Satu-satunya yang dapat menjadi harapan masa depan adalah kepemimpinan Islam di bawah sistem Islam. Islam mewajibkan penguasa sebagai pengemban amanah dalam mengurusi semua urusan rakyat, bukan menambah penderitaan rakyat dengan memalak rakyatnya dalam membangun negara.
CemerlangMedia.Com — Masyarakat sempat bernapas lega mendengar kenaikan pajak hanya berlaku pada barang mewah saja. Namun, kenyataan pahit ditemui karena faktanya kenaikan pajak itu terjadi atas sejumlah barang dan jasa yang cukup sering diakses, misalnya PPN atas kegiatan membangun dan merenovasi rumah, pembelian kendaraan bekas dari pengusaha penyalur kendaraan bekas, jasa asuransi, pengiriman paket, jasa agen wisata dan perjalanan keagamaan, dan lain sebagainya (03-01-2025).
Meskipun berbagai insentif dan bansos telah pemerintah berikan sebagai bentuk kompensasi atas kenaikan pajak, tetap saja bantuan itu hanya bersifat temporer, sedangkan kehidupan masyarakat terus berlangsung dan pajak terus dibebankan. Walaupun berbagai program bantuan diklaim untuk meringankan beban rakyat, tetapi itu tidaklah sebanding dengan besarnya tarikan pajak yang dikenakan. Kebijakan negara dengan membuat narasi seolah berpihak kepada rakyat, sejatinya abai terhadap kesulitan hidup rakyat. Kebijakan ini menampakkan profil penguasa yang populis otoriter.
Profil kepemimpinan populis otoriter menampakkan diri dengan karakter merakyat, padahal merekalah yang membunuh rakyatnya sendiri dengan kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Kepemimpinan populis otoriter adalah sebuah keniscayaan dari dampak penerapan sistem sekuler demokrasi kapitalisme yang kini menunjukkan boroknya.
Seolah menjanjikan kesejahteraan dengan banyaknya skema bantuan dan subsidi, tetapi nyatanya penderitaan rakyat tidaklah berkurang. Bergantinya pemimpin dari tahun ke tahun tidak menghasilkan perubahan yang besar. Umat seharusnya sadar bahwa ada yang salah dengan sistem kapitalisme ini. Oleh karena itu, bukanlah solusi ketika hanya mengganti pemimpinya, tetapi tidak pada sistemnya karena roda pemerintahan yang digerakkan tidaklah jauh berbeda.
Islam mempunyai kriteria dalam mengangkat seorang pemimpin. Karakter pemimpin yang bertanggung jawab terhadap rakyat secara penuh akan terwujud dalam sistem Islam. Profil pemimpin ideal telah dijelaskan dalam kitab Syahsiah Islamiah Jilid 2 karya Syekh Taqiyuddin an Nabhani, yaitu berkepribadian Islam yang kuat sebagai pemimpin baik akliah (pola pikir) maupun nafsiah (pola sikap), mempunyai ketakwaan kepada Allah sehingga ia punya murakabatullah (merasa selalu diawasi Allah), lembut dan berkasih sayang dengan rakyat, tidak zalim dan otoriter.
Pemimpin seperti itulah yang menjadi dambaan rakyat. Satu-satunya yang dapat menjadi harapan masa depan adalah kepemimpinan Islam di bawah sistem Islam. Islam mewajibkan penguasa sebagai pengemban amanah dalam mengurusi semua urusan rakyat, bukan menambah penderitaan rakyat dengan memalak rakyatnya dalam membangun negara.
Oleh sebab itu, agar terwujud sistem kepemimpinan Islam, dibutuhkan pengemban dakwah yang akan mendakwahkah Islam dan menyadarkan masyarakat untuk kembali kepada Islam sehingga terbentuk pemahaman bahwa Islam dan politik adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ketika cara mengatur negara hanya dengan Islam, maka rida Allah akan tercapai. Wallahualam bissawab.
Heny Era
Bekasi [CM/NA]