Islam Melindungi Anak dari Kekerasan

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat !

Facebook
Twitter
Telegram
Pinterest
WhatsApp

Penulis: Wiratmi Anitasari, S.Pd.

Anak merupakan amanah dari Allah Swt. sehingga orang tua mempunyai kewajiban untuk menjalankan perannya dan bertanggung jawab di hadapan Allah Swt. kelak. Sistem pendidikan Islam berbasis akidah menghasilkan generasi tangguh yang siap menjadi pemimpin masa depan dengan dasar keimanan yang kuat.

CemerlangMedia.Com — Anak merupakan anugerah dari Allah Swt. sebagai penerus generasi bagi keluarga maupun peradaban. Maraknya pemberitaan kasus kekerasan anak yang makin meningkat akhir-akhir ini, cukup membuat hati miris. Pasalnya, para pelaku kekerasan justru dari orang-orang terdekatnya, baik anggota keluarga, tetangga, teman, serta orang-orang yang mempunyai ikatan dekat.

Dilansir dari www.kompas.com, pada (14-6-2025), sepasang suami istri melakukan penyiksaan terhadap balita di Riau. Sehari setelahnya, (15-6-2025), ditemukan juga anak berusia tujuh tahun yang tergeletak lemas di lantai Pasar Kebayoran. Diduga, anak tersebut ditelantarkan oleh ayahnya (kumparan.com). Bukan hanya itu, kasus-kasus lain, seperti pencabulan, inses, maupun kekerasan verbal yang dilakukan orang-orang terdekat menunjukkan betapa sulitnya mencari tempat aman dan nyaman bagi anak.

Buah Sistem Kapitalisme

Kasus kekerasan pada anak bukan baru sekali ini terjadi. Namun, jauh seiring berdirinya negara ini, kasus serupa sudah muncul dan pelakunya adalah orang-orang terdekat. Faktor ekonomi merupakan salah satu pemicu yang mendorong tindakan kekerasan terhadap anak. Sulitnya mencari pekerjaan di tengah impitan kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi menjadikan emosi mudah tersulut dan anak menjadi tempat pelampiasan.

Rapuhnya bangunan keluarga sangat berpengaruh dalam pola pengasuhan dan mendidik anak. Begitu banyak orang tua yang tidak paham akan tugas dan perannya sebagai pendidik dan teladan bagi anak-anaknya sehingga bangunan keluarga sebagai tempat teraman dan nyaman bagi anak-anak, tetapi justru sebaliknya yang dirasakan.

Masyarakat sebagai lingkungan tempat anak-anak bersosialisasi, berinteraksi, dan belajar, tidak memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan. Peran masyarakat sebagai kontrol sosial justru menunjukkan sikap individualis dan kurang peduli. Masyarakat cenderung mengambil peran aman dengan tidak melibatkan diri dalam urusan yang berhubungan dengan orang lain sehingga pelaku kekerasan dan kejahatan memungkinkan terjadi di mana saja.

Penerapan sistem sekuler kapitalisme yang diemban negeri saat ini telah menyebabkan kekacauan dan ketidakadilan dalam segala aspek kehidupan. Wajar saja, sebab sistem sekuler kapitalisme dibuat bukan untuk kepentingan rakyat, melainkan untuk kepentingan para penguasa dan pemilik modal. Peraturan dibuat tanpa melibatkan peran Allah Swt. sehingga bukan hal aneh jika perilaku-perilaku yang dihasilkan sistem pendidikan sekuler adalah sifat individualisme, egoisme, termasuk melakukan kekerasan terhadap buah hatinya sendiri.

Undang-Undang Lemah dalam Perlindungan Anak

Undang-Undang Perlindungan Anak sudah lama diterapkan di negeri ini dengan mengalami beberapa kali revisi. Namun, kasus kekerasan fisik pada anak, pelecehan seksual, dan tindakan-tindakan yang mengancam jiwa anak tidak berkurang, bahkan makin bertambah jumlah dan macam kasusnya. Hal ini menunjukkan aturan perundang-undangan yang dibuat belum menyentuh akar permasalahan dan belum mampu memberikan solusi tuntas terhadap penyelesaian kasus-kasus kekerasan anak.

