Pemuda Tonggak Peradaban, Jauhkan dari Sistem Liberal

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Ketika sistem Islam menjadi aturan sebuah institusi negara, maka pemudanya akan menjadi tonggak peradaban. Pemuda akan dibina dengan sangat baik sesuai dengan tuntunan Islam.

CemerlangMedia.Com — Generasi Z atau Gen Z atau bisa juga disebut sebagai Zilenial adalah generasi yang terlahir pada kisaran tahun 1997—2012. Generasi ini memiliki karakteristik yang lebih bersahabat, seperti dapat menerima perbedaan, peduli terhadap sesama, senang berekspresi, mandiri, bahkan melek teknologi. Hal tersebut menjadi nilai lebih yang dimiliki oleh generasi Z ini.

Apalagi jika kelebihan tersebut bisa digunakan untuk hal-hal positif dan berguna bagi bangsa negara, maka tidak mustahil jika cita-cita negeri ini untuk mewujudkan generasi emas 2045 akan tercapai. Namun, apa jadinya jika Gen Z yang potensial tidak diurus dengan baik dan ditangani secara tepat, negara akan rugi, cita-cita tidak tercapai, bahkan akan menjadi beban.

Di sisi lain, mudahnya Gen Z menerima segala macam informasi dari internet, juga keinginan untuk mengekpresikan diri, maka banyak remaja yang suka flexing atau pamer kekayaan di medsos. Tren yang sedang viral di internet pun cenderung mereka ikuti agar tidak dianggap ketinggalan zaman.

Jika tren tersebut gagal mereka ikuti, akan memicu kecemasan dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Hal inilah yang memicu terjadinya gangguan mental pada mereka. Ketika gangguang tersebut tidak ditangani dengan baik, tentunya akan menimbulkan hal buruk, salah satunya bvnvh diri.

Dilansir dari salah satu situs, remaja Indonesia sedang darurat kesehatan mental. Survei yang dilakukan oleh National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental, yakni setara dengan 15,5 juta remaja. Bahkan, sekitar 2,45 juta remaja terdiagnosis gangguan mental, yang didapat dari penegakan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi kelima (DSM-5) (17-10-2024).

Tidak hanya persoalan mental saja yang dihadapi Gen Z saat ini, tetapi juga beberapa masalah lain, yakni biaya UKT yang makin tinggi, sulitnya mencari kerja sehingga menyebabkan mereka menjadi pengangguran. Di sisi lain, Gen Z terjebak dalam gaya hidup rusak, konsumerisme, Fear of Missing Out (FOMO), You Only Live Once (YOLO) atau menikmati apa yang ada saat ini karena menganggap hidup mereka hanya sekali, dan juga hedonisme. Dengan sistem kapitalisme yang diemban negeri ini, maka tidak heran jika berbagai persoalan remaja kian banyak.

Demokrasi yang digadang-gadang bisa menyelesaikan semua persoalan rakyat, nyatanya gagal. Terlihat dari biaya pendidikan yang seharusnya menjadi tanggungan negara, tetapi justru rakyat yang harus menanggungnya. Kehidupan rakyat yang seharusnya sejahtera, tetapi malah dipersulit negara. Tidak heran jika banyak anak muda yang bermental stroberi, mudah rapuh, tidak memiliki rasa tanggung jawab, serta mudah menyerah. Aturan yang dihasilkannya pun tambal sulam, tidak menuntaskan, dan merusak.

Demokrasi juga menjauhkan Gen Z dari perubahan hakiki. Sebaliknya, makin menjerumuskan mereka pada kehidupan yang materialistis, mendewakan kesenangan, menjunjung kebebasan berperilaku, dan berbuat sesuka hati mereka. Bahkan, tidak adanya filter terhadap arus informasi yang ada di dunia maya membuat Gen Z lebih cepat meniru dan mengikutinya. Oleh karena itu, Gen Z membutuhkan partai yang akan membina secara sahih sehingga mendorong terbentuknya generasi yang berkepribadian Islam, yang akan membela Islam, dan membangun peradaban Islam.

Hanya dengan Islam semua masalah akan terselesaikan karena aturannya berasal dari Allah Swt. Sang Pencipta. Aturan-Nya membawa kemaslahatan hidup bagi ciptaan-Nya. Ketika sistem Islam menjadi aturan sebuah institusi negara, maka pemudanya akan menjadi tonggak peradaban. Pemuda akan dibina dengan sangat baik sesuai dengan tuntunan Islam. Mulai dari belia akan dipahamkan kecintaan mendalam terhadap Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka akan takut mengkhianati Rabb-nya.

Terbukti ketika Rasulullah memimpin, banyak pemuda yang menduduki posisi penting kala itu, seperti Mus’ab bin Umair yang menjadi delegasi Rasulullah ketika diutus ke Madinah. Mus’ab adalah sosok pemuda yang cerdas dan fasih membaca Al-Qur’an. Ia rela meninggalkan kehidupannya yang berkecukupan dan berlimpahan demi Islam. Juga ada Usamah bin Zaid, seorang panglima perang yang ditunjuk Rasulullah ketika usianya masih 18 tahun dan masih banyak lagi pemuda-pemuda tangguh yang mengelilingi Rasul.

Dengan demikian, menjadikan Islam sebagai sistem dalam kehidupan adalah kewajiban sehingga generasi yang saat ini di ambang kerusakan dapat diselamatkan. Sudah saatnya para pemuda dididik dengan benar sesuai aturan Islam dan menjauhkannya dari sistem liberal di bawah institusi Daulah Khil4f4h. Wallahu a’lam bisshawwab

Deny Rahma
Komunitas Setajam Pena [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : [email protected]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *