CemerlangMedia.Com — Bagi sebagian kaum muslim, Ramadan kali ini disambut dengan suka cita, tetapi bagi warga Gaza, P4l3stin4 disambut dengan duka nestapa akibat genosida Zi*nis Yahudi sejak Oktober 2023 lalu di jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, korban jiwa hampir mencapai 30.631 orang dan 72.043 lainnya terluka (cnbcindonesia.com, 5-03-2024).
Hari pertama puasa, warga Gaza melaksanakan sahur dan berbuka di tenda-tenda dan reruntuhan bangunan dengan makanan dan minuman seadanya, itu pun kalau ada. Bahkan, sebagian lainnya harus menahan lapar dan dahaga, padahal saat sahur dan berbuka telah tiba. Ditambah pula nyawa mereka terancam dan kematian di depan mata karena terkena gempuran rudal dan roket yang Zi*nis Yahudi lancarkan. Kondisi ini terus dialami warga Gaza sejak kafir penjajah mulai menggencarkan serangannya.
Inilah realita Ramadan di tengah-tengah derita warga Gaza. Kondisi tersebut akan terus berlanjut selama kaum muslim masih terbelenggu dengan konsep negara bangsa atau nasionalisme yang dibuat kafir penjajah sehingga menyebabkan hilangnya kepedulian menolong saudara seiman. Dengan konsep nasionalisme, kaum muslim tersekat-sekat menjadi lebih dari 57 negara yang berkiblat kepada aturan yang dibuat Barat.
Oleh karena itu, wajar jika negeri-negeri yang notabene adalah negeri kaum muslim dan berada di sekitar wilayah P4l3stin4 tidak ada kepedulian untuk menolong saudaranya dari ganasnya Zi*nis Yahudi, padahal dalam Islam, sesama kaum muslim itu seperti satu tubuh. Jika salah satu tubuh kita sakit, tentunya tubuh yang lainnya ikut sakit pula dan tentunya yang sakit itu harus segera diobati agar kondisi tubuh sehat kembali.
Sabda Rasulullah saw, “Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim).
Kita bisa melihat, penguasa di negeri-negeri kaum muslim yang dekat dengan wilayah Gaza seperti tutup mata dengan pembantaian yang dilakukan Zi*nis Yahudi. Penguasa negeri kaum muslim malah masih loyal dan percaya kepada negara-negara Barat, padahal mereka perancang lahirnya entitas penjajah Yahudi dan membuat petaka di dunia Islam. Bahkan, pemimpin negeri muslim menjadi penguasa boneka yang tunduk dan patuh kepada arahan kafir penjajah.
Bukan hanya itu, umat Islam tidak sepenuhnya sadar bahwa segala penderitaan yang dialami kaum muslim di Gaza dan di wilayah lainnya hanya bisa lepas dan memiliki kekuatan mandiri di bawah kepemimpinan Islam, yakni Daulah Khil4f4h. Kebutuhan umat akan institusi ini mutlak diperlukan, apalagi secara syariat mendirikan Dulah Islam adalah fardhu kifayah dan telah menjadi kesepakatan para ulama.
Secara fikih, Daulah Khil4f4h didefinisikan sebagai kepemimpinan umum atas seluruh kaum muslim di dunia untuk menegakkan hukum atau syariat Islam dan mengemban dakwah ke seluruh dunia (Abdul Qadim Zallum, Nidzam al-Hukmi fi al Islam, 2002: 34).
Dengan sistem pemerintah Islam (Daulah Khil4f4h), kaum muslim akan terlindungi dari berbagai ancaman dan penganiayaan. Khalifah (pemimpin dalam pemerintahan Islam) sebagai perisai atau pelindung bagi rakyatnya. Sebagaimana sabda Rasul saw.,
“Sesungguhnya imam/khalifah adalah perisai orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya.” (HR Muslim).
Imam Nawawi juga menjelaskan makna al-Imâm Junnat[un] (imam/khalifah itu laksana perisai), sebagaimana yang dijelaskan dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim. Sabda Rasulullah saw.,
”Al-Imam Junnat[un] yakni seperti al-sitr (pelindung). Ini artinya, karena imam (khalifah) mencegah musuh dari perbuatan mencelakai kaum muslim dan mencegah sesama manusia melakukan kezaliman, memelihara kemurnian ajaran Islam, rakyat berlindung di belakangnya, dan mereka tunduk di bawah kekuasaannya.”
Oleh karena itu, kaum muslim harus berjuang sekuat tenaga untuk menegakkan kembali Kekhilafahan Islam yang pernah berjaya, yang akan melindungi warganya, baik muslim maupun non-muslim dari para pembenci Islam dan kaum munafik.
Siti Aisyah, S.Sos.
(Koordinator Kepenulisan Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok) [CM/NA]