Oleh: Angesti Widadi
CemerlangMedia.Com — PUISI
Riuh ricuh perhelaan debat
Makin memanas terkotak semat
Tak usai bahkan bercerai-berai
Saling melempar adu dan caci
Berteriak atas nama keadilan
Bersuara rakyat terwakilkan
Seakan lupa suatu kepastian
Bahwa semua ini hanya permainan
Permainan menyenangkan bagi tuan
Tuan bertopeng sembunyi di balik pion
Bagai catur berjalan sesuai aturan
Pion menghamba pada uang bertuan
Semua dimainkan atas nama kepentingan
Berjalan sesuai irama yang telah dilantunkan
Sedari awal bukan rakyat yang menjadi tujuan
Rakyat hanyalah ikan pancingan bagi tuan
Kebebasan atas nama demokrasi
Sejak kapankah tercipta di bumi
Demokrasi hanya tipuan belaka
Bak panggung drama jenaka
Tahun demi tahun berjalan bagai kereta
Mengejar sesuatu yang bukan realita
Kereta terus berjalan tanpa menepi
Pada jalan berkelok tiada henti
Rakyat sudah lama tidak bernapas
Bertambah waktu kian menderita
Tercekik dengan segala drama
Drama dicipta tuan tanpa puas
Jerit tangisan sudah menguap
Bersamaan dengan suara yang senyap
Menerka-nerka akhir dari segala drama
Rakyat hanya ingin bernapas dengan lega
Menjalani hidup dengan bahagia
Bercengkerama hangat dengan keluarga
Lenyapkan tuan dan demokrasi
Akhiri napas yang sesak selama ini [CM/NA]