Penerapan hukum yang lemah dan tidak tegas serta tebang pilih dalam menjerat pelaku pelanggaran tampaknya menjadi hal yang biasa di negeri ini. Aparat penegak hukum dalam faktanya sering berlaku tidak adil jika korbannya rakyat kecil. Penerapan sanksi yang ringan tidak membuat jera pelaku kekerasan. Pun, putusan hukum yang bisa diputarbalikkan sesuai kepentingan para kapitalis mengakibatkan makin menjamurnya aksi tindak kekerasan pada anak.

Sistem sekuler kapitalisme telah berhasil memporak-porandakan seluruh elemen kehidupan yang berpijak pada asas manfaat tanpa menghiraukan aturan Allah Swt.. Konsep materialistis yang telah merasuki pemikiran para orang tua mampu mengesampingkan kebutuhan anak-anak akan kasih sayang, pengasuhan, pendidikan pertama digantikan oleh orang lain, dan mengutamakan mengumpulkan materi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Islam Solusi Tuntas

Konsep Islam dalam melindungi anak dari kekerasan sangat berbeda dengan konsep dalam sistem sekuler kapitalisme. Aturan dalam sistem Islam bersumber dari wahyu Allah Swt., yaitu Al-Qur’an dan as-Sunah yang memiliki konsep sempurna dalam melindungi anak dari tindakan kekerasan. Islam mewajibkan orang tua menjaga, memberikan tempat aman, nyaman, dan mendidik anak-anaknya dengan suasana kasih sayang.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 27, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul, dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

Anak merupakan amanah dari Allah Swt. sehingga orang tua mempunyai kewajiban untuk menjalankan perannya dan bertanggung jawab di hadapan Allah Swt. kelak. Sistem pendidikan Islam berbasis akidah menghasilkan generasi tangguh yang siap menjadi pemimpin masa depan dengan dasar keimanan yang kuat. Masing-masing elemen dalam keluarga menjalankan amanah dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, pendidik, dan pengatur rumah tangga dalam kehidupan masyarakat Islam yang kondusif.

Sanksi tegas dalam sistem Islam mampu mengontrol dan mencegah dari perbuatan yang melanggar syariat karena hukuman bagi setiap pelanggaran akan ditentukan sesuai dengan kadar kesalahannya. Pelaku tindakan kekerasan terhadap anak akan diberikan sanksi yang berat dan menjerakan sehingga mampu meminimalkan kasus-kasus serupa.

Begitu sempurna dan adilnya Islam dalam menjaga dan melindungi manusia, termasuk anak-anak. Namun, semua aturan dan sanksi sesuai syariat Islam hanya dapat diterapkan dalam institusi Islam, yaitu Daulah Islamiah. Dengan Daulah Islam, maka Islam dapat diterapkan secara kafah dalam semua aspek kehidupan dan menjadi satu-satunya solusi semua permasalahan umat. Wallahu a’lam bisshawab. [CM/Na]

Disclaimer: Www.CemerlangMedia.Com adalah media independent yang bertujuan menampung karya para penulis untuk ditayangkan setelah diseleksi. CemerlangMedia.Com. tidak bertanggung jawab atas akibat langsung ataupun tidak langsung dari semua teks, gambar, dan segala bentuk grafis atau konten yang disampaikan pembaca atau pengguna di berbagai rubrik yang tersedia di web ini, karena merupakan tanggung jawab penulis atau pengirim tulisan. Tulisan yang dikirim ke CemerlangMedia.Com tidak boleh berbau pornografi, pornoaksi, hoaks, hujatan, ujaran kebencian, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Silakan mengirimkan tulisan anda ke email  : cemerlangmedia13@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *