CemerlangMedia.Com — Erman Safar selaku walikota Bukittinggi menyampaikan beberapa upaya yang dilakukan pemerintah Bukittinggi dalam memberikan perlindungan terhadap anak dari berbagai macam bahaya media sosial dan juga penyalahgunaan narkoba, yaitu dengan cara selalu berupaya mengalokasikan penganggaran untuk kegiatan-kegiatan pencegahan. Menurutnya, tujuan dari kegiatan tersebut adalah dengan melakukan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) secara berkala dengan sasaran yang berbeda-beda (12-8-2023).
Indonesia hingga saat ini memang masih dihadapkan pada situasi dan kondisi darurat terkait peredaran narkoba. Ditambah bahaya yang ditimbulkan dari kemajuan sains dan teknologi yang tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Juga keberadaan media sosial yang justru banyak menampilkan tontonan-tontonan yang tidak bermanfaat dan juga tidak mendidik bagi generasi penerus bangsa. Menjadi penyumbang makin maraknya kasus-kasus yang terjadi di tengah masyarakat. Seperti konten-konten pornografi yang mudah diakses makin memperburuk kualitas sumber daya manusia di negeri ini. Hal tersebut makin memicu hadirnya permasalahan baru di tengah masyarakat, seperti pelecehan seksual dan angka kriminalitas yang makin meningkat.
Permasalahan yang kian kompleks ini tentu tidak hadir begitu saja tanpa ada pemicunya. Manusia yang makin jauh dari agamanya dan hanya menganggap agama sekadar simbol di atas kertas merupakan pemicu terbesar kemerosotan moral dari masyarakat saat ini. Juga hadirnya paham sekularisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan yang dihembuskan Barat dan bercokol di benak kaum muslim saat ini adalah problem yang sedang dihadapi oleh manusia di seluruh dunia hari ini. Menurut penganut paham sekularisme tersebut agama memang harus dipisahkan dari kehidupan dan tidak boleh dibiarkan mengatur perilaku hidup manusia.
Paham tersebut menjadi landasan pemikiran bagi penganutnya, di atas dasar itu pula ditentukan arah pemikiran juga pandangan hidupnya. Paham ini jelas rusak, tetapi Barat berusaha menyebar luaskannya ke seluruh penjuru dunia. Dan akidah sekuler ini juga telah diambil oleh sebagian besar penduduk Indonesia, maka tidak heran makin banyak kerusakan yang terjadi dalam kehidupan umat di negeri ini. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah pun sejauh ini tidak membuahkan hasil maksimal karena hanya terpusat pada ranting masalah dan bukan pada akar permasalahan. Semuanya terjadi karena manusia berusaha membuat aturan dan hukum sendiri untuk mengatur kehidupannya. Padahal faktanya manusia itu lemah, maka sudah pasti aturan dan hukum yang dihasilkan pun bersifat lemah.
Sedangkan di dalam Islam, media sosial hanya dipergunakan untuk syiar, yaitu ber amar makruf nahi mungkar, berfungsi menjamin serta mengatur kebebasan dalam berekspresi dan mengemukakan pendapatnya. Islam sama sekali tidak mempunyai pandangan yang anti-mainstream terhadap perkembangan teknologi. Justru Islam begitu mendukung yaitu dengan cara tetap memperhatikan etika agar moral dan akhlak tetap terkawal pada jalur yang benar.
Sejatinya umat muslim paham betul akan adanya hisab atau pertanggungjawaban atas segala hal yang diperbuat selama di dunia. Maka hal tersebut menjadi pengontrol utama dalam mengendalikan perbuatan. Umat Islam menyadari sepenuhnya akan ada akhir di penghujung kehidupan dunia. Hal ini menjadikan manusia menyadari keterbatasan usia yang dimilikinya. Di dalam Islam tolok ukur kehidupan manusia adalah hukum syarak yaitu halal dan haram. Akan ada timbangan baik dan buruk yang menjadi titik penentu nasib manusia di akhirat, berakhir di surga atau neraka.
Dengan demikian, seyogianya setiap manusia dalam bermedia sosial harus memanfaatkannya dengan arif, bijak, juga positif. Hadirkan sebuah kesadaran akan adanya hisab kelak atas apa pun yang kita lakukan selama di dunia, sekalipun dalam bersosial media. Sejatinya aturan dan hukum dalam Islam bersifat komprehensif karena hanya bersumber dari Sang Penguasa kehidupan, yaitu Allah Swt.. Maka dapat dipastikan seluruh aturan tersebut jika diterapkan akan efektif untuk menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada di tengah masyarakat saat ini. Wallahu a’lam
Rina Herlina
Payakumbuh [CM/NA]
