CemerlangMedia.Com — Kabar terbaru dari media lokal Goteborgs-Posten bahwa Asosiasi Seks Swedia mengirimkan pendaftaran untuk menjadi anggota Konfederasi Sport Kompetitif Nasional. Penggagasnya adalah seorang pengusaha stip clup di area Jonkoping bernama Dragan Bractic. Kompetisi akan berlangsung selama 6 minggu, dalam 6 jam setiap harinya dengan durasi 45 menit sampai 1 jam.
Faktor-faktor yang menjadi penilaian antara lain skill, chemistry pasangan, level ketahanan atau endurance, dan pengetahuan pasangan tentang seks. Di bawah pengawasan Federasi Seks Swedia, kompetisi akan dimulai 8 Juni dengan mengeksplorasi 16 cabang pertandingan (5/6/2023).
Keputusan ngawur yang diambil negara Swedia sangatlah bertentangan dengan norma agama apapun. Paham kebebasan (liberalisme) yang menuntut negara dan pemerintah melindungi hak individu atau kebebasan individu, yakni rasio manusia sebagai ukurannya. Paham ini telah mendominasi negara-negara di wilayah Eropa karena awal perkembangannya di negara Inggris dan Perancis.
Berbeda dengan hukum agama Islam, dalam melakukan aktivitas seks yang dilakukan suami istri adalah aktivitas yang tak hanya meraih kenikmatan duniawi, tapi ada nilai pahala dari Allah Ta’ala sebagai Sang Pencipta atas manusia, seperti dikutip dalam riwayat Muslim, dari Abu Dzar Al-Ghifari, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hubungan badan antara kalian (dengan isteri atau hamba sahaya kalian) adalah sedekah. Para sahabat lantas ada yang bertanya pada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Oleh karenanya, jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala.”
Islam mengajarkan adab dan tata cara dalam aktivitas seks suami istri, di antaranya berdoa, bercumbu, mandi, dan berwudu, waktu dan tempat serta menutup tubuh. Tubuh tidak boleh benar-benar dibiarkan telanjang, harus diselimuti sesuai hadis:
“Apabila salah seorang di antara kamu mendatangi istrinya, hendaklah jangan langsung telanjang seperti telanjangnya dua ekor keledai.” (HR Ibnu Majah)
Tubuh manusia sangat dijaga kehormatannya dalam Islam, jangankan sampai dilihat sebagai objek penilaian yang akan berimbas sebagai objek tontonan? Jadi, sangat disayangkan apabila aktivitas seks disamakan dengan olahraga. Sebab dalam Islam, seks dilakukan bukan tanpa tujuan, selain karena tujuan seks dilandasi dengan ketaatan kepada Allah Swt. sebagai bentuk penjagaan diri dari perbuatan maksiat agar tidak ‘jajan’ atau mencari kepuasan di luar rumah. Orang yang melakukan seks dalam Islam diawali dengan ikatan yang suci, yakni pernikahan. Bagaimana mungkin aktivitas seks disamakan denga olahraga? Sungguh paham liberalisme dan sekularisme adalah paham rusak yang tak boleh berkembang di bumi Allah khususnya negara-negara Islam.
Sari Chanifatun
Bekasi [CM/NA]
One thought on “Seks Sama dengan Olahraga? Ngawur!”
Sudah ga mampu lagi berfikir, sepertinya.
Yang dipikirkan hanya nafsu hewaninya belaka.