Cerita di Balik Berita Para Calon Kontributor CemerlangMedia.Com

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Rini Sulistiawati

CemerlangMedia.Com — Selasa, 18 Juli 2023 Matahari baru saja memasuki peraduannya, tetapi saya dan 3 anak saya sedang safar, pulang dari Jakarta menuju Bandung. Kami baru selesai menunaikan salat Maghrib setelah travel yang kami tumpangi memasuki salah satu rest area di daerah Cikampek.

30 menit setelah salat di mushola rest area, —waktu itu kurang lebih pukul 18.50 WIB— saya baru menghidupkan ponsel, karena ponsel baru terbangun dari tidurnya yang cukup lama, walhasil aplikasi hijau tak bisa langsung saya buka. Satu persatu saya lihat ratusan pesan masuk. Ada beberapa chat dan panggilan tak terjawab. Dua diantaranya adalah pesan dari teman satu grup di tim menulis kelas opini.

“Assalamualaikum, Mbak, malam ini ada kelas opini. Yuk presensi,” pesan dari Umi Hafidza di Cibinong. Umi Hafidza adalah teman satu tim saya.
Dan satu lagi panggilan masuk dari Mbak Hessy di Bekasi, masih teman satu tim di kelas menulis opini.

Kelas menulis opini CemerlangMedia.Com ada 100 anggota yang terbagi ke dalam 5 kelompok kecil. Satu kelompok kecil ada 20 siswa dan satu mentor.

Melihat pesan dan panggilan tak terjawab ada rasa terselip di hati. Rasa haru, bahagia, dan bangga. Haru karena merasa diperhatikan oleh teman-teman yang lain. Mereka tak mau pintar sendiri dan bisa sendiri, tetapi masih mau mengingatkan teman-teman yang lain untuk ikut mereguk ilmu di kelas menulis ini. Saya bahagia karena betapa ruh jamai’ di kelas ini begitu tinggi. Saya bangga mempunyai teman yang tidak sombong. Teman yang mau mengajak kepada kebaikan.
Empati juga simpati dari teman merupakan support system yang terbaik menurut saya.

Setelah semua pesan masuk, akhirnya saya bisa masuk kelas walaupun terlambat untuk presensi.

Sepanjang perjalanan menuju kampung halaman, saya masih bisa mereguk ilmu menulis di dalam travel yang saya tumpangi.

Ya, hari ini, Selasa, 18 Juli 2023 adalah pertemuan ketiga kelas menulis opini. Setelah semua siswa mengikuti ujian beberapa hari sebelumnya. Kini kami kembali berada di kelas ini.

Tepat pukul 19.21 WIB kelas dibuka oleh sahabat saya di Bogor, Teh Titin namanya. Beliau adalah tim admin CemerlangMedia.Com. Setelah mengucap salam dan membacakan mukadimah, Teh Titin mempersilakan Cikgu Nur Rahmawati (Mbak Rahma) untuk memaparkan materi pertemuan ketiga.

Mbak Rahma sang pemateri alias guru menulis kami adalah orang yang ramah juga memiliki sense of humor yang tinggi. Jadi walaupun kelas menulis ini adalah kelas online, tetapi kami serasa berada di kelas offline. Kelas menulis online ini dilaksanakan di WhatsApp grup, grup yang terkunci dan hanya admin saja yang bisa mengirimkan pesan. Walaupun begitu kelas tetap riuh oleh emoticon love jempol dan seabreg emoticon lainnya setiap pemateri dan admin mengirimkan teks di WhatsApp grup.

Setelah Mbak Rahma mengucap salam kemudian membaca mukadimah. Beliau berkata, “Pertemuan ketiga kelas menulis opini kali ini mengulik poin yang paling penting dalam opini yaitu analisis, poin ini yang menjadi paling krusial untuk bisa memengaruhi pembaca akan ide kita sehingga menerima solusi yang nanti ditawarkan.” 😊

Analisis adalah mengamati aktivitas objek dengan cara mendeskripsikan komposisi objek dan menyusun kembali komponen-komponennya untuk dikaji atau dipelajari secara detail. Jika objek itu berupa persoalan yang terjadi di masyarakat, maka kita harus mencari tahu bagaimana hal tersebut bisa terjadi, mengapa dan apa saja yang membuat hal tersebut terjadi serta dampak yang ditimbulkan.

Demikianlah seteguk demi seteguk ilmu tentang analisis di kelas menulis opini malam ini mampu memenuhi rasa dahaga kami para calon Kontributor CemerlangMedia.Com. Tak lupa mbak Rahma memberikan beberapa contoh tulisan analisis yang telah beliau tulis dan telah dimuat pula di beberapa media.

