkan untuk biaya pendidikan dan kesehatan. Hal ini akan berdampak pada kesejahteraan ibu dan anak.
Perlu diketahui, deflasi terjadi pada harga barang pangan, seperti cabai, telur, daging ayam, tomat dan sebagainya. Jika untuk kebutuhan pokok rumah tangga saja sudah dikurangi, bukan hal yang mustahil jika pengeluaran biaya untuk pendidikan dan kesehatan akan ditekan. Mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan yang tidak sebanding dengan kemampuan daya beli rumah tangga akan mengakibatkan penurunan kualitas pendidikan dan kesehatan pada generasi penerus.
Deflasi yang terjadi sejatinya akibat penerapan sistem kapitalisme. Sistem yang membuka kesempatan luas bagi swasta maupun asing untuk mengelola sumber daya alam, membuat negara tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Rakyat akhirnya berjuang sendiri untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Selain itu, berbagai kebijakan negara yang tidak berpihak kepada rakyat, seperti kebijakan naiknya harga BBM subsidi, naiknya pajak, lemahnya industri, mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan ikut memengaruhi turunnya daya beli masyarakat.
Berbeda dengan sistem kapitalisme, dalam sistem Islam, negara berkewajiban untuk menjamin kebutuhan pokok rakyat. Islam mengharamkan pengelolaan sumber daya alam oleh swasta maupun asing sehingga negara mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai. Sumber pemasukan negara dalam sistem Islam pun sangat banyak, seperti hasil pengelolaan sumber daya alam, zakat, ghanimah, fa’i, jizyah, khajraj, dan sebagainya akan mampu menyejahterakan rakyat.
Selain itu, negara dalam sistem Islam memberikan pendidikan dan kesehatan secara berkualitas dan gratis. Alhasil, daya beli rumah tangga akan meningkat, sebab beban kebutuhan rakyat terpenuhi oleh negara. Negara dengan sistem Islam mampu menjalankan fungsinya dalam melayani rakyat, sebagaimana hadis Rasulullah saw.,
“Imam/khalifah itu laksana penggembala dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, sudah saatnya menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kafah) agar deflasi tidak terulang kembali dan kesejahteraan rakyat bisa terwujud. Wallahu a’lam bisshawwab.
Neni Nurlaelasari
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]