Dalam Islam, tugas utama seorang perempuan adalah ummun wa rabbatul bait. Sama sekali tidak ada kewajiban mencari nafkah pada pundaknya. Perempuan hanya mendidik anak dan mengatur rumah tangga suaminya, menjadi istri salehah yang taat dan selalu menyenangkan suaminya.
CemerlangMedia.Com — Viral berita pembvnvhan seorang bocah lima tahun inisial APH, di Pantai Cihara, Lebak, Banten. Pelaku seorang perempuan dewasa yang ternyata merupakan orang suruhan. Tersangka tega membvnvh korban karena diiming-imingi sejumlah uang jika berhasil melakukan tugasnya. Motif pembvnvhan dilatarbelakangi utang piutang (22-09-2024).
Sungguh makin miris kondisi moral dan akidah masyarakat saat ini. Nyawa manusia seakan tiada berharga. Mirisnya, para pelaku pembvnvhan banyak dari kaum perempuan yang notabene bergelar seorang ibu. Fitrah perempuan yang selalu memiliki jiwa penuh kasih sayang seakan benar-benar sudah hilang. Ini terlihat dari banyaknya fakta kaum perempuan yang melakukan berbagai tindakan tidak terpuji, bahkan pembvnvhan atau menjadi otak pembvnvhan.
Salah satu penyebab makin banyaknya para perempuan yang menjadi pelaku kriminal adalah karena lemahnya akidah akibat penerapan sistem kapitalisme saat ini. Sistem kufur ini telah menjauhkan peran agama (Islam) dari kehidupan. Masyarakat tidak lagi melibatkan Allah Sang Pencipta dalam mengatur seluruh aspek kehidupan. Akibatnya, kasus kriminalitas makin banyak terjadi di tengah masyarakat, bahkan melibatkan kaum hawa yang seharusnya memiliki sifat belas kasih dan penuh kasih sayang, apalagi terhadap anak-anak yang notabene membutuhkan hal itu.
Impitan ekonomi juga kerap kali menjadi pemicu seseorang bertindak kriminal. Kehidupan yang makin sulit menjadikan sebagian orang bisa melakukan hal-hal keji di luar nalar, seperti menjadi orang suruhan untuk melakukan pembvnvhan. Sungguh miris memang hidup dalam sistem kufur kapitalisme, selain kehidupan yang makin sulit karena negara cenderung abai, juga karena masyarakat dijauhkan dari agamanya sehingga membuat masyarakat cenderung tidak bermoral.
Perempuan yang seharusnya memiliki fitrah kasih sayang justru berubah menjadi monster yang kejam dan menakutkan. Jika sudah begini, bisa dibayangkan nasib para generasi ke depannya. Sebab sejatinya, para perempuan adalah pelopor lahirnya generasi penerus peradaban. Namun jika kaum perempuannya sudah sedemikian rusak, apa yang bisa diharapkan dari generasi yang dilahirkannya?
Dalam sistem hari ini, perempuan kerap kali dieksploitasi. Keberadaanya sering kali dijadikan mesin penggerak ekonomi. Bahkan, para perempuan sudah banyak yang termakan dengan opini sesat tentang kesetaraan gender yang membuat mereka ingin setara dengan laki-laki. Betapa berbahayanya opini-opini yang dihembuskan Barat yang bertujuan untuk membuat kaum perempuan kehilangan fitrahnya, baik sebagai seorang ibu maupun istri. Alhasil, bisa dilihat hari ini, banyak para perempuan yang tidak betah tinggal di rumah dan memilih untuk ikut mencari nafkah sehingga meninggalkan kewajiban mendidik buah hatinya.
Sementara Islam begitu memuliakan kaum perempuan. Dalam Islam, tugas utama seorang perempuan adalah ummun wa rabbatul bait. Sama sekali tidak ada kewajiban mencari nafkah pada pundaknya. Sebab, tugas tersebut ada pada pundak laki-laki. Kewajiban perempuan hanya mendidik anak dan mengatur rumah tangga suaminya, menjadi istri salehah yang taat dan selalu menyenangkan suaminya.
Negara dalam sistem Islam juga akan selalu berusaha menyejahterakan rakyat sehingga tidak ada yang mengalami impitan ekonomi yang berakibat pada tindakan kriminal. Fokus negara adalah bagaimana rakyat hidup sejahtera sehingga setiap kebijakan yang diambil, orientasinya adalah untuk kepentingan rakyat, bukan segelintir orang.
Para perempuan juga akan dibekali dengan ilmu, terutama ilmu agama. Dengan begitu, mereka akan tahu dengan jelas tugas-tugas utamanya dan tidak akan melalaikannya. Mereka hanya akan disibukkan dengan mengurus, mendidik, dan mencurahkan kasih sayang kepada buah hati, dan selalu berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya. Wallahu a’lam
Rina Herlina
Payakumbuh, Sumbar [CM/NA]