CemerlangMedia.Com — Lagi, pelajar menjadi tersangka tindak kriminalitas. Kali ini pelajar berinisial J dari Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan terbukti telah menghabisi satu keluarga yanag terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anaknya. Ditambah lagi dia terbukti berperilaku tidak sen*noh terhadap dua jasad korban. Sungguh memprihatinkan sekaligus menj*jikkan apa yang tersaji di ruang informasi kita ini. Seorang yang katanya dididik, malah berperilaku lebih rendah dari hewan.
Apa yang terjadi di PPU tersebut bukan pertama kalinya, juga bukan satu-satunya yang terjadi di dunia pendidikan negeri ini. Serentetan kisah pelajar yang menjadi pelaku kriminalitas sudah sangat banyak diberitakan. Tentu seharusnya ada evaluasi dan pengkajian serius. Apa yang salah dengan sistem yang dijalankan hari ini.
Pentelaahan serius terkait sistem pendidikan negara kita, tentu akhirnya harus mengakui bahwa sistem pendidikan ini berakar dari nilai-nilai sekularisme, yakni agama dipisahkan dari kehidupan publik. Dengan kata lain, agama dengan segenap aturannya hanya boleh mengatur urusan ibadah individu dan terlarang membawa konsep agama dalam menetapkan kurikulum.
Ini yang menjadi pangkal tidak munculnya ketakwaan dari hasil sistem pendidikan kita sehingga karakter yang tidak merasa perlu bertakwa tumbuh subur. Bisa kita lihat realita hari ini. Betapa banyak yang tidak bisa baca Al-Qur’an, bahkan tidak salat. Banyak yang merasa tidak berdosa untuk membuka aurat, minum minuman keras, bahkan berzina.
Dari sinilah pandangan kita harusnya sama bahwa sistem kehidupan yang berdasar pada sekularisme tidak pernah menghasilkan generasi cemerlang pemimpin peradaban. Sistem kehidupan ini justru menciptakan ribuan out put pendidikan yang tidak berguna karena buruk perilakunya dan minim manfaat untuk masyarakat.
Seharusnya kita mengkaji ulang sistem pendidikan hari ini. Bahkan, tidak hanya sistem pendidikan, tetapi juga sistem bernegara secara keseluruhan yang berbasis dari nilai-nilai sekuler yang terus mencetak generasi yang tidak punya manfaat bagi kemajuan bangsa.
Pada masa tegaknya Kekhalifahan Islam, baik sejak masa Bani Umayyah, Abbasiyah maupun Utsmaniyah, sistem kehidupan termasuk sistem pendidikan di dalamnya, diinstal berbasis akidah Islam. Ini yang membuat negara unggul menjadi adidaya dunia kurang lebih selama 14 abad lamanya. Mereka menjadi pemuda sekelas pemimpin dunia, bahkan tercatat mampu menjadi penakluk Konstantinopel.
Inilah realitas perjalanan peradaban dunia. Tampak bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh sistem yang dijalankan di tengah-tengah mereka. Jika sistem kehidupan Islam dijalankan, hasilnya sebagaimana generasi emas dunia yang terus-menerus lahir dari Khil4f4h Islam. Akan tetapi, jika sistem yang dijalankan adalah sistem sosialisme komunis atau kapitalisme sekuler seperti sekarang, kita sudah bisa menyaksikan faktanya di negara lain, termasuk di negara kita hari ini.
Wallahua a’lam bisshawwab
Faizul Firdaus, S.Si.
Lumajang, Jawa Timur [CM/NA]