Dia, Amanda (Bag 2)

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Oleh. Nur Ramadhani
(Kontributor CemerlangMedia.Com)

“Hidup bukan selalu mengenai cinta. Hidup juga tidak selamanya tentang uang. Namun hidup adalah untuk mendapatkan cinta  Sang Khaliq, dan itu adalah lebih utama melebihi apapun, termasuk cinta kepada makhluknya, dan cinta kepada harta.”

CemerlangMedia.Com — Di sekolah, tidak ada yang menyenangkan baginya. Pelajaran yang menguras energi, membuat otaknya menjadi panas, ditambah tugas-tugas yang siap dibawa pulang ke rumah. Berada di kelas XII IPA 1, yang merupakan kelas terbaik seangkatan, namun tidak bagi Manda, menempati kelas tersebut lebih ke sebuah petaka. Petaka, karena dipertemukan dengan orang-orang yang serius.

Berbeda dengan ketiga temannya yang lain, Desi berada di kelas XII IPS 3 yang mereka sebut kelas buangan, hanya karena hampir seluruh anggota kelas memiliki sifat yang nakal dan usil. Sedangkan Indah berada di kelas XII IPA 3, kumpulan IPA bagian santai. Tetapi, kerap panik ketika melihat kelas IPA lain menghadapi ujian dengan serius.

Sedangkan, Keyla berada di kelas XII IPS 1, kumpulan orang-orang yang gagal masuk jurusan IPA. Di kelas Keyla masih banyak orang-orang yang serius dan ada juga orang yang belajarnya main-main. Keyla merupakan paralel pertama dari jurusan IPS.

Entah dari mana istilah tersebut datang, entah siapa pula pencetusnya, sama seperti pertemuan mereka yang tidak tahu berawal dari mana, sehingga mereka sepakat menjadikan nama huruf depan masing-masing menjadi nama circel, ‘ADIK’. Menjadi satu kata yang ambigu, dan bingung cara mendefinisikannya. Intinya, seperti ‘ADIK’ saudara kandung, begitu juga harapan mereka satu sama lain, menjadikan ikatan pertemanan serasa saudara kandung.

Indah menatap lekat pergerakan Manda dari jauh, ia merindukan pelukan dari Manda. Apa iya pelukannya? Atau justru pelukan uang Manda yang ia rindukan. Indah mendadak tidak nyaman dengan perasaannya. Selama ini, Manda memang tidak pernah perhitungan masalah uang, baginya itu hal yang kecil. Bagi Indah, kehilangan Manda seakan kehilangan bank berjalannya.

Apalagi setelah putus dengan laki-laki yang Indah sebut pacar. Indah merasa hidupnya semakin suram, tidak lagi warna-warni. Dunianya kembali menjadi abu-abu, belajar pun sekadar formalitas belaka. Ingin rasanya Indah menyapa, dan mengutarakan kerinduannya, rindu dengan kebersamaan mereka, rindu dengan loyalnya Manda terhadapnya dan teman-teman lainnya.

Andai saja bisa mengucapkan hal begitu. Tapi, nihil. Setelah Manda lewat, ia malah merasa sakit hati. Jangankan ingin menyapa, Manda malah lewat begitu saja, bahkan tidak menatap Indah, meski hanya menggunakan sebelah mata.

Hari itu, mereka sempat bertemu di kantin sekolah. Keyla yang semangat menyapa malah yang paling tersakiti. Keyla malah kehilangan harapannya, harapan untuk kembali bersama seperti dulu.

Sudah hampir sebulan waktu berjalan. Walau terasa berbeda, tapi dengan mereka terus melangkah, bertahan dengan keegoisan mereka masing-masing. Tidak ada yang berinisiatif untuk meminta maaf duluan.

