CemerlangMedia.Com — Baru-baru ini Presiden Jokowi mengeklaim dan memastikan bahwa stok beras nasional pada posisi aman karena panen raya yang berlangsung di beberapa daerah. Meskipun demikian, klaim tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan Direktur Utama Perum Bulog yang menyatakan bahwa Cina siap untuk memenuhi kebutuhan beras di Indonesia dengan menggelontorkan 1 juta ton beras (12-10-2023).
Dengan kata lain, klaim bahwa Indonesia mendapati surplus beras seolah-olah tak berdampak pada kebijakan impor beras yang biasa dilakukan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pasokan beras di nusantara. Bisa dikatakan surplus ataupun tidak surplus kondisi pasokan beras di Indonesia impor seolah menjadi kebijakan yang mendarah daging dalam pemerintah saat ini.
Dampak dari terus berlangsungnya impor beras sangat terasa pada masyarakat, sebab adanya kebijakan impor ini menjadikan harga beras justru melambung tinggi. Tercatat harga beras medium mengalami lonjakan harga dari Rp13.190 menjadi Rp13.170 per kg, sedangkan harga beras premium yang semula Rp14.890 per kg menjadi Rp14.960 per kg (12-10-2023).
Jika hal yang demikian terus terjadi meskipun dengan kenaikan harga yang tipis, tetap saja akan berdampak pada melonjaknya harga komoditas yang lain. Hal tersebut menjadikan rakyat akan makin sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara. Namun, demikian ini, adalah keniscayaan dalam sistem demokrasi kapitalisme, penguasa hanya berperan sebagai regulator saja yang hanya akan menguntungkan para pemilik modal dan menjadikan rakyat sebagai pundi-pundi rupiah yang akan makin menguntungkan mereka.
Berbeda dengan Islam yang menempatkan penguasa sebagai periayah umat yang bertanggung jawab penuh terhadap individu rakyat, termasuk dalam mengatur stabilitas harga di tengah-tengah masyarakat dan memenuhi kebutuhan pokok rakyat. Dalam Islam, kebutuhan pokok seperti beras adalah bahan makanan yang wajib diberikan penguasa kepada rakyat bahkan secara gratis karena ini merupakan bentuk tanggung jawab negara terhadap rakyatnya. Dengan demikian, rakyat akan sejahtera, hal ini adalah keniscayaan yang hanya akan terjadi dalam sistem Khil4f4h Islamiah. Wallahu a’lam.
Shafiyyah AL Khansa
Kebumen [CM/NA]