Oleh. Eli Ermawati
(Pembelajar)
CemerlangMedia.Com — Circle pertemanan berarti kelompok pertemanan. Pada awalnya memiliki makna meluas tetapi seiring waktu, yang masuk ke dalam circle kita ini menjadi sempit, yakni yang hanya memahami diri kita, yang paling mengerti kita. Dan ternyata circle ini sangat memengaruhi hidup kita hingga membawa persoalan akhirat. Karena dalam persahabatan punya visi supaya saling membersamai. Ada beberapa jenjang dalam pertemanan antara lain:
Zamil, teman yang hanya sekadar kenal saja.
Sahib, teman yang selalu bersama dan membersamai.
Sadiq, teman yang kedekatannya sudah mendalam dan saling percaya satu sama lain.
Rafiq, teman yang dekat bahkan nyawa bisa dikorbankan.
Khalil, teman yang sangat dekat sudah sampai empat mata.
Mencari jalan taat sendirian itu memang lebih leluasa gak ngeribetin banyak orang dan gak juga dibuat ribet orang. Tapi kalau jalannya bersamaan-sama akan bisa saling menguatkan. Sebagaimana Allah Swt. juga menganjurkan kita untuk memperbanyak teman dalam ketaatan, sebab orang-orang saleh itu akan mencari temannya yang belum mereka temui di surga bersamanya. “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (QS At-Taubah: 119)
Sepertinya memang sudah menjadi kebiasaan kalau soal makanan dipilih-pilih dulu, tetapi soal pertemanan asal aja. Sebenarnya berteman dengan siapapun gak jadi masalah sih, yang fatal itu kalo udah menjadikan seseorang sahabat tapi asal-asalan, ya asal si doi pengertian, asyik diajak ngobrolnya, langsung deh dijadikan sahabat.
Rasullullah saw. mengingatkan kita untuk tidak asal pilih dalam pertemanan, “Seseorang itu mengikuti diin (agama, tabiat, akhlak) kawan dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan dekat.” (HR Abu Dawud)
Sudah semestinya kita lebih selektif lagi dalam mencari teman. Memilih teman yang mampu membawa kita pada kebaikan bukan pada keburukan. Oleh karena besarnya pengaruh circle ini, maka jika visinya hanya kesenangan dunia saja, celakalah kita.
Mungkin di antara kita ada yang pernah dibuat kesal oleh teman. Dikit-dikit nasihat, dikit-dikit ceramah, bentar-bentar ngomongin hukum. Sebel, gak asyik, kaya hidup gak boleh seru aja, sampai-sampai memutuskan untuk pergi dan meninggalkannya dan mencari teman lain yang lebih asyik. Namun, pada akhirnya kita akan merasakan kehampaan karena kebahagiaan dunia saja tidak cukup. Dalam circle pertemanan kalau isinya bukan saling mengingatkan dalam ketaatan bisa jadi sebaliknya. Maka benar kata Allah, di akhirat nanti bakal ada teman yang saling menuntut, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS Az-Zukhruf: 67)
Jadi mereka yang bersahabat di atas kemaksiatan kepada Allah Swt. mereka mengira pertemanan mereka akan abadi hingga ke akhirat, padahal mereka akan saling menyalahkan ketika dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah Swt. atas apa yang mereka perbuat.
Lalu Circle yang Bagaimana?
Dalam sabdanya Rasullullah saw. memberikan kriteria sahabat terbaik yaitu sahabat yang akan mengingatkan ketika kita lupa dan membantu ketika kita ingat (HR. Abu Dawud). Oleh karenanya, teman di sini akan membuat kita benar bukan membenarkan kita. Memilih teman yang mampu memandu kita pada kebaikan bukan pada keburukan.
Jadikan circle pertemanan untuk menumbuhkan dan mengembangkan berbagai prestasi hidup di dunia dan akhirat. Layaknya aneka tanaman yang subur. Akan tetapi kita juga harus menghindari circle pertemanan yang toxic. Layaknya tanaman yang tandus. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”
Jadi jangan salah pilih circle, ya! Jika circle pertemananmu saat ini mampu membuat dirimu jadi lebih taat kepada Allah Swt., maka pertahankanlah. Akan tetapi tinggalkanlah atau cukup jadikan zamil saja jika pertemananmu menjerumuskan dirimu pada keburukan bahkan menjauhkan dirimu dari Allah dan Rasul-Nya.
“Supaya engkau mendapat sahabat, hendaklah diri engkau sendiri mampu menyempurnakan diri menjadi seorang sahabat. Hargailah sahabat, mungkin karena dia kita masuk surga.” (Buya Hamka)
Wallahu a’lam bisshawab. [CM/NA]