Keegoisan membuat mereka berpikir dan merasa diri mereka benar. Apalagi Desi, Desi merasa apa yang ia katakan kemarin tidak salah sedikitpun. Menurutnya, Amanda siswa aneh dan tidak normal. Mencintai uang? Yang benar saja. Apa karena saking kelamnya hidup? Tetapi pikiran itu sirna setelah tahu bahwa keluarga Manda sangatlah kaya raya. Desi semakin berpikir keras, ada apa dengan temannya yang satu ini? Apakah memiliki kelainan menurut ilmu psikologi?

Sedangkan Keyla, pemikirannya hampir sama dengan Manda. Keyla juga lebih realistis, hidup bukan selalu mengenai cinta. Hidup juga tidak selamanya tentang uang, tetapi sejatinya hidup akan selalu memerlukan uang. Sayangnya, Keyla termasuk orang yang kurang beruntung dari segi perekonomian. Ia dituntut bisa bekerja dan menjadi wanita yang mandiri serta pekerja keras.

Seperti hari ini, Keyla kembali bekerja menjadi juru parkir setelah pelajaran di sekolah selesai. Amanda menatap dari jauh, sakit sekali rasanya melihat temannya yang begitu semangat bekerja demi mengumpulkan sepeser uang. Sedangkan, dirinya dengan mudah menghamburkan uang yang ia punya.

Amanda pun berniat mengetes kejujuran temannya itu. Dengan sengaja ia melewati Keyla yang sedang menghitung uang hasil kerja kerasnya. Tiba-tiba Amanda menjatuhkan dompetnya tepat di depan Keyla.
“Eh? Kak! Tunggu, dompetnya jatuh!”
Manda tersenyum, ini baru temannya. Selalu jujur dan melakukan kebaikan, meski itu hal kecil.
“Terima kasih.”
“Amanda!” teriak Keyla dan langsung memeluk Manda yang dibalas dengan pelukan Amanda juga. Keduanya hanyut dengan pelukan masing-masing.
“Gue kangen banget sama lo, Manda!”
“Gue lebih kangen dari lo!”
Keduanya tertawa, dan memutuskan duduk bersama di sebuah kafe terdekat.
Tiba-tiba, Keyla dikejutkan dengan hadirnya Indah dan Desi.
Mereka saling berpelukan, terlihat sangat manis. Manda diam-diam tersenyum. Ternyata, menurunkan gengsi bukan sesuatu yang buruk.

Amanda memilih meminta maaf terlebih dahulu, dengan menuliskan sepucuk surat permohonan agar Indah, dan Desi mau datang ke kafe ini.
Dengan begitu, ia tidak perlu kehilangan teman-temannya yang sangat baik.
“Sekali lagi maafin gue, ya. Maaf, gue kasar waktu itu, gue paham seharusnya gue gak ngomong kayak gitu.”
Desi tersenyum, “Maafkan juga ya, maaf telah mengeluarkan kata-kata yang gak bener semua. Gue mudah banget terpancing emosi.”
Indah terkekeh, “Ayo! Berpelukan!!!”

Keyla tertawa, sambil ikut merentangkan kedua tangannya, begitupun dengan yang lain.
“Gue bersyukur banget punya kalian semua!”
“Jangan pergi, dan meninggalkan satu sama lain lagi, ya!”
Mereka sadar, tidak ada suatu masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan kata maaf. Sebuah ucapan yang nampaknya sepele, namun sangat berarti dalam sebuah persahabatan. Begitu pula dengang hidup, tidak selamanya tentang cinta dan uang. Keduanya bisa dijalani secara bersamaan sesuai dengan porsinya.

Namun cinta terhadap Sang Khaliq adalah lebih utama melebihi apapun, termasuk cinta kepada makhluknya, dan cinta kepada harta.
Mereka pun sadar, persahabatan mereka haruslah dibangun dengan keikhlasan, dan mencari keberkahan dari Allah, bukan karena kekayaan yang Amanda punya.

Selesai [CM/NA]

Loading

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *