CemerlangMedia.Com — Kabel fiber optik di Jakarta kembali memakan korban. Kali ini korbannya seorang ojol dan berakhir dengan meninggal dunia (06-08-2023). Sebelumnya, seorang mahasiswa kecelakaan, lehernya tersangkut kabel fiber optik, sehingga pita suara korban putus dan makan minum menggunakan alat khusus.
Hal ini terjadi berulang kali. Sayangnya, setiap pihak saling lempar tanggung jawab dan saling menyalahkan dalam penyebab kecelakaan tersebut. Semrawutnya pemasangan kabel optik ini adalah bentuk penataan infrastuktur yang tidak rapi.
Saat ini kita dipimpin dengan sistem kapitalisme, yakni sistem yang berorientasi materi sehingga setiap yang dilakukan hanya berdasarkan keuntungan materi semata. Termasuk pengurusan infrastruktur. Alhasil, pemasangan kabel fiber optik hanya meminimalikan biaya, tanpa memperhatikan keselamatan dan kerapian.
Apabila masalah infrastruktur benar-benar dijalankan oleh pemerintah sebagai bentuk pengurusan terhadap umat, maka yang utama diperhatikan adalah keamanan dan kenyamanan masyarakat. Akan dicari metode pemasangan kabel fiber optik yang efisien sehingga masyarakat tetap bisa merasakan manfaatnya. Misalnya melalui jalur bawah tanah atau sebagainya, tentu para ahli yang lebih mengerti.
Selain itu, pemerintah boleh mengambil jasa kepada swasta untuk sarana teknologi ini. Dengan catatan tetap bertanggung jawab penuh apabila ada kecacatan, kecelakaan, bahkan biaya perawatan atau apa saja yang berkaitan dengan teknologi akan ditanggung oleh negara sebagai bentuk pengurusan negara terhadap masyarakat.
Semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi dan pemerintah bisa mengambil tindakan agar infrastruktur yang lain pula tetap bisa dinikmati masyarakat dengan nyaman dan aman.
Rizka Ummu Azka
Banjarmasin, Kalimantan Selatan [CM/NA]
