Tragedi Makan Bergizi Gratis

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Dalam Islam, negara akan memastikan kesejahteraan ekonomi rakyatnya melalui pengelolaan sumber daya alam serta memastikan distribusi kekayaan yang adil. Tidak hanya itu, pendidikan, kesehatan, dan keamanaan dijamin oleh negara.

CemerlangMedia.Com —  Sungguh miris, kasus keracunan massal terus mewarnai pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di beberapa daerah. Kasus terbaru menimpa pelajar di Kota Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 210 siswa dari TK hingga SMP mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi MBG pada Ahad (11-5-2025) (14-05-2025).

Program yang bertujuan mencegah stunting dan memperbaiki gizi generasi ini sedari awal menjumpai sekelumit persoalan. Keracunan massal yang dialami para siswa mestinya menjadikan pemangku kebijakan segera mengevaluasi program, apakah layak dilanjutkan atau harus dihentikan, mengingat MBG ini sudah menjadi program prioritas pemerintah. Bahkan, efisiensi besar-besaran di berbagai lini dilakukan demi menggolkan program andalan ini.

Optimisme yang agak kurang berempati diterbangkan oleh Presiden Prabowo. Menurutnya, program MBG sudah mencapai keberhasilan dilihat dari jumlah penerima manfaat MBG lebih banyak dibanding yang terdampak keracunan.

Alih-alih mencegah problem serupa terulang kembali, Badan Gizi Nasional malah berencana akan menggandeng para pihak asuransi nasional sebagai bentuk kompensasi. Hal ini tentu bukan solusi jangka panjang, justru disinyalir akan menambah sederet persoalan baru. Jika ini benar dilakukan, besar kemungkinan, porsi MBG akan makin berkurang dan kasus keracunan, besar kemungkinan tetap terjadi.

Niat baik mengatasi stunting dan memperbaiki gizi generasi jelas tidak cukup jika tidak disertai dengan implementasi yang tepat. Perlu ada perencanaan yang matang, pengawasan, serta pengelolaan yang bertanggung jawab.

Namun, segala kekisruhan yang meliputi program MBG ini sejatinya lahir dari kekeliruan sudut pandang dalam melihat akar persoalan yang menimpa generasi. Stunting dan gizi hanyalah persoalan cabang akibat kemiskinan yang mengakar di bumi pertiwi.

Sistem kapitalisme sekularisme meniscayakan kekayaaan hanya berputar di antara segelintir orang. Berbagai aset strategis dari kekayaan alam yang melimpah bebas dimilki oleh siapa pun. Negara hanya memfasilitasi para pengusaha swasta maupun asing untuk mengelola sumber daya alam. Rakyat hanya kebagian remah-remahnya saja, bahkan duka nestapa.

Selama sistem kapitalisme masih eksis, maka problem kemiskinan akan terus dijumpai. Untuk itu, sudah sepatutnya mencari alternatif dan keluar dari persoalan yang ada.

Islam adalah satu-satunya sistem ideal yang mampu mengatasi segala problematika kehidupan, termasuk kemiskinan. Sistem yang lahir dari Sang Maha Pencipta ini terbukti mampu mencetak peradaban gemilang selama kurang lebih empat belas abad lamanya.

Dalam Islam, negara akan memastikan kesejahteraan ekonomi rakyatnya melalui pengelolaan sumber daya alam serta memastikan distribusi kekayaan yang adil. Tidak hanya itu, pendidikan, kesehatan, dan keamanaan dijamin oleh negara.

Dengan demikian, tidak akan dijumpai persoalan stunting dan kekurangan gizi karena negara memastikan kebutuhan rakyatnya terpenuhi. Tidak heran apabila Khalifah Umar bin Abdul Aziz kebingungan, akan dibagikan kepada siapa lagi dana baitulmal yang melimpah.

Seekor singa tidak memangsa domba saking sejahteranya kondisi pada saat itu karena dikelola dan diatur dengan Islam. Adakah umat ini rindu diatur dan hidup di bawah naungan Islam?

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-A’raf: 96).

Wallahu a’lam.

Nurhidayah Gani
Sulsel [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *