Rawannya Gangguan Mental Pasca-Pemilu

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

CemerlangMedia.Com — Pemilihan umum (Pemilu) lima tahunan akan segera dilaksanakan. Para calon presiden termasuk para calon legislatif (caleg) terus berkampanye demi mendulang suara. Sayangnya, jumlah kursi yang diperebutkan sangat sedikit dibanding jumlah calon legislatif yang terdaftar. Kegagalan mendapatkan kursi jabatan, berpotensi mengalami gangguan mental.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta diminta menyiapkan layanan konseling maupun fasilitas kesehatan jiwa oleh Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz. Layanan tersebut diperuntukkan bagi calon legislatif (caleg) yang stres akibat gagal terpilih dalam Pemilu 2024 nanti. Menurut Abdul Aziz, belajar dari kondisi pemilu sebelumnya, kecenderungan orang stres meningkat pasca-pemilu (26-01-2024).

Rawannya gangguan mental yang dialami caleg disebabkan rapuhnya mental individu serta mahalnya biaya untuk mendapatkan kursi jabatan. Rapuhnya mental caleg sehingga berpotensi mengalami depresi ketika hasil pemilu tak sesuai harapan. Di sisi lain, jabatan hari ini dianggap dapat menaikkan harga diri dan jalan mendapatkan keuntungan materi. Oleh karena itu, tidak heran, para caleg mengerahkan segala upaya serta rela mengeluarkan biaya mahal.

Kekuatan mental seseorang menentukan sikapnya terhadap hasil pemilihan. Hal ini tidak lepas dari pendidikan yang memengaruhi kekuatan mental seseorang. Pendidikan yang berlandaskan asas sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan), gagal membentuk individu berkepribadian kuat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kasus gangguan mental pasca-pemilu lima tahun lalu.

Berbeda dengan pendidikan dalam sistem Islam yang berasaskan akidah Islam. Sistem pendidikan yang menitikberatkan pada pendidikan karakter menghasilkan individu yang memiliki akidah dan kekuatan mental yang kokoh. Akidah ini melahirkan pemahaman individu tentang qada dan qadar Allah. Pemahaman tersebut menjadikan individu memiliki mental yang kuat ketika harapan tidak sejalan dengan realita. Selain itu, individu memiliki pemahaman bahwa kekuasaan adalah amanah yang besar. Hal ini sebagaimana terdapat dalam sebuah hadis Rasulullah saw..

Suatu hari, Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku (seorang pemimpin)? Lalu, Rasul memukulkan tangannya di bahuku dan bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikannya (dengan sebaik-baiknya).” (HR Muslim).

Dengan demikian, sudah saatnya menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kafah) agar pendidikan mampu menghasilkan individu yang memiliki karakter kuat. Alhasil, rawannya gangguan mental pada caleg bisa dihindari. Wallahu a’lam bisshawwab.

Neni Nurlaelasari
Bekasi, Jawa Barat [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *