Oleh: Dwi Hartati
(Siswi SMAN 1 Mentaya Hilir Selatan)
CemerlangMedia.Com — Halo, aku biasa disapa Dwi, tetapi banyak juga yang menyapaku Tati, Iwi, dan masih banyak lagi hehe…. Aku sekarang berumur 17 tahun dan sebentar lagi 18 tahun. Aku mempunyai seorang kakak perempuan.
Aku sekarang masih menduduki bangku SMA kelas XII IPS. Ya, itu jurusan yang aku minati semasa di sekolah. Sebentar lagi ujian praktik sekaligus ujian sekolah akan dilaksanakan.
Oh iya, aku mempunyai teman sebangku yang sangat baik padaku, begitupun juga teman-teman yang lain. Di sini, aku ingin menceritakan awal aku mengenal teman sebangkuku.
Pada Juli 2021, aku menduduki bangku SMA. Inilah awal mula aku mengenal teman sebangkuku, sebut saja Maulidah dan Tety. Awal aku mengenal Tety adalah saat aku dan sepupuku ingin berfoto latar merah untuk dikumpulkan ke sekolah.
Tety yang pertama kali menyapaku, aku pun membalas sapaan dia. Orangnya baik, lucu, dan asyik. Pada saat itu, aku langsung berteman dengan Tety dan ketika pembagian seragam olahraga, aku mengenal Maulidah.
Oh, iya, waktu itu aku duduk sebangku dengan Tety karena aku belum mengenal teman-teman yang lain. Sehabis pembagian seragam olahraga, ternyata seragam Tety salah ukuran.
Aku dan Tety mendatangi kopsis untuk menukar ukuran bajunya. Saat Tety sedang berada di dalam ruang kopsis, aku menunggunya di luar. Di situlah aku mulai mengenal Maulidah. Aku menyapanya dan dia membalas sapaanku, walaupun tidak seperti Tety pada waktu itu.
Maulidah dikenal sedikit cuek, dingin, tetapi dia baik. Pada waktu pembagian buku LKS bahasa Indonesia —karena masih PPKM akibat corona dan masih daring—, kami dianjurkan membayar buku tersebut ke salah satu teman.
Singkat cerita, ada pelajaran penjaskes. Kami diberi tugas untuk membuat video tentang materi yang diberikan oleh pak guru. Aku satu kelompok dengan Maulidah dan sejak saat itu kami mulai dekat dan saling mengenal.
Pada saat PPKM telah selesai, kita sekolah seperti biasa, tetapi tidak full day. Aku duduk dengan Tety, sedangkan Maulidah duduk dengan Abdah. Kami sudah menjadi teman akrab dan bertukar tempat duduk. Namun, pada saat kelas XI, kami tidak bertukar tempat duduk lagi. Kami berteman baik dan sering satu kelompok jika ada tugas yang diberikan oleh guru.
Tidak terasa, kami sekarang sudah kelas XII, artinya sebentar lagi lulus. Kami masih akrab sampai sekarang dan semoga saja akan sampai seterusnya.
Hikmah dari kisahku bersama Tety, Maulidah, dan Abdah adalah bahwa persahabatan bisa tumbuh dari situasi yang sederhana dan tidak terduga. Meskipun awalnya memiliki perbedaan sifat, tetapi dengan waktu dan kesempatan untuk saling mengenal, persahabatan kami berkembang menjadi sesuatu yang berarti dan kokoh.
Hal ini mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang dari kesan awal saja, tetapi memberikan kesempatan untuk lebih mengenal orang tersebut. Selain itu, kisah ini juga menunjukkan pentingnya kesetiaan dan keakraban dalam menjaga hubungan persahabatan selama bertahun-tahun, bahkan dalam situasi yang berubah-ubah karena berbagai hal, seperti pandemi. [CM/NA]