Toleransi atau Mengebiri Ajaran Islam?

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Akidah Islam dengan akidah yang dianut Barat, yaitu sekularisme adalah hal yang sangat berlawanan dan tidak bisa disatukan. Apabila seorang muslim menganut sebagian pemikiran Barat, justru hal tersebut akan mencederai kemurnian akidahnya.

CemerlangMedia.Com — Sejumlah warga Parepare dengan mengatasnamakan Forum Masyarakat Muslim Parepare (FM2P) beberapa kali menggelar demonstrasi. Hal ini dilakukan untuk menolak kelanjutan pembangunan Sekolah Kristen Gamaliel dikarenakan menyalahi aturan pendirian sekolah.

Setelah diguncang kehebohan akibat kedatangan Paus Paulus II yang disambut “lebay” oleh sebagian kaum muslimin atas nama toleransi, sekarang umat Islam kembali menghadapi serangan dari sisi pemikiran dan akidah atas nama intoleransi. Bagaimana tidak, Wahid Institute mengritisi penolakan pendirian Sekolah Kristen Gamaliel di Sulses sebagai tindakan intoleransi yang merusak hak umat beragama lain hanya karena berbeda keyakinan dengan mayoritas orang Indonesia (26-09-2024).

Sungguh miris ketika tuduhan intoleransi dilontarkan oleh sesama kaum muslimin yang notabene satu akidah. Sementara akidah umat Islam adalah satu, yaitu Islam yang mempunyai standar-standar yang sama untuk seluruh umatnya, termasuk bagaimana memandang suatu hal dikatakan toleran ataupun intoleran.

Perbedaan standar tersebut dikarenakan adanya perbedaan pemikiran yang dianut, padahal seharusnya seorang muslim juga mempunyai pemikiran yang islami, yaitu pemikiran yang hanya menggunakan standar dari akidah Islam. Akidah Islam seharusnya melahirkan pemikiran-pemikiran Islam bagi pemeluknya. Pemikiran ini harus kafah atau menyeluruh dalam segala bidang kehidupan.

Apabila seorang muslim tidak menggunakan standar Islam dalam pemikirannya, berarti dia menggunakan standar non-Islam alias pemikiran Barat. Pemikiran Barat yang paling menonjol adalah kebebasan, termasuk di antaranya kebebasan berakidah. Kebebasan berakidah ini pun berbeda dengan kebebasan berakidah dan beragama ala Islam.

Bagaimanapun juga, akidah Islam dengan akidah yang dianut Barat, yaitu sekularisme adalah hal yang sangat berlawanan dan tidak bisa disatukan. Apabila seorang muslim menganut sebagian pemikiran Barat, justru hal tersebut akan mencederai kemurnian akidahnya. Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 208 yang artinya,
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kafah)….”

Bukan hanya status agama yang Islam, tetapi seluruh pemikiran juga harus bersumber dari akidah Islam. Bukan seperti saat ini, banyak kaum muslimin yang mengaku beragama Islam, tetapi tidak berpemikiran Islam alias terpengaruh oleh pemikiran Barat. Bahkan, mengemban pemikiran-pemikiran Barat yang berasal dari akidah sekularisme.

Islam memandang, ahlul kitab boleh melaksanakan syiar rohani yang diperuntukkan untuk pemeluknya serta tertutup di kawasan atau area mereka sendiri. Syiar tersebut tidak boleh bersifat umum dan terbuka. Negara yang berlandaskan Islam tidak pernah memaksakan ahlul kitab atau pemeluk Nasrani untuk masuk Islam. Namun, negara Islam akan melaksanakan sistem pendidikan yang berlandaskan akidah Islam bagi seluruh warga negaranya, termasuk yang non muslim. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk syiar dakwah yang memang wajib dilakukan oleh negara kepada warganya.

Selain tidak pernah memaksakan keyakinan kepada penduduk non muslim, bentuk toleransi dalam Islam adalah kaum agama lain mendapat jaminan kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinannya. Namun, tidak menyiarkan kepada khalayak, melainkan hanya kepada jemaahnya sendiri. Warga non muslim mendapat hak-hak, perlindungan, kesejahteraan, keamanan, dan jaminan kehidupan yang sama sebagaimana warga muslim.

Apabila seorang muslim murtad, negara akan mengingatkan supaya kembali dan apabila tidak bersedia, maka akan dihukum mati. Demikian ketentuan yang harus dijalankan negara sesuai syariat atas penjagaan akidah umat Islam. Hal ini bertentangan sekali dengan toleransi dalam sistem sekularisme, yakni umat Islam secara langsung atau tidak dipaksa tunduk menerima ajaran lain yang sangat bertentangan dengan akidah. Apabila menolak, umat Islam akan disudutkan dengan berbagai skenario intoleransi.

Ratna Mufidah, S.E.
Pemerhati Sosial Keagamaan [CM/NA]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *