Oleh: Sari Purnama
CemerlangMedia.Com — Setiap insan mempunyai sifat yang berbeda-beda. Sifat tersebut terkadang bisa berubah-ubah setiap waktu. Begitu pula dengan hati nurani. Kadang hati ini bisa menjadi sehat dan juga kadang sakit, seperti di dalam surah Al-Anfal ayat 49,
“…Dan mereka (orang-orang) yang terdapat penyakit di dalam hatinya berkata, “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya.”….”
Hati ini juga terkadang lunak dan kadang kala bisa menjadi keras. “Kemudian setelah itu, hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (QS Al-Baqarah: 74).
Hati merupakan bagian dari diri manusia yang paling mulia. Hati bisa bersinar dan bisa juga gelap. Jika baik amalan hati, baiklah semua amalan lainnya, begitu pula sebaliknya, demikian Nabi Muhammad saw. berpesan.
Hati yang keras akan sulit menerima hidayah dan kebaikan. “Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allah hatinya untuk menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya (sama dengan orang yang hatinya keras)? Maka kecelakaan yang besar lah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS Az-Zumar: 22).
Tanda-tanda kerasnya hati mulai menggerogoti manusia adalah ketika kita bermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan, seperti menunda salat, menunda untuk bersedekah, beralasan ketika kewajiban untuk menutup aurat tiba, serta meremehkan suatu kemaksiatan, seperti meremehkan dosa-dosa kecil yang jika dilakukan terus-menerus akan menjadi tumpukan dosa.
Tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allah juga salah satu tanda kerasnya hati nurani, padahal janji dan ancaman Allah itu adalah sesuatu yang pasti. Tanda hati yang keras juga bisa dilihat ketika dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an, tetapi hati tidak terpengaruh dan tersentuh, padahal walaupu tidak tahu arti dari Al-Qur’an yang dibacakan, tetapi ketika hati bersih, maka bacaan Al-Qur’an itu akan menembus relung hati kita yang paling dalam.
Hati yang tidak tenang dan selalu merasa gundah gulana, gelisah ketika menghadapi suatu masalah, selalu merasa ‘kemrungsung’, tidak mempunyai pegangan atau solusi yang tepat (solusi Islam) untuk jalan keluarnya. Alih-alih mencari solusi untuk mengurai benang kusut, sesuatu yang dianggap jalan keluar justru menimbulkan permasalahan baru karena solusi yang diambil bukan yang benar menurut Islam
Kemudian juga, makin bertambahnya kemaksiatan yang dilakukan akan membuat hati makin bertambah keras untuk menerima sebuah kebenaran. Alhasil, manusia yang berhati keras tidak akan bisa membedakan atau mengenal mana perbuatan makruf dan mungkar. Semuanya akan dianggap baik sesuai dengan hawa nafsunya.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita juga harus mengetahui apa saja perkara-perkara yang menyebabkan kerasnya hati, seperti banyak tertawa atau bercanda berlebihan. Rasulullah sendiri memiliki kebiasaan tersenyum, bukan tertawa. Sedikitlah tertawa karena banyak tertawa akan mematikan hati.
Terlalu banyak makan juga menjadi salah satu penyebab kerasnya hati. Ketika seseorang banyak makan, maka orang tersebut sudah mengikuti hawa nafsu perutnya, seperti banyaknya konten-konten mukbang. Selain dapat membuat hati menjadi keras, terlalu banyak makan juga bisa membuat orang malas dan mudah terkena penyakit.
Bicara berlebihan yang tidak bermanfaat, melakukan banyak dosa dan maksiat, serta teman atau komunitas (circle) yang buruk sehingga membawa kita makin menjauh dari ketaatan kepada Allah. Allah Swt. dan Rasulullah saw. telah memberi bimbingan agar hati ini menjadi makin lunak dan mudah menerima petunjuk dan kebaikan, yaitu dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an dan merenungi isinya.
Rasulullah bersabda, “Hati ini bisa berkarat seperti berkaratnya besi jika terkena air lalu beliau ditanya: “Apa pembersihnya?” Beliau menjawab, “Banyak mengingat mati dan membaca Al-Qur’an.”
Banyak berzikir karena dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang. Kemudian bergaul dengan kawan yang baik agamanya. Pastikan kita ada di dalam komunitas atau circle yang bisa membawa kita makin lebih baik dan taat kepada Allah Swt., seperti circle yang di dalamnya terdapat orang-orang yang ikhlas mendakwahkan Islam kafah. Mereka akan saling mengingatkan ketika kita melakukan kesalahan atau keluar dari jalur syariat Islam.
Menyayangi anak-anak juga salah satu yang bisa melembutkan hati, terutama anak yatim. Kemudian berdoa kepada Allah karena hanya Allahlah yang menggenggam hati dan yang mampu membolak-balikkan hati manusia.
Berdoalah kepada Allah agar Allah melembutkan hati kita, selalu memberi petunjuk dan kemudahan kepada kita agar lebih taat kepada-Nya, dan dihindarkan dari hati yang keras. Mintalah kepada Allah agar dipertemukan dengan orang-orang yang sama-sama berjuang dalam rangka ketaatan kepada Allah. Semoga Allah memudahkan jalan dan langkah kita untuk menyebarkan Islam kafah ke seluruh penjuru bumi.
Wallahu a’lam bisshawwab [CM/NA]