Di akhir materi, Mbak Rahma mempersilakan para siswa untuk bertanya agar siswa makin memahami materi malam ini. 10 pertanyaan sudah mbrudul memenuhi ruang kelas. Alhamdulillah, seperti biasanya Mbak Rahma menjawab seluruh pertanyaan dengan lugas untuk para penanya yang antusias.

Pukul 20.30 WIB pertemuan ketiga kelas menulis opini pun telah usai. Seperti biasanya mbak Rahma memberikan tanda cinta yaitu tugas disertai deadline. Kami para siswa harus bisa menulis tentang analisis sebuah tulisan opini sesuai tema pelajaran malam ini.

Begitulah belajar yang sesungguhnya. Tak melulu melahap materi, tetapi harus ditelan kemudian diaplikasikan alias materinya dipraktikkan. Bila tak mengerjakan tugas, maka harus siap di-kick out dari kelas.

Ah, tak terasa perjalanan pulang menuju rumah pun tinggal beberapa kilometer lagi. Dan masih ada satu pertemuan lagi di kelas ini, juga ujian akhir yang harus kami tempuh di penghujung pertemuan kelas nanti. Dan hanya pemenang ujian yang akan mengikuti wisuda.

Kalau boleh saya ambil buah manis dari pertemuan malam ini, izinkanlah saya mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah Swt.. Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin.

Allah berikan kemuliaan berupa keistikamahan kepada kami agar tetap berada dalam barisan pejuang, kami berusaha sekuat tenaga untuk tetap Istikamah menegakkan Islam dan menjadi pejuang dakwah lewat tulisan.

Namun, seperti biasanya, dalam perjuangan ada sebagian yang kadang merasa capek kemudian menepi dan sesekali istirahat. Namun, setelah raga kembali pulih, jiwa kembali menyala, kobaran semangat perjuangan kembali menuntun untuk kembali mengarungi samudera dakwah.

Bahkan ada beberapa buah busuk yang rontok. Terkadang, pohon dakwah ini memang harus digoyang dengan kuat agar buah busuk itu rontok dan terpisah dari buah yang baik. Bagian dari eliminasi dan seleksi yang alamiah, yang tetap bertahan adalah mereka yang terpilih dan telah memilih untuk komitmen dalam jemaah dakwah.

Bahan muhasabah bagi saya adalah:
Pertama, ukuran kesuksesan dakwah kita adalah manakala kita mampu melalui seluruh ujian dakwah dan akhirnya mampu melangkahkan kaki kita ke surga bersama segenap keluarga dakwah yang kita cintai. Oleh karena itu, selama masih dalam alam dunia, harus selalu hadir sikap waspada, ada ruh yang selalu mengontrol kehidupan kita, dan tidak mudah puas dengan capaian amal.

Sebaliknya, kita harus tamak dan loba terhadap amal. Setelah satu amal dilakukan, segera untuk merencanakan amal yang lain. Begitu seterusnya. Pendek kata, tidak ada kata istirahat dalam dakwah. Kita hanya akan beristirahat setelah kaki kita memasuki pintu surga, insyaallah.

Kedua, tidak ada dakwah tanpa ujian. Namun yakinlah, tidak ada ujian yang berat, sebab Allah Swt. telah menakar kemampuan hamba-Nya.

Setiap Allah Swt. berikan ujian, maka harus ada keyakinan bahwa Allah Swt. pasti berikan pertolongan dan ujian tersebut mampu atau masih dalam takaran kapasitas yang kita miliki. Dalam hal ini, kita tidak perlu meminta dijauhkan dari ujian, tetapi teruslah memohon agar Allah Swt. selalu berikan pertolongan agar mampu menghadapi dan dimudahkan dalam setiap ujian yang menghadang.

Seberapa besar ujian yang di dalamnya terdapat pertolongan Allah Swt.? Jangan dianggap kecil ujian yang tidak ada pertolongan Allah Swt. di dalamnya. Lagi pula, makin diuji, maka kapasitas diri makin teruji.

Jadi teringat, salah satu hadits,

أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ: أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ . رواه أبو داود

Bahwa Umar bin Al Khathab berkata, “Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para nabi dan orang-orang yang mati syahid (syuhada). Para nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada hari kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah Ta’ala.”

Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Anda akan mengabarkan kepada kami siapakah mereka? Beliau bersabda: “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara mereka dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa bersedih.”

Dan beliau membaca ayat ini: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(HR Abu Daud)

Semoga kita termasuk orang-orang yang ada dalam keterangan hadis tersebut. Bertemu, berkumpul, dan berpisah karena Allah. Bertemu dan berkumpul dalam aktivitas dakwah. Aamiin

Ciparay, Bandung
18 Juli 2023 